Uji toksikologi umum Toksisitas

toksikologi umum dan uji toksikologi khusus, uji toksikologi umum meliputi pengujian toksisitas akut, sub kronis dan kronis.

2.2.1. Uji toksikologi umum

2.2.1.1.Toksisitas akut Toksisitas akut merupakan derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi dalam tempo singkat setelah pemberiannya dalam dosis tunggal atau pemberian berulang dalam waktu terbatas umumnya 24 jam. Batasan waktu singkat adalah bisa dalam rentang 24 jam ataupun paling lama adalah 14 hari Hodgson dan Levi 2000. Tujuan utama dilakukan pengujian ini adalah untuk menetapkan potensi ketoksikan akut, yakni kisaran dosis letal atau dosis toksik bahan uji pada satu hewan uji atau lebih. Selain itu pengujian toksisitas akut juga ditujukan untuk menilai bebagai macam gejala klinis yang timbul, adanya efek toksik yang khas dan mekanisme yang memerantarai terjadinya kematian hewan uji Omaye 2004. Jadi, dalam ketoksikan akut, data yang dikumpulkan berupa tolok ukur ketoksikan kuantitatif kisaran dosis letaltoksik dan tolok ukur ketoksikan kualitatif gejala klinis, wujud dan mekanisme efek toksik. Tolok ukur kuantitatif yang sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letaltoksik adalah nilai Lethal dosis 50 LD 50, artinya dosis tunggal sesuatu senyawa yang diperkirakan dapat mematikan atau menimbulkan efek toksik terhadap 50 hewan uji. Data yang di dapat dari pengujian ketoksikan akut dapat sebagai acuan untuk melakukan penelitian dengan jangka waktu yang lebih lama sehingga dapat memprediksi, mendiagnosa dan menentukan treatment yang tepat untuk menanggulangi dampak tersebut. Selain itu data tersebut juga dapat menjadi acuan bagi pemangku kebijakan untuk menentukan regulasi dan bagi peneliti data tersebut dapat digunakan untuk menentukan mekanisme toksisitasnya Omaye 2004. 2.2.1.2. Ketoksikan sub kronis dan kronis Uji ketoksikan sub kronis adalah uji ketoksikan suatu senyawa yang diberikan dengan dosis berulang pada hewan uji tertentu selama jangka waktu kurang lebih 10 dari masa hidup hewan uji, misalnya 3 bulan untuk tikus dan 1 atau 2 tahun untuk anjing. Pengujian sub kronis ini bertujuan untuk menyelidiki efek toksik yang timbul karena pemberian berulang dari zatsenyawabahan tersebut dalam jangka waktu tertentu. Data pengujian sub kronis dapat memberikan informasi berharga mengenai efek kumulatif dari suatu zat pada organ sasaran, toleransi fisiologis dan metabolik pada dosis rendah dalam jangka waktu tertentu Yossa 2008. Sedangkan uji ketoksikan kronis merupakan uji ketoksikan suatu zatbahansenyawa yang diberikan dengan dosis berulang pada hewan uji tertentu selama masa hidup hewan coba atau sekurang-kurangnya sebagian besar dari hidupnya, misal 18 bulan untuk mencit dan 24 bulan untuk tikus Lu 1995, Omaye 2004. Jadi uji toksisitas sub kronis dan akut hanya dibedakan berdasarkan waktunya saja. Kedua pengujian ini utamanya ditujukan untuk mengungkapkan spektrum efek toksik sampel terkait dengan jenis organ yang terkena maupun kekerabatan antara dosis dan spektrum efek toksik. Selain itu, seringkali uji ini juga ditujukan untuk mengevaluasi keterbalikan reversibilitas spektrum efek toksik yang terjadi. Dengan dilakukannya uji ini, memungkinkan terliputnya wujud dan sifat efek toksik yang munculnya lambat dan tidak muncul atau teramati pada uji ketoksikan akut.

2.2.2. Parameter pengamatan