Fakor Yang Mempengaruhi Sikap dan Tindakan Ibu Dalam Bimbingan dan Kiat Dalam Memberikan Pendidikan Seks

2.5.3 Fakor Yang Mempengaruhi Sikap dan Tindakan Ibu Dalam

Pendidikan Seks. 1. Pengetahuan Menurut Sarwono, banyak orang tua yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan anak-anak remaja mereka. Selain sikap orang tua yang masih belum terbuka tentang seks, sehubungan dengan masih kuatnya hal tabu sehubungan dengan masalah seks, orang tua juga seringkali kurang paham perihal masalah pendidikan seks. Pengetahuan yang terbatas itulah yang menyebabkan orang tua kurang dapat berfungsi sebagai sumber dalam pendidikan seks. 2. Pengalaman Orang tua akan merasa canggung untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan seks dikarenakan pada saat mereka berada pada usia seperti anak mereka, kata-kata seks tidak pernah dibicarakan di rumah. Djiwandono,2001 3. Nilai dan budaya Pada masyarakat timur, membicarakan masalah seks secara terbuka merupakan masalah tabu dan sakral apalagi orang tua, karena pengungkapan secara terbuka dianggap menjatuhkanmencoreng masyarakat didaerah itu dan dapat dianggap mengajari anak-anak berperilaku seks. 4. Agama Universitas Sumatera Utara Dalam pandangan islam berlaku aturan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya. Aturan ini bisa dilihat dalam hadist riwayat Ahmad yang menyatakan bahwa seorang laki-laki dan seorang perempuan yang belum memiliki hubungan yang sah sebagai suami istri tidak boleh berada pada suatu tempat yang sunyi tanpa seorang pendamping yang memiliki hubungan dengan perempuan tersebut karena dikhawatirkan akan melakukan perilaku seks bebas Al-Gifari . Pendidikan seks perspektif islam mengarahkan pada pengendalian diri. Bekal iman dan tsaqafah yang memadai, kesadaran akan misi hidup dapat membangun pribadi muslim yang kokoh. Sepanjang langkah penuh kesadaran bahwa ada pertanggungjawaban yang harus dipikul, baik dunia dan akhirat. Islam mengatur naluri-naluri maupun kebutuhan jasmani manusia secara manusiawi. Fuady, 2007

2.5.4 Bimbingan dan Kiat Dalam Memberikan Pendidikan Seks

Pendidikan yang terbaik adalah orang tua anak itu sendiri, termasuk dalam pemberian pendidikan seksual. Membicarakan masalah seks adalah hal yang sifatnya sangat pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orang tua dengan anak. Hal ini lebih mudah diciptakan antara ibu dan ank perempuannya atau ayah dengan anak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan antara orang tua dengan anak yang berlawanan jenis kelaminnya. Dalam memberikan pendidikan seks pada anak, jangan ditunggu-tunggu sampai anak bertanya mengenai seks melainkan diberikan dengan terencana Universitas Sumatera Utara sesuai dengan keadaan dan kebutuhan si anak. Sebaiknya pada anak menjelang remaja dimana proses kematangan seks mulai timbul Gunarsa, 1995. Pertanyaan yang diajukan oleh anak mengambarkan berapa besar keingintahuannya tentang seks dan mereka memerlukan jawaban yang jujur dan segera dari orang tua. Dan orang tua perlu mendengarkan setiap pertanyaan yang diajukan dengan cermat sehingga dapat memberikan jawaban yang tepat tanpa menimbulkan keraguankebingungan pada anak. Dalam pendidikan seks perlu ditanamkan nilai agama dan moral karena seks merupakan anugerah Tuhan untuk meneruskan keturunan, penjelasan ini penting diberikan agar anak-anak sadar dan bertanggung jawab dalam kehidupan seksualnya Djiwandono, 2001 a. Cara penyampaiannya wajar dan sederhana, jangan terlalu ragu-ragu, Menurut Gunarsa 1993, beberapa hal yang penting dalam memberikan pendidikan seksual yang perlu diperhatikan adalah : b. Isi uraian harus objektif, namun jangan menerangkan yang tidak benar seolah- olah betujuan agar anak tidak bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol. c. Dangkal atau mendalamnya uraian disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan anak. d. Pendidikan seks diberikan secara pribadi karena luas sempitnya pengetahuan dan kecepatan tahap perkembangan tidak sama pada tiap anak. Universitas Sumatera Utara e. Pendidikan seksual perlu diulang-uang dan perlu untuk mngetahui seberapa jauh pengertian baru dapat diserap oleh anak dan perlu reinforcement apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuan.

2.5.5 Pendidikan seks di Sekolah

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh 1 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

6 57 130

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Melalui Media Cetak (Leaflet) dan Media Elektronik (Video) Terhadap di SMA N 1 Bagan Sinembah

2 62 157

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Risiko Kehamilan Remaja di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

2 38 69

Hubungan Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Mengenai Keputihan Di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah Deli Serdang Tahun 2008

0 30 48

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja Dalam Menghadapi Seks Bebas di Desa Petuaran Hilir Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

0 20 93

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Seks Pranikah di SMK Bisnis Manajemen Persatuan Amal Bakti III Medan Estate Tahun 2010

41 141 87

Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan Minyak Goreng Berulang Kali di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Tahun 2010

15 122 125

Komunikasi Antar Pribadi Ibu Dan Remaja Putri Terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Remaja Putri terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri di SMU Sultan Iskandar Muda

1 45 92

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DENGAN TINDAKAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA (Studi di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember)

0 3 21

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DENGAN TINDAKAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA (Studi di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember)

0 6 21