Pengertian Aktivitas Jasmani Aktivitas Jasmani
76
masuk sekolah sebagian anak mengalami gangguan keseimbangan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah.
Untuk anak sekolah dasar utamanya kelas atas pertumbuhan fisik akan cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja
yang pertumbuhannya begitu cepat. Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berfikir usia 7
– 12 tahun, dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan
konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang lebih konkret. Anak menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah-masalah yang
aktual, anak mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kini anak mampu berfikir
logis meski masih terbatas situasi. Untuk berkomunikasi pun siswa kelas atas sekolah dasar sudah mulai baik, dalam menyampaikan pendapat atau
berkomunikasi dengan guru di sekolah. Anak mempunyai kemampuan dalam memahami dan mengintepretasikan komunikasi lisan dan tulisan.
Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Anak belajar bagaimana berbicara
dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bertambahnya kosa kata yang berasal dari berbagai sumber
menyebabkan semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki. Anak mulai menyadari bahwa komunikasi yang bermakna tidak dapat dicapai
bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal ini mendorong anak untuk meningkatkan pengertiannya. Dari segi
77
antropologis, anak sekolah dasar pada hakikatnya sebagai makhluk individual, makhluk sosial, dan makhluk susila moralitas. Sebagai
makhluk individual, anak itu mempunyai karakteristik yang khas unik yang dimiliki oleh dirinya sendiri dan tidak ada kembarannya dengan
yang lain. Jadi setiap anak itu memiliki perbedaan-perbedaan individual individual differencess yang secara alami ada pada setiap pribadi anak.
Bahkan dua anak kembar yang berasal dari satu telur pun masing-masing mempunyai karakteristik yang unik. Setiap anak memiliki perbedaan
individual baik dalam bakat, watak temperament, tempo serta irama perkembangannya.
Dengan adanya karakteristik yang khas ini, maka anak didik itu memiliki variasi kelebihan dan kekurangan, serta memiliki kebutuhan,
cita-cita, kehendak, perasaan, kecenderungan, motivasi, yang berbeda- beda Tim Dosen IKIP Malang, 1980; sifullah, A., 1982; Kartono, K.
1992.