b. Merespon Responding . Memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai Valuing . Menghargai orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab Responsible . Bertanggung jawab terhadap sesuatu
yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Notoatmodjo, 2003
2.2 Tindakan Practice
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan Overt Behavior . Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas serta dukungan. Menurut Notoatmodjo, tindakan mempunyai beberapa tindakan,
yaitu : a. Persepsi Perception
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
b. Respon Terpimpin Guided Respons
Universitas Sumatera Utara
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.
c. Mekanisme Mechanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. d. Adaptasi Adaptation
Adaptasi suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi
kebenaran tindakannya. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, bulan, atau yang lalu. Pengkuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
2.3 Orang Tua
Orang tua tidak dapat dipisahkan dari ikatan keluarga yang mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam pendidikan anak terutama pendidikan
seks. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat prilaku intepersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam kondisi dan situasi tertentu
Effendy, 1998 Berbicara tentang seks dianggap sebagai hal yang tabu. Anak-anak tidak
memiliki pilihan lain kecuali mempelajari seks yang sering dilakukan dengan cara tidak sehat. Seperti yang dikatakan Kinsley dikutip dari Gupte “ketika orang tua
.
Universitas Sumatera Utara
merasa mereka harus memberi tahu tentang seks , anak mulia berfikir mengapa seks merupakan hal yang bersifat rahasia. Keingintahuan anak dan
ketertarikannya semakin meningkat. Dia mulai berfikir bahwa ada sesuatu yang memalukan pada tubuhnya atau anak ingin mendapat jawabannya dari teman-
temannya. Hasil akhirnya biasanya buruk.” Gupte, 2004 Pendidikan seksual adalah pertama-tama tugas orang tua. Tugas itu
mereka tunaikan dalam keluarga mereka adalah tempat yang paling penting dari pendidikan seksual. Abineno, 2002 . Dalam arti tertentu kita dapat kita ketahui
bahwa masa depan anak-anak, khususnya dibidang seksual bergantung pada pendidikan dalam keluarga mereka.
Menurut Djiwandono 2001
Orang tua khususnya ibu sebagai sahabat yang baik, mesti gembira dengan keterbukaan anak. Cerita polosnya tentang rasa tertarik pada lawan jenis, pertanda
bahwa ia percaya ibunya layak mendengarkan perasaannya. Dari sini besar peluang menyampaikan pesan-pesan mendidik. Suasana ini harus dipertahankan
setidaknya sebagai salah satu petunjuk bahwa ia masih dipercaya oleh buah hatinya. Kekeliruan menanggapi ungkapan perasaan remaja dapat mengubah
suasana saling percaya menjadi suasana saling berprasangka buruk, ibu mengemukakan bahwa pendidikan seks
bukanlah tanggung jawab guru atau para pemuka agama, tetapi adalah tanggung jawab orang tua. Orang tua diharapkan bisa membantu anak-anaknya agar dapat
berkembang menjadi seorang pria atau wanita yang matang, beriman, dan mampu menyesuaikan diri dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
menyangka anak telah salah melangkah dan anak tidak menganggap ibu tidak lagi mau mengerti perasaannya. Ibu bukan dianggap sahabatnya. Fuad, 2007.
Jika para orang tua dapat secara arif dan bijaksana menyikapi permasalahan yang dialami oleh remaja dan lingkungan sekitarnya terhadap
masalah seks, arti seks itu sendiri akan berubah menjadi sangat indah dan berarti bagi kelangsungan hidup manusia. Dianawati,2006
Oleh karena itu orang tua perlu memberikan informasi tentang seks dengan cara mendiskusikan perkembangan fisik anak tanpa rasa malu sehingga
anak dapat menerima setiap bagian tubuhnya dan setiap fase pertumbuhannya secara wajar, menjadikan anak merasa bangga akan seksnya sendiri dan
membantu anak menghargai sifat dan kapasitas lawan jenisnya. Orang tua harus memberikan informasi yang jelas dan terbuka kapan saja, sampai si anak mengerti
apa yang dimaksud. Cara seperti itu akan menghilangkan segan dalam dirinya. Lebih baik dari orang tuanya pendidikan seks itu diketahui dari pada si anak
mendapatkannya dari pendapat atau hayalan sendiri, teman, buku-buku atau film porno yang kini dijual bebas. Dianawati, 2006
2.4 Remaja