suara yang di keluarkan dari kendaraan itu merupakan suatu kesenangan bagi mereka, namun ada yang merasa kurang nyaman dengan suara kendaraan yang begitu berisik.
Oleh karena itu suara kendaraan tersebut menjadi permasalahan penting dalam kehidupan kita. Kita juga harus memperhatikan beberapa peraturan untuk tingkat
kebisingan dari kendaraan bermotor ini seperti yang tertera dalam peraturan menteri Lingkungan hidup Republik Indonesia dan Standar ISO.
Untuk itu akan dilakukan analisa terhadap knalpot untuk mendapatkan tingkat kebisingan dari knalpot, analisa ini berdasarkan bentuk, dimensi dan materialnya , dan
akan dilakukan simulasi dengan menggunakan software ANSYS. Dan dalam simulasi ini menggunakan metode elemen hingga untuk analisa non struktural. Sehingga
nantinya akan di dapat hasil dari karakteristik kebisingan frekuensi dan karakteristik tingkat kebisingan berdasarkan perubahan dimensi dan putaran.
1.3. Tujuan penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui emisi kebisingan knalpot yang dibuat
dari material AISI Type 304 Stainless Steel dengan menggunakan simulasi metode elemen hingga.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mendapatkan distribusi temperatur sepanjang knalpot. 2.
Mengetahui pengaruh putaran terhadap kebisingan yang terjadi. 3.
Mengetahui pengaruh dimensi terhadap kebisingan yang terjadi. 4.
Mendapatkan kecepatan aliran gas buang sepanjang knalpot.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, diantara nya : 1.
Dapat mengetahui tingkat kebisingan yang dikeluarkan knalpot yang terbuat dari material AISI T 304 Stainless Steel.
2. Memberikan informasi kepada industri.
3. Memberikan informasi untuk digunakan sebagai pengembangan pengetahuan
pada penelitian lanjutan.
1.5 Sistematika Penulisan
Tugas sarjana ini meliputi 5 bab. Bab 1 memuat Latar Belakang Permasalahan, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab 2 berisikan landasan teori yang memuat Konsep Dasar Tentang Bunyi, Hubungan antara Tingkat Daya, Tingkat Intensitas dan Tingkat Tekanan Bunyi, Pengertian
Kebisingan, Propagasi Bunyi, Radiasi Bunyi, Teknik Pengendalian Kebisingan, Kebisingan Knalpot, Material Akustik, Material Stainless Steel sebagai Material
Akustik, dan Metode Elemen Hingga. Bab 3 meliputi Tahap Penelitian, Pengambilan Data Pengukuran, Prosedur Pengambilan Data Pengukuran, Analisa Pembebanan,
Diagram Alir Simulasi, Penentuan Sifat Fisik dan Mekanik dari Material dan Prosedur Simulasi . Bab 4 yang memuat Hasil Simulasi dan Perhitungan Teoriris. Bab 5
merupakan Kesimpulan dan Saran dari tugas sarjana ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Tentang Bunyi
Bunyi adalah hasil getaran sebuah benda. Getaran dari sumber bunyi menggetarkan udara sekitarnya, dan merambat ke segala arah sebagai gelombang longitudinal. Bunyi
secara psikologis, didefenisikan sebagai hasil dari variasi-variasi tekanan di udara yang berlaku pada permukaan gendang telinga mengubah tekanan ini menjadi sinyal-sinyal
elektrik dan diterima otak sebagai bunyi. Bunyi juga dapat didefenisikan sebagai gangguan fisik dalam media yang dapat dideteksi oleh telinga manusia. Pengertian ini
menetapkan kebutuhan akan adanya media yang memiliki tekanan dan elastisitas sebagai media pemindah gelombang bunyi.
Bunyi termasuk gelombang mekanis longitudinal. Gelombang bunyi tersebut dapat dijalarkan didalam benda padat, benda cair, dan gas. Bunyi tidak merambat melalui
ruang hampa udara vakum. Bunyi merambat melalui suatu medium dengan cara memindahkan energi kinetik dari satu molekul lainnya dalam medium tersebut.
Bunyi dapat didengar oleh telinga manusia, apabila mempunyai frekuensi antara 16 Hz sampai 6 kHz. Jangkauan frekuensi ini disebut frekuensi audio audible range.
Frekuensi bunyi dibawah ambang batas pendengaran manusia 16 Hz disebut frekuensi infrasonik. Sedangkan frekuensi diatas ambang batas pendengaran manusia
16 kHz disebut frekuensi ultrasonik.
2.1.1 Perambatan Bunyi
Bunyi hanya dapat merambat melalui medium. Gelombang-gelombang bunyi, jika tidak dirintangi akan menyebar didalam semua arah dari sebuah sumber. Sebagai contoh,
getaran pengeras suara menghasilkan gelombang bunyi di udara. Getaran-getaran pengeras suara menghasilkan variasi tekanan pada udara. Gelombang bunyi di udara
Universitas Sumatera Utara
secara normal adalah getaran dari udara yang memaksa gendang telinga kita untuk bergetar. Akan tetapi, gelombang bunyi juga dapat menjalar ke bahan-bahan lainnya.
Jelas sekali bahwa bunyi tidak dapat berpindah tanpa adanya bahan atau medium perantara. Bunyi memerlukan waktu untuk merambat dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Kecepatan bunyi pada setiap bahan berbeda-beda.
2.1.2 Frekuensi
Frekuensi bunyi dapat didefenisikan sebagai jumlah periode siklus kompresi dan regangan yang muncul dalam satu satuan waktu.[5]
f = 1t 1
dimana : f = Frekuensi Hz t = Waktu detik
Dalam tabel 2.1 berikut dapat dilihat jarak frekuensi yang dapat ditransmisikan dan diterima oleh beberapa sumber dan penerima bunyi
Tabel 2.1 Jarak frekuensi yang ditransmisikan dan diterima oleh sumber dan penerima bunyi.[5]
Sumber Bunyi Jarak Frekuensi Hz
Manusia 85 - 5.000
Anjing 450 - 1080
Kucing 780 - 1520
Piano 30 - 4100
Pitch Musik Standar 440
Terompet 190 - 990
Drum 95 - 180
Kelelawar 10.000 - 120.000
Jangkrik 7.000 - 100.000
Burung Nuri 2.000 - 13.000
Burung Kakak Tua 7.000 - 120.000
Mesin Jet 5 - 50.000
Mobil 15 - 30.000
Universitas Sumatera Utara
Penerima Bunyi Jarak Frekuensi Hz
Manusia 20 - 20.000
Anjing 15 - 50.000
Kucing 60 - 65.000
Kelelawar 1000 - 120.000
Jangkrik 100 - 15.000
Burung Nuri 250 - 21.000
Burung Kakak Tua 150 - 150.000
2.1.3 Kecepatan Perambatan
Bunyi bergerak pada kecepatan berbeda pada tiap media. Pada media gas atau udara, cepat rambat bunyi bergantung pada kerapatan, suhu, dan tekanan. [5]
c = ρ
γ
a
Ρ .
2 atau dalam bentuk sederhannya dapat ditulis :
c = 20,05 T 3
dimana : c = Cepat rambat bunyi ms =
γ Rasio panas spesifik untuk udara = 1.41 Pa = Tekanan atmosfer pascal
ρ = Kerapatan Kgm
3
T = Suhu K Pada media padat bergantung pada modulus elastisitas dan kerapatan.[5]
c = ρ
E
4 dimana : E = Modulus Elastisitas Pascal
ρ = Kerapatan Kgm
3
Universitas Sumatera Utara
Pada media cair bergantung pada modulus bulk dan kerapatan.[5] c =
ρ
K
5 dimana :
K = Modulus bulk ρ = Kerapatan Kgm
3
2.1.4 Panjang Gelombang
Panjang gelombang bunyi dapat didefenisikan sebagai jarak antara dua muka gelombang berfase sama. Hubungan antara panjang gelombang, frekuensi dan cepat
rambat bunyi dapat ditulis.[5]
f c
= λ
6 Dimana :
λ = Panjang gelombang bunyi m c = Cepat rambat bunyi mdet
f = Frekuensi Hz
2.1.5 Intensitas
Intensitas bunyi adalah aliran energi yang dibawa gelombang udara dalam suatu daerah per satuan luas. Intensitas bunyi pada tiap titik dari sumber dinyatakan dengan.[6]
I =
A W
7 Dimana : I = Intensitas bunyi Wm
2
W = Daya akustik Watt A = Luas Area m
2
Ambang batas pendengaran manusia, yaitu nilai minimum intensitas daya bunyi yang dapat dideteksi telinga manusia adalah 10
-6
Wcm
2
. Intensitas maksimum bunyi yang dapat diterima tanpa menyebabkan kerusakkan adalah sekitar 10
-3
Wcm
2
.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Kecepatan Partikel
Radiasi bunyi yang dihasilkan suatu sumber bunyi akan mengelilingi udara sekitarnya. Radiasi bunyi ini akan mendorong dan partikel udara yang dekat dengan permukaan
luar sumber bunyi. Hal ini akan menyebabkan bergeraknya partikel-partikel disekitar radiasi bunyi yang disebut dengan kecepatan partikel.
Hubungan tekanan dengan kecepatan partikel sebagai berikut : [7] V =
c .
ρ
Ρ
8 Dimana : V = Kecepatan partikel mdet
P = Tekanan pascal ρ = Massa jenis bahan kgm
3
c = Kecepatan rambat gelombang mdet Untuk permasalahan solidborne dapat dianalogikan menjadi persamaan
. ρ
σ = c.V 9
Dengan asumsi : 1.
Gelombang yang terjadi di solid adalah gelombang bidang 2.
Persamaan diatas dapat diturunkan menjadi gerak di benda solid 3.
Reaksi medium solid berupa tegangan, sedangkan pada udara berupa tekanan
2.1.7 Tekanan Bunyi dan Tingkat Tekanan Bunyi
Tekanan bunyi adalah variasi tekanan diatas dan dibawah tekanan atmosfer, dalam satuan pascal. Variasi tekanan ini sifatnya periodik, satu variasi tekanan komplit disebut
juga sebagai satu siklus frekuensi. Secara umum persamaan gelombang tekanan bunyi diasumsikan sama dengan persamaan pada gelombang harmonik seperti terlihat pada
gambar 2.1 : [8]
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Gelombang Sinusoidal
t f
P P
o l
. 2
sin π
= 10
Untuk gelombang bunyi yang ditransmisikan dan dipantulkan dipengaruh oleh adanya sudut fasa. Pada gambar 2.2 terjadi ketelambatan gelombang atau gelombang terjadi
melewat titik nol. .
2 sin
1
φ π −
= t
f P
P
o t
11
Gambar 2.2 Gelombang sinus dengan sudut fasa
φ
lag
Pada gambar 2.3 gelombang terjadi lebih awal atau gelombang terjadi sebelum titik nol.
Universitas Sumatera Utara
12
Gambar 2.3 Gelombang sinus dengan sudut fasa
φ
lead
Kemudian diasumsikan adanya sistem getaran satu derajat kebebasan. Sudut fasa berhubungan dengan sistem getaran satu derajat kebebasan.
Gambar 2.4 Sistem getaran satu derajat kebebasan.
Sehingga persamaan untuk tekanan bunyi yang ditransmisikan adalah pada persamaan 13 sedangkan untuk tekanan bunyi yang dipantulkan pada persamaan 14.
. 2
sin
2
x k
t f
P P
a t
− =
π 13
. 2
sin
2
φ π
+ =
t f
P P
o r
Universitas Sumatera Utara
. 2
sin
1
x k
t f
P P
a r
+ =
π 14
Dimana :
l
P = Tekanan bunyi Nm
2
atau Pa
t
P = Tekanan bunyi ditransmisikan Nm
2
atau Pa
r
P = Tekanan bunyi dipantulkan Nm
2
atau Pa
o
P = Amplitudo tekanan bunyi Nm
2
atau Pa f = Frekuensi Hz
2 1
, k k
= Bilangan gelombang pada media 1 dan media 2 =
c f
π
2
x = Jarak dari sumber Tingkat tekanan bunyi didefenisikan dalam persamaan berikut : [9]
Lp = 10 log
2
ref
P t
p dB
15
Dimana : Lp = Tingkat tekanan bunyi Sound Pressure LevelSPL, dB
ref
P = Tekanan bunyi referensi, 2 x 10-
5
Nm
2
untuk bunyi udara p t = Tekanan bunyi, Pa
2.1.8 Tingkatan Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi sangat penting diperhatikan untuk mengetahui radiasi total yang menuju udara oleh sumber bunyi dan untuk mengetahui tekanan bunyi. Intensitas bunyi
tergantung pada posisi dalam daerah persatuan luas dimana gelombangnya bergerak secara pararel. Intensitas bunyi akan bernilai maksimum jika arah gelombangnya tegak
lurus dari sumber bunyi. Hubungan intensitas bunyi, tekanan bunyi, kecepatan bunyi dan kerapatan udara
adalah sebagai berikut :[9] c
I p
mas rms
. .
2
ρ =
16 Dimana :
rms
p = akar tekanan bunyi, Pa
Universitas Sumatera Utara
ρ = Kerapatan udara, Kgm
3
c = kecepatan bunyi di udara, ms Tingkatan intensitas bunyi didefenisikan dalam rumus berikut : [9]
Lt = 10 log
ref
I I
17
Dimana : I = Intensitas bunyi, Wm
2
ref
I = Intensitas referensi, 10
-12
Wm
2
2.1.9 Daya Bunyi dan Tingkatan Daya Bunyi
Daya bunyi adalah daya radiasi sumber bunyi yang menuju ke sekitar udara, dalam satuan watts. Hubungan daya bunyi dengan intensitas bunyi ditulis dalam persamaan
berikut :[6] 4
2
r I
r W
s s
π =
18 Dimana
=
s
W Total daya bunyi, Watts
I
s
= Maksimum intensitas udara pada jarak radius r r = Jarak dari titik tengah akustik sumber bunyi ke permukaan imajiner
sphere, m tingkatan daya bunyi didefenisikan dalam persamaan berikut :[9]
w
L = 10 log WW 19
Dimana :
w
L = Tingkat daya bunyi, dB W = Daya bunyi, Watts
W = Daya bunyi referensi, 10
-12
Watts
Universitas Sumatera Utara
2.2 Hubungan Antara Tingkat Daya, Tingkat Intensitas dan Tingkat Tekanan Bunyi
Intensitas pada suatu ketika berhubungan dengan tekanan bunyi pada titik dalam daerah bebas seperti pada persamaan dengan mengkombinasikan persamaan maka diperoleh
tingkat intensitas bunyi sebagai berikut : [6]
I
L = 10 log
ref
I I
= 10 log
ref
cI P
ρ
2
= 10 log
2 2
ref
P P
+10 log
2 2
ref ref
cI P
ρ
I
L = Lp – 10 log K 20
Dimana : K = konstanta =
400
2
c P
c I
ref ref
ρ ρ
=
Dengan cara yang sama terhadap tingkat tekanan bunyi, maka : Lp = L
I
+ 10 log K 21
Pada kondisi dimana intensitas adalah seragam dalam sebuah daerah S, daya bunyi dan intensitas berhubungan pada persamaan :[6]
W = I.A 22
Selanjutnya hubungan antara tingkat intensitas dan tingkat daya bunyi sebagai berikut: 10 log
12 12
log 10
10 log
10 10
A A
I W
+ =
− −
Lw = L
I
+10 log A 23
Dimana : A = Luas permukaan daerah, m
2
A = 1 m
2
2.2.1 Tingkat Tekanan Suara 2.2.1.1.Tingkat Tekanan Suara dan Tingkat Tekanan Suara Berbobot A
Tingkat kebisingan. Suara adalah gejala dimana partikel-pertikel udara bergetar dan menyebabkan
perubahan-perubahan dalam tekanan udara, intensitasnya dinyatakan sebagai tekanan suara. Energi yang yang diperlukan untuk getaran Pa, tenaga suara dari sumber W.
Universitas Sumatera Utara
Tekanan suara sebesar 20 Pa adalah tekanan suara minimum yang dapat ditangkap oleh telinga manusia, atau tekanan suara refrensi efektif.
Tekanan suara juga diukur dalam decibel dB. Alat-alat ukur tingkat kebisingan menggunakan rangkaian penyesuaian refrensi yang mengassimilasikan kepekaan telinga
manusia terhadap kenyaringan. Karakteristik penyesuaian frekuensi ini adalah seperti terlihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Karakteristik Frekusensi. [3]
Tingkat kenyaringan yang di dapat sesudah penyesuaian frekuensi ini dinamakan ”Tingkat tekanan suara berbobot A tingkat kebisingan”. Dimana tingkat tekanan suara
berbobot A =
2 2
log 10
P P
A
dan tingkat tekanan suara =
2 2
log 10
P P
, dimana :
P = 20 Pa
24
2.2.1.2 Tingkat Tekanan suara Berbobot A yang Sepadan dan Kontinyu
Didefinisikan sebagai
”
tingkat tekanan suara berbobot A dari kebisingan yang fluktuasi selama satu periode waktu T, yang dinyatakan sebagai jumlah energi rata-rata”.
Dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
+ =
− =
∫
10 10
1 2
1 2
2 1
10 10
1 log
10 ,
, 1
log 10
A a
L L
Aeq A
Aeq
n L
dan dt
P P
t t
L
dimana : P = Tekanan suara referensi 20 Pa
P
A
= Tekanan suara berbobot A untuk waktu A dari kebisingan target P
A
. Periode waktu adalah dari t
1
sampai t
2
, jumlah contoh-contoh tekanan suara berbobot A adalah n. Tingkat tekanan suara berbobot A dari kebisingan yang fluktuasi selama satu
periode waktu T dapat dilihat seperti pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Hubungan Tingkat Tekanan Suara dengan Waktu [3]
2.3 Pengertian Kebisingan
Bising noise diartikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan dan dapat merusak pendengaran manusia. Bunyi dinilai sebagai bising sangatlah relatif, suatu contoh
misalnya : bunyi mesin-mesin di pabrik merupakan hal yang biasa bagi operatornya, tetapi tidak demikian pada orang-orang lain disekitarnya. Itu adalah suara yang tidak
diinginkan, suara itu adalah kebisingan. Tetapi hampir semua mesin-mesin yang dihasilkan, baik itu untuk industri maupun pada kendaraan bermotor selalu disertai
dengan kebisingan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Sumber-Sumber Kebisingan
Secara garis besar sumber-sumber kebisingan dapat dibagi atas tiga yaitu :
1. Air Borne sumber udara atau gas
2. Solid Borne Structur Borne Sumber Padatan 3. Fluid Borne Sumber Cairan
Air borne merupakan penyebab kebisingan akibat fenomena turbulen, shock dan pulsasi di dalam media udara atau gas. Solid borne struktur borne adalah fenomena
kebisingan yang terjadi pada benda solid akibat dari impak, medan magnet dan lainnya. Sedangkan fluid borne adalah kebisingan pada fluida yang disebabkan oleh gejala-
gejala turbulen, kavitasi dan pulsasi. Pada sistem teknik mesin, gejala-gejala penyebab kebisingan yang sering timbul
dapat digolongkan atas tiga yaiut : 1.
Mechanical Noise : Kebisingan akibat fenomena mekanikal, antara lain pada roda gigi, impeller, sudu fan ataupun sistem yang terkena beban luar.
2. Electro Noise : Kebisingan akibat fenomena elektro, antara lain pada trafo,
generator dan lainya. 3.
Hydro Noise : Kebisingan akibat fenomena hydro, antar lain aliran turbulen pada instalasi pipa dan lainya.
2.3.2 Efek Pendengaran dan Pengaruh Kebisingan Terhadap Manusia
Pada sistem pendengaran manusia memiliki batas dan reaksi terhadap pendengaran yang berpengaruh terhadap aspek psikologi, fisik dan biologis.
Kebisingan yang terjadi dapat mempengaruhi kemampuan pendengaran manusia, selain itu juga dapat mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dan tingkah lakunya.
Kebisingan yang cukup tinggi lebih dari 70 dB dapat mengakibatkan kegelisahan, kurang enak badan dan gangguan peredaran darah. Kebisingan lebih dari 85 dB dapat
menyebabkan kemunduran serius pada kondisi kesehatan seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Bila tingkat kebisingan melampui tingkat kebisingan yang membahayakan maka harus diambil suatu tindakan pencegahan untuk mereduksi sumber kebisingan. Dan
apabila hal ini berlangsung terus menerus dapat merusak pendengaran yang sifatnya sementara atau permanen. Sayangnya hal ini tidak disadari oleh semua orang, sebab
pengaruh atau efek yang ditimbulkan tidak terjadi saat itu juga, bisa beberapa tahun atau saat memasuki hari tuanya.
Pada sistem pendengaran manusia memiliki batas dan reaksi terhadap penerimaan pendengaran yang berpengaruh terhadap aspek psikologi, fisik dan biologis.
Para peneliti kesehatan menyimpulkan bahwa bising dapat mempengaruhi pendengaran, detak jantung, gangguan tidur dan lain sebagainya.
Telinga manusia memberikan respon berbeda pada tiap frekuensi bunyi yang berbeda. Agar dapat menginterpretasikan respon telinga terhadap sumber bunyi tertentu,
kita harus mengetahui distribusi bunyi disepanjang spektrum frrekuensi. Respon non- linier telinga telah menghasilkan kurva-kurva Fletcher-Munson untuk kenyaringan yang
sama sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.7. Pendengaran normal manusia dapat menerima bunyi dalam jarak frekuensi dari
20 – 20.000 Hz yang disebut juga sebagai batas normal frekuensi pendengaran audible. Dalam jarak ini sendiri, pendengaran manusia lebih peka terhadap frekuensi sedang
dibandingkan pada frekuensi rendah atau tinggi. Pendengaran manusia sangat sensitif pada frekuensi 3000 – 6000 Hz, yang mana
pada jarak ini terdapat takikan kurva yang sangat signifikan karena pada jarak frekuensi tersebut merupakan frekuensi kritis untuk pendengaran manusia.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Kurva Fletcher-Munson [10]
Tingkat tekanan bunyi minimum yang mampu membangkitkan sensasi pendengaran pada telinga penerima disebut ambang kemampuan pendengaran treshold
of hearing. Tingkat tekanan bunyi minimum yang merangsang telinga sampai suatu keadaan dimana rasa tidak nyaman menyebabkan rasa sakit tertentu disebut ambang
rasa sakit treshold of pain. Kurva ambang kemampuan didengar dan ambang rasa sakit yang membatasi daerah sensasi pendengaran dapat dilihat pada gambar 2.8
Gambar 2.8 Kurva ambang kemampuan didengar dan ambang rasa sakit [10]
Universitas Sumatera Utara
Secara umum pengaruh kebisingan pada pendengaran dapat dibagi menjadi tiga kategori 1.
Trauma akustik, yaitu kerusakkan organik yang bersifat cepat pada telinga akibat adanya energi suara yang diluar batas.
2. Kehilangan pendengaran sementara nois-induced tempory treshold shift, yaitu
bila telinga pendengar segera dapat kembali normal setelah terkena bising pada jangka waktu tertentu.
3. Kehilangan pendengaran tetap noise-induced permanent treshold shift, yaitu
bila telinga pendengar tidak dapat kembali normal setelah terkena bising pada jangka waktu tertentu.
Tingkat tekanan bunyi yang diterima oleh pendengar juga bergantung pada jangka waktu penerimaannya. Hubungan antara sumber bunyi, frekuensi, waktu, ambang batas
pendengaran, dan ambang batas sakit dapat dilihat pada gambar 2.9
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9 Sumber Bunyi Umum Pada Frekuensi Dominan Dan Tingkatannya [10]
Pemerintah Indonesia, melalui keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48MENLH111996 tentang baku tingkat kebisingan, membuat aturan
mengenai baku tingkat kebisingan yang diizinkan di Indonesia. Baku tingkat kebisingan ini adalah pada tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2 Baku Tingkat Kebisingan Indonesia [3]
Peruntukkan KawasanLingkungan Kegiatan
Tingkat Kebisingan a. Peruntukkan Kawasan
1.Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
Universitas Sumatera Utara
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus a. Bandara Udara
b. Stasiun Kereta Api 70
c. Pelabuhan Laut 60
d. Cagar Budaya
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah atau sejenisnya 55
Berbagai nilai umum untuk tingkatan tekanan bunyi SPL, bunyi tipikalnya, serta penampakkan subjektifnya dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Tingkat Bising Umum [10]
Tingkat Tekanan
Bunyi dBA
Bunyi Tipikal Penampakkan Subjektif
150 Pemaparan singkat dapat
140 Pesawat jet yang take off
menyebabkan gangguan pendengaran
130 Tembakkan artileri
Ambang batas sakit 120
Sirene pada 100 ft, petir, sonic boom Menulikan telinga
110 Akselerasi sepeda motor, band hard rock
Ambang batas ketidaknyamanan
100 Kereta api bawah tanah, jalan raya yang
Sangat ribut, percakapan, sangat sulit ; diperlukan Penutup
telinga untuk kesehatan ribut, mesin pemotong rumput
90 Pabrik yang sibuk, truck tak berknalpot,
peluit kereta api, bor palu tangan pneumatik 80
Percetakkan, kantor yang sibuk, kebanyakkan Ribut, harus keras berbicara
agar bisa didengar pabrik
70 Bising jalan raya, mesin tik, kereta api barang
pada 100 ft. 60
Rumah yang bising, lobby hotel, restoran, Percakapan normal dapat
didengar dengan mudah percakapan normal
50 kantor umum, rumah sakit, bank, jalanan
yang lengang 40
Kantor pribadi, rumah yang sunyi Sunyi
30 Percakapan rahasia
20 Bisikan
Sangat sunyi 10
Nafas manusia Ambang batas pendengaran
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan tabel 2.4 memberikan hubungan tingkat tekanan bunyi dan tekanan bunyi serta situasi tipikalnya
Tabel 2.4 Spektrum Kebisingan Akustik [9]
Wilayah Kebisingan
Lp, decibels
Tekanan Bunyi Tipikal Situasi
Nm
2
Atm. lbin
2
Kerusakkan Fisik
200 2 x 10
5
2.03 29,4
200 yd dari peluncuran misil
180 2 x 10
4
2.03 x 10
-1
2.94 Ketulian instan
160 2 x 102
2.03 x 10
-2
2.94 x 10
-1
Ambang batas kerusakkan fisik
Rasa sakit pada
telinga 140
2 x 10
2
2.03 x 10
-3
2.94 x 10
-2
Ambang batas rasa sakit, peluncuran pesawat jet
120 20
2.03 x 10
-4
2.94 x 10
-3
Guntur 100
2 2.03 x 10
-5
2.94 x 10
-4
Pabrik mesin berat Daerah
Gangguan 80
2 x 10
-1
2.03 x 10
-6
2.94 x 10
-5
Pabrik umumnya 60
2 x 10
-2
2.03 x 10
-7
2.94 x 10
-6
Pabrik kecil 40
2 x 10
-3
2.03 x 10
-8
2.94 x 10
-7
Percakapan, Perumahan 20
2 x 10
-4
2.03 x 10
-9
2.94 x 10
-8
Bisikan, gesekan daun 2 x 10
-5
2.03 x 10
-10
2.94 x 10
-9
Ambang batas pendengaran
2.4 Propagasi Bunyi