Produksi Perusahaan .1 Uraian Proses Produksi

1. Menjamin bahwa kebijakan Mutu, Lingkungan, K3, Visi Misi, Tata Nilai, Paradigma, Strategy, RSPO diterapkan di seluruh karyawan di bagian Pengolahan. 2. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja , peralatan dan bahan kimia yang diperlukan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP dan penjabarannya sesuai ke RKO. 3. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan sesuai dengan prosedur mutu, instruksi kerja melaksanakannya sesuai dengan Prosedur K3 dan efesiensi supaya produktifitas dapat tercapai. 4. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses pengolahan seperti produksi, tenaga kerja, peralatan,bahan kimia yang digunakan. 5. Mengidentifikasikan semua kegiatan yang yang mampu telusur yang berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada final produk digudang. h. Tugas dan Tanggung Jawab Papam Perwira Pengaman 1. Melakukan tugas pengamanan produksi dan areal di unit usaha kebun Sarang Giting. 2. Mengatur tugas pengawalan saat gajian dan pembayaran bonus dan THR. 3. Melakukan koordinasi pengamanan dengan pihak pengamanan eksternal TNI POLRI. 4.3 Produksi Perusahaan 4.3.1 Uraian Proses Produksi Proses produksi pada tanaman pertanian apalagi tanaman perkebunan tidak hanya mengenai cara eksploitasi pemanenan hasil tanaman. Proses produksi disini dilihat dari sejak awal penanaman, pemeliharaan, sampai eksploitasi. Setiap fase tersebut mempunyai arti penting dalam memperoleh hasil produksi yang maksimal.

1. Penanaman

Dalam perkebunan hal ini lebih dikenal dengan pelaksanaan tanaman ulang TU. Dimana ditanam tanaman baru untuk menggantikan tanaman yang sudah tidak produktif lagi. Hal yang paling penting dalam penanaman karet adalah bibitbahan tanam, dalam hal ini bahan tanam yang baik adalah yang berasal dari tanaman karet okulasi. Di perkebunan Universitas Sumatera Utara Sarang Giting tanaman-tanaman yang kurang produktif pada umumnya diremajakan dengan klon karet unggul PB 260. Seleksi bibit untuk memperoleh bahan tanam yang memeliki sifat- sifat umum yang baik antara lain : berproduksi tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan hama dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Persiapan bahan tanam dilakukan paling tidak 1,5 tahun sebelum penanaman. Dalam hal bahan tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah root stoct, entresbatang atas budwood, dan okulasi grafting pada penyiapan bahan tanam. Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar. Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan hasil tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman. Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blok-blok, penataan jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan. Dalam mempersiapkan lahan pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain : pemberantasan alang-alang dan gulma lainnya serta penanaman kacangan penutup tanah Legume Cover Crops = LCC. Penanaman kacangan penutup tanah ini dilakukan sebelum bibit karet mulai ditanam dengan tujuan untuk menghindari kemungkinan erosi, memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah, mengurangi pengupan air, serta untuk membatasi pertumbuhan gulma. Universitas Sumatera Utara

2. Pemeliharaan Tanaman

Pada umumnya pemeliharaan pada TM Tanaman Menghasilkan dan lahan TBM Tanaman Belum Menghasilkan. Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman. Pengendalian gulma Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan TBM maupun tanaman sudah menghasilkan TM harus bebas dari gulma seperti alang-alang, mekania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Program pemupukan Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Aplikasi pupuk untuk TM dilaksanakan 1x setahun. Pupuk yang diberikan adalah pupuk karet lengkap efektif tersedia Pukalet. Dosis pupuk untuk karet berdasarkan rekomendasi oleh Pusat Penelitian Karet Puslit Karet. Pemberantasan Penyakit Tanaman Penyakit karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di perkebunan karet. Kerugian yang ditimbulkannya berupa penurunan hasil produksi akibat kerusakan tanaman. a. Jamur Akar Putih Rigidoporus microporus Cara untuk mengobatinya adalah dengan menggunakan jenis fungisida bayleton. b. Kekeringan Alur Sadap Tapping Panel Dryness, Brown Bast Penyakit ini disebabkan oleh penyadapan yang terlalu sering, terlebih jika disertai dengan penggunaan bahan perangsang lateks ethrel yang berlebihan. Menghindari penyadapan yang terlalu sering dan mengurangi pemakaian Ethrel dan Pengendalian dengan menggunakan NoBB. Universitas Sumatera Utara c. Rayap • Merusak kulit dan jaringan kayu pada pangkal batang dan akar. • Diberantas dengan insektisida 0,5 – 1,5 cc pohon dilarutkan dalam 1 – 2 liter air. Dapat juga diberantas dengan insektisida lain dengan dosis 2 – 5 cc pohon yang dilarutkan dalam 1 – 2 liter air. Dan pemeliharaan lain yang harus diperhatikan adalah pemeliharaan jalan, pemeliharaan saluran air, pemeliharaan teras dan benteng, penyiangan gawangan, dongkel anak kayu, pemberantasan lalang, pemberantasan lalang sporadis, penanganan terhadap pohon tumbang dan patah, penanganan pohon yang patah batang dan cabang sempal.

3. Eksploitasi Penyadapan

Eksploitasi tanaman karet merupakan sistem pengambilan latek yang mengikuti aturan-aturan tertentu dengan tujuan memperoleh produksi tinggi, secara ekonomis menguntungkan dan berkesinambungan dengan memperhatikan kesehatan tanaman. Saat ini dikenal dua system eksploitasi yaitu konvensional dan stimulansia. Tujuan dari penyadapan tanaman adalah untuk mendapatkan produksi karet kering yang optimal dari setiap pohon, dimana kulitnya disadap secara teratur menurut norma yang telah ditentukan. Penyadapan dimulai pada saat bidang sadap sudah kelihatan oleh penyadap biasanya jam 6 pagi. Dan penyadapan diharapkan dapat selesai sebelum jam 10 pagi, agar diperoleh hasil lateks yang maksimal. Pengumpulan lateks umumnya dipungut mulai jam 12.00 kecuali bila hari hujan atau setelahnya. Proses pengumpulan umumnya dimulai dari pohon yang pertama disadap, lalu ke pohon yang kedua dan seterusnya hingga pohon yang terakhir disadap. Lateks dan scrap yang dikumpul dari ancak tersebut dan kompo yang dikumpul dari ancak yang kemarin disadap dibawa dan dikumpulkan ke Tempat Pengumpulan Hasil TPH. Lateks, kompo dan scrap ditimbang secara terpisah. Sebelum penimbangan, lateks dari setiap Universitas Sumatera Utara penyadap disaring lebih dahulu menggunakan saringanayapan, tujuannya untuk mengeluarkan lump dan daun-daunan yang ada pada blong. Setelah semua lateks penyadap ditimbang dan dimasukkan ke dalam tangki, diberi larutan amoniak NH 3 sesuai dosis anjuran dari pabrik, lalu diaduk hingga merata. Pengangkutan hasil dari TPH ke Pabrik harus dilengkapi dengan Surat Pengantar Lateks PB 39 dan Surat Pengantar Kompo dan Scrap PB 40.

4. Tap Inspeksi Karet

Tap inspeksi merupakan pemeriksaan terhadap seluruh proses penyadapan dengan memberikan tandanilai kesalahan sesuai norma yang ditetapkan. Tujuannya adalah mendapatkan mutu sadapan sesuai sistem sadap dan pemakaian kulit sesuai norma. Pemeriksaan Tap Inspeksi dilaksanakan terhadap pohon yang baik pertumbuhannya, urutan pohon diambil secara random.

5. Proses Lateks di Pabrik

 Penerimaan lateks Setelah lateks tiba di pabrik, lateks ditimbang brutotarra untuk mengetahui jumlah lateks yang diterima setiap hari atau diukur dicolok menggunakan stick mistar. Skala volume di alat ukur tersebut telah dikalibrasi disesuaikan dengan kapasitas volume LTT. Setelah tangki penerimaan diisi sesuai dengan kebutuhan dilakukan analisa ulang KKK kadar karet kering dan NH 3 campuran lateks, guna menentukan penambahan air untuk pengenceran lateks dan pembubuhan formic acid untuk penggumpalan pada proses pengolahan selanjutnya.  Proses pengenceran lateks Universitas Sumatera Utara Proses pengenceran lateks kebun dilakukan di bak penerimaan sehingga KKK menjadi 13 - 15 . Banyaknya air yang ditambahkan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : V = A x R R S − Dimana : V = volume yang diperlukan untuk pengenceran. A = volume lateks sebelum diencerkan. S = KKK lateks sebelum diencerkan. R = KKK pengenceran yang dikehendaki.  Penggumpalan Setelah lateks kebun diencerkan kemudian dialirkan ke bak koagulasi yang bersih, sehingga bak koagulasi berisi kira-kira 500-650 liter. Untuk pembekuan lateks dilakukan pembubuhan formic acid asam semut 2,0-2,5 dengan dosis 10-20 liter600 liter lateks yang sudah diencerkan. Setelah lateks membeku menjadi koagulum, pada bak ditambahkan air sampai melebihi permukaan koagulum. Hal ini berguna untuk mencegah melekatnya koagulum pada sekat dan bak dan juga berguna untuk mencegah proses oksidasi yang dapat mengakibatkan warna permukaan koagulum menjadi biru keungu-unguan. Bila penggumpalan telah sempurna, dalam arti kata keasaman koagulum telah sesuai untuk digiling biasanya dibutuhkan waktu 2 sd 4 jam sejak penambahan asam, plat dicabut dengan hati-hati, kemudian koagulum dimasukkan ke talang peluncuran.  Penggilingan Lembaran koagulum dimasukkan ke penggilingan pertama dan selanjutnya secara otomatis lembaran akan bergerak memasuki penggilingan hingga kepada penggilingan terakhir printer yang diberi patron alur-alur. Jarak antara gilingan dan putaran permenit Universitas Sumatera Utara rpm diatur sedemikian agar ketebalan lembaran sheet yang keluar menjadi 2 sd 3 mm dan untuk mencegah koyaknya lembaran selama penggilingan. Tujuan penggilingan :  Mengeluarkan sebagian air sehingga mempercepat proses penggilingan.  Memperluas permukaan sheet dengan menipiskan dan memberi kembang print sehingga pengeringan lebih cepat pada ruang asap.  Menyeragamkan mutu warna dan tebal.  Proses Penirisan Setelah sheet digiling dan jatuh ke dalam bak pencucian, untuk menghilangkan sisa serum, kemudian setiap lembaran digantungkan pada bambu yang akan digantungkan ke rak penjemuran. Sebelum digunakan bambu dan rak penjemuran harus benar-benar dalam keadaan bersih. Dari sampiran bambu, lembaran sheet disusun ke lori kecil 456 sheetlori atau lori besar 684 sheetlori. Pengisian rak dimulai dari bagian atas menuju bawah agar tetesan air dari sheet bagian atas tidak membasahi sheet dibawahnya. Setelah rak penjemuran penuh, rak dibiarkan di udara terbuka selama 2- 4 jam agar air menetes, kemudian dimasukkan ke ruang pengasapan. Tidak dibenarkan sheet terlalu lama berhubungan dengan udara, sebab dapat menimbulkan oksidasi yang menyebabkan terbentuknya noda karat rustiness pada sheet kering.  Proses Pengasapan Pengasapan dan pengeringan sheet berlangsung selama 5 lima hari pada temperatur, jumlah asap serta besar ventilasi yang berbeda untuk setiap hari pengeringan dengan pengaturan sebagai berikut : 1 Hari I pertama Merupakan tahap pengasapan dengan temperatur 40 o C - 45 o C. Kayu yang dipakai adalah kayu basah, agar diperoleh asap yang banyak, karena pada tahap awal dibutuhkan Universitas Sumatera Utara sheet dapat menyerap asap sebanyak mungkin. Di hari pertama ini, ventilasi dibuka penuh. Ventilasi pada hari pertama diperlukan secukupnya agar air yang menetes dan menguap tidak mengembun pada ruang asap sehingga infeksi oleh mikroba dapat di cegah. Pada tahap ini bila temperatur rendah akan menyebabkan noda karat pada sheet, dan bila temperatur terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung udara blister dan dapat terjadi pemuaian sehingga panjang dan tebal sheet tidak seragam. 2 Hari II kedua Temperatur 45 o C – 50 o C. Ventilasi dan jumlah asap setengah hari pertama. Pada tahap ini telah dimulai proses penguapan air dari sheet dan juga masih terjadi proses penyerapan asap. 3 Hari III ketiga Temperatur 50 o C - 55 o C. Ventilasi dan jumlah asap seperempat dari hari pertama. Pada tahap ini dominan merupakan proses penguapan air dari bagian dalam sheet, sedangkan proses penyerapan asap tinggal sedikit. Tahap ini disebut tahap pengeringan. 4 Hari IV keempat Temperatur 55 o C – 60 o C. Ventilasi dan jumlah asap sepertiga dari hari pertama. 5 Hari V kelima Temperatur 60 o C. Ventilasi tertutup  Sortasi Sortasi adalah proses penentuan grade mutu RSS yang dihasilkan. Penentuan mutu RSS ditentukan secara visual, yaitu berdasarkan jumlah kapang, keseragaman warna, noda oleh benda asing kebersihan, gelembung udara dan kekeringannya. RSS digolongkan dalam 2 mutu dan 1 mutu hasil sampingan berupa cutting, yaitu : 1 RSS-I Lembaran sheet : o Harus bersih, kekar, baik keadaannya dan tidak mengandung cacat. Universitas Sumatera Utara o Noda-noda kecil dan gelembung udara sebesar kepala jarum, jika letaknya tersebar diperbolehkan. o Tidak dibenarkan adanya sheet yang berbintik-bintik, bergaris-garis karena oksidasi, lembek, mengalami pemanasan tinggi, karena matang, terlampau lama diasap, buram dan hangus. o Tidak dibenarkan bahan yang berwarna karat, pembungkus kotor serta benda-benda lainnya. 2 RSS-III Lembaran sheet : o Mutu harus kering, bersih kekar, baik keadaannya dan tidak mengandung cacat dan melepuh. o Adanya sedikit cacat warna, gelembung-gelembung udara kecil dan noda- noda kecil yang berasal dari kulit kayu dalam jumlah tertentu sampai batas tertentu masih diperbolehkan. o Tidak dibenarkan adanya sheet yang berbintik-bintik atau bergaris-garis akibat oksidasi, lembek, mengalami pemanasan tinggi, kurang matang, terlampau lama diasap, buram dan hangus. o Pasir, pembungkus kotor dan segala benda-benda lainnya tidak diperbolehkan. 3 Cutting Adanya guntingan-guntingan yang cukup baik yang berasal dari RSS-I, dan RSS-III tidak mengandung karet mentah atau kurang matang undercured dan tidak lebih dari 15 cm.  Pengepakan lose bale LB Universitas Sumatera Utara o Lembaran yang telah dilipat dimasukkan disusun ke papan cetakan kotak empat persegi yang berukuran PxLxT = 50x50x50 cm. Setelah peti penuh, diatasnya diletakkan papan empat persegi, kemudian ditekan ± 5 menit. o Kemudian papan cetakan dilepas dan bandela bersama dengan beberapa lembar pembungkusnya ditimbang seberat ± 113 kg. Lalu bandela tanpa lembaran pembungkus dipress dengan electric automatic hidraulic press yang bertekanan 500 lbinc 2 . Sebelum dipress, bagian atas dan bawah bandela diberi talk powder agar bandela tidak lengket pada papan press. o Hasil pressan ini dibiarkan selama 12-16 jam, dimana papan pressan atas dan bawah dalam keadaan terkunci.  Penyimpanan o Bandela yang sudah dicoating, ditimbun dan disusun diatas lantai papan yang dilapisi plat alumunium dan ditaburi talk powder. o Bandela disusun sesuai dengan nomor urut agar dapat dimonitor setiap hari. o Bandela ditempatkan sesuai posisi sehingga tandamerk dapat dengan mudah dibaca. o Jarak bandela dengan dinding gudang 80 cm, dan dibuat papan penahan ukuran 1 inc. o Jarak bandela dengan bandela lain pada baris kedua dan seterusnya = 10 cm. o Jarak kelompok tumpukan dengan tumpukan lain = 50 cm. Produksi adalah aktivitas yang dapat diukur dalam satuan yang jelas, baik secara kuantitas maupun kualitas. Produksi merupakan tolak ukur terakhir dari seluruh kegiatan di Afdeling, sebab bila tidak ada produksi atau pencapaian produksi rendah, dapat dikatakan usaha tidak berjalan sesuai target yang ditetapkan. Perolehan produksi perkebunan tergantung pada sumber daya alam tanah dan Universitas Sumatera Utara iklim, sumber daya manusia tenaga pekerja, teknologi manajemen, keterampilan skill, manajerial. 1. Lahan Tanah dalam usaha pertanian merupakan faktor penting dan tidak dapat diabaikan baik dari segi kualitas atau pun kuantitasnya. Dimana faktor kesuburan lahan dan luas lahan yang lebar akan memaksimalkan produksi pertanian. Pentingnnya kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan karena akan saling melengkapi. Demikian pula halnya di PTPN III Sarang Giting, dimana lahan yang dimiliki setiap tahunnya akan berubah tergantung situasi dan rencana perusahaan, terutama dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Perubahan yang terjadi pada perkebunan ini biasanya terjadi karena adanya usaha penanaman ulang untuk mengganti tanaman yang produktivitasnya rendah. 2. Tenaga Kerja Untuk mengelola dan menjalankan aktivitas sebuah perusahaan maka sumber daya manusia sebagai tenaga kerja menjadi faktor utama dalam pengoperasian sebuah perusahaan. Kebun Sarang Giting secara keseluruhan mempunyai tenaga kerja berjumlah 732 Orang yang terdiri dari 11 orang karyawan pimpinan, 720 Orang karyawan pelaksana dan 1 orang tenaga honor Papam. Jumlah ini termasuk para mudin pengurus-pengurus Mesjid, pengurus Gereja, pemanen sawit, dan para guru- guru di sekolah milik kebun. 3. Teknologi yang digunakan Selain faktor-faktor mendasar yang harus digunakan, perusahaan juga menggunakan faktor- faktor lain untuk meningkatkan produksi perusahaan. Pusat penelitian milik perkebunan baik yang di pusat atau pun di dekat kebun terus meningkatkan inovasi dalam menciptakan bahan tambahan guna merangsang produksi yang lebih baik. Dalam hal ini perusahaan mengunakan bahan-bahan kimia seperti pupuk, herbisida, stimulansia ethrel bahan perangsang lateks dan bahan kimia lainnya serta teknologi yang terus dikembangkan penggunaanya. Pupuk yang digunakan adalah jenis Urea, ZA, TSP, RP, Kiesrite, MOP untuk jenis tanaman yang belum menghasilkan. Dan untuk jenis tanaman Universitas Sumatera Utara karet yang telah menghasilkan digunakan pupuk jenis Urea, ZA, RP, NPK 14,10,16,2 +TE Pukalet Extra, NPK 13,6,23,2 +TE Pukalet, PHE. Bahan perangsang latek yang biasa dipakai adalah yang berbahan aktif ethephon dengan merek dagang ethrel. Pemberian Stimulansia Ethrel mengakibatkan tertundanya proses penyumbatan pembuluh lateks, sehingga waktu menetes lateks lebih lama dan jumlah lateks diperoleh akan lebih banyak. • Untuk sadap bidang bawah diberikan Stimulansia GEA 2,5. Dosisnya ± 0,5 ccpohon. Cara aplikasi Stimulansia GEA adalah :  Scrap ditarik perlahan dan digantungkan di talang sebagai kontrol.  GEA dioleskan memakai kuas agar merata pada bidang sadap sesuai dosis untuk setiap pohon. • Untuk sadap bidang atas diberikan Stimulansia SES 2,5. Dosisnya ± 0.5 ccpohon. Cara aplikasi Stimulansia SES adalah:  Kulit dikerok selebar ± 10 cm dan dalamnya kerokan sampai kulit pasir.  Pelumasan SES dilakukan secara merata dan tipis memakai kuas sesuai dosis untuk setiap pohon. 4. Faktor Lingkungan Pada hampir semua jenis usaha tani faktor lingkungan terutama iklim memberikan pengaruh yang cukup besar dalam produktivitas pertanian. Misalnya saja faktor curah hujan. Curah hujan yang tinggi di daerah studi berhubungan erat dengan frekuensi hari hujan yang sering terjadi. Frekuensi hari hujan yang semakin sering terjadi dalam siklus musim berakibat semakin rendahnya rata-rata frekuensi penyinaran matahari. di samping itu juga mengakibatkan semakin tingginya rata-rata kelembaban udara. dan rata-rata kecepatan angin yang datang per bulannya. Kecepatan angin yang tinggi cenderung meningkatkan jumlah kerusakan tanaman karet bentuk patah batang ataupun tumbang. Kondisi iklim yang bercurah hujan tinggi juga akan mempengaruhi produktivitas karyawan perkebunan, karena kondisi penyadapan yang kurang mendukung. Keadaan ini juga akan mempengaruhi kualitas dari hasil perkebunan. Universitas Sumatera Utara Berikut adalah tabel perubahan komposisi penggunaan faktor-faktor produksi setiap bulannya selama tahun 2008 sampai 2010. Tahun Bulan Produksi Kg Lahan Ha Tenaga Kerja Orang Ethrel Kg Curah Hujan mm 2008 Januari 313330 2045.5 782 478.54 22 Februari 252382 2045.5 781 112.28 Maret 175747 2045.5 780 216 April 144459 2045.5 776 136 Mei 245178 2045.5 774 253.32 172 Juni 254401 2045.5 772 467.98 151 Juli 273630 2045.5 768 538.86 158 Agustus 262114 2045.5 758 440.78 152 Oktober 274959 2045.5 756 487.56 297 September 248420 2045.5 756 472.25 191 November 325524 2045.5 755 479.84 201 Desember 377824 2045.5 753 491.23 169 2009 Januari 348988 1713.2 734 429.3 90 Februari 248989 1713.2 753 344.75 122 Maret 225708 1713.2 749 176 April 193175 1713.2 738 260 Mei 247844 1713.2 737 158.28 232 Juni 265737 1713.2 733 369.22 20 Juli 283101 1713.2 728 389.1 137 Agustus 267640 1713.2 719 369.98 156 September 236185 1713.2 711 398.88 271 Oktober 304900 1713.2 710 430.62 264 November 258173 1713.2 709 406.45 327 Desember 283348 1713.2 710 405.95 145 2010 Januari 256833 1478.2 713 145 Februari 209504 1478.2 713 9 Maret 132829 1478.2 710 138 April 133457 1478.2 707 130.68 84 Mei 161173 1478.2 701 285 79 Juni 187656 1478.2 698 360 227 Universitas Sumatera Utara Juli 203415 1478.2 696 282.98 226 Agustus 195871 1478.2 690 286.52 185 September 172724 1478.2 690 332.84 175 Oktober 239122 1478.2 688 227.06 276 November 235517 1478.2 686 359.63 387 Desember 256602 1478.2 685 255.98 241

4.4 Pembahasan