masalah yang tabu untuk dibicarakan, walaupun banyak media yang telah memfasilitasi tentang pendidikan seks. Mu’tadin,2002
Budaya seks tabu mempengaruhi pandangan sabahagian kalangan yang menganggap segala hal yang berbau seks, tabu untuk dikemukakan di depan
publik dan pada akhirnya dianggap menjurus pada pornografi sehingga harus dilarang. He-Man , 2006.
Perbedaan persepsi seperti ini dapat terjadi karena nilai, sikap dan pengalaman seseorang terhadap seksualitas serta norma yang ada di lingkungan
tempat tinggal dapat menyebabkan perbedaan ini bisa muncul. Darwinsyah, 2003
1.2 Tujuan Penelitian
. Berdasarkan uraian diatas peneliti menunjukkan bahwa pendidikan seks
bagi remaja melalui peran orang tua sangat dibutuhkan. oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui “Sikap dan Tindakan Ibu Tentang Pemberian Pendidikan Seks
Pada Remaja Putri di Desa Tanjung Selamat Deli Serdang tahun 2008”
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Sikap dan Tindakan Ibu Tentang Pemberian Pendidikan Seks Pada Remaja Putri di Desa Tanjung Selamat Deli Serdang tahun
2008”. 1.2.2
Tujuan Khusus
1. Mengidentiifkasi sikap ibu tentang pemberian pendidikan seks pada
remaja putrinya.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengidentifikasi tindakan ibu tentang pemberian pendidikan seks pada
remaja putrinya. .
1.3 Pertanyaan Penelitian
Bagaimana sikap dan tindakan orang tua terhadap pendidikan seks bagi remaja di Desa Tanjung Selamat Deli Serdang tahun 2008.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi pada orang tua mengenai arti pentingnya
pendidikan seks bagi remaja. 2.
Manfaat bagi tenaga kesehatan yaitu sebagai bahan masukan bagi pendidikan kesehatan mengenai arti penting pendidikan seksual diberikan
pada remaja. 3.
Sebagai sumber informasi dan data dasar bagi peneliti selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Newcomb dikutip dari Notoatmodjo, 2003 ahli psikologi sosial
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan “pre-disposisi”
tindakan atau perilaku. Sikap ini masih merupakan sikap tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka.
Menurut Allport dikutip dari Notoatmodjo, 2003 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :
a. Kepercayaan keyakinan , ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak trend behavior .
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude . Sikap juga terdiri dari beberapa tingkatan , yakni:
a. Menerima Receiving . Menerima diartikan bahwa orang subjek mau
dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek .
Universitas Sumatera Utara
b. Merespon Responding . Memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai Valuing . Menghargai orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab Responsible . Bertanggung jawab terhadap sesuatu
yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Notoatmodjo, 2003
2.2 Tindakan Practice