14 disenangi orang lain, merasa tidak diperhatikan, menganggap orang lain
sebagai musuh sehingga tidak dapat bersikap hangat dan bersahabat dengan orang lain. Kelima, ia bersikap pesimis, merasa tidak kompeten
sehingga enggan bersaing dengan orang lain, dan tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
B. Renita dan Yusup Purnomo 2006: 53 mengemukakan bahwa seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan
kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimis terhadap kehidupan dan kesempataan
yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif akan
mudah menyerah sebelum berperang, dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri secara negatif atau
menyalahkan orang lain.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Banyak faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang. Calhoun dan Acocella 1995: 76-80 menjelaskan beberapa faktor yang
mempengaruhi konsep diri seseorang. Faktor pertama adalah orang tua. Orangtua adalah kontak sosial pertama sejak anak masih kecil. Orangtua
memberikan informasi yang konstan tentang diri anak. Orangtua adalah penolong
dalam menetapkan pengharapan anak. Orangtua juga
15 mengajarkan anak untuk menilai dirinya misalnya jika anak berbohong
berarti seorang anak disebut jelek. Faktor kedua adalah teman sebaya. Konsep diri terbentuk dari pergaulan seorang anak dengan teman sebayanya
dimana anak memainkan suatu peran dalam kelompok sehingga menguatkan pandangan atau penilaian anak mengenai dirinya. Peran
tersebut antara lain sebagai pemimpin kelompok, pengacau kelompok, atau badut kelompok. Faktor ketiga adalah masyarakat. Masyarakat merupakan
tempat dimana anak tumbuh atau bergaul dengan aturan yang harus diapatuhi. Masyarakat menjadi pembentuk harapan-harapan seorang anak
dan melaksanakan harapan tersebut sesuai dengan aturan yang telah berlaku. Faktor keempat adalah belajar. Konsep diri seseorang adalah hasil
belajar setiap hari dan pada umumnya tidak disadari. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan psikologis yang relatif permanen yang terjadi sebagai
konsekuensi dari pengalaman. Hurlock 2006: 59 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri sebagai konsep diri primer dan konsep diri sekunder. Konsep diri
primer adalah konsep diri yang dipengaruhi oleh pengalaman anak di rumah dengan anggota keluarga. Konsep diri anak terbentuk berdasarkan atas
hubungan dan perbandingan anak dengan saudara kandungnya, serta ajaran dan tekanan orang tua. Konsep diri
sekunder adalah konsep diri yang dipengaruhi pergaulan anak dengan orang luar yaitu membandingkan citra
dirinya dengan apa yang dipikirkan guru, teman sebaya, dan orang lain mengenal diri mereka.
16 Jalaluddin Rakhmat 2008: 100-104 menjelaskan ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor tersebut terdiri dari orang yang terpenting atau terdekat dan kelompok rujukan. Orang-orang
terpenting yang paling berpengaruh yaitu: orang-orang yang paling dekat dengan diri seseorang seperti orangtua, saudara, dan orang yang tinggal
satu rumah. Kelompok rujukan adalah kelompok yang secara emosional mengikat seseorang dalam pergaulan, seperti kelompok RT, Persatuan, atau
Ikatan. Setiap kelompok mempunyai norma-norma tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam proses pembentukan konsep diri seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan
menjadi tiga. Pertama, faktor yang berasal dari orang-orang terdekat seperti orang tua dan saudara keluarga. Kedua, faktor yang berasal dari
lingkungan, baik teman sebaya, kelompok yang diikuti, maupun masyarakat di sekitarnya. Ketiga, faktor belajar yang dilakukan oleh individu.
5. Konsep Diri pada Seorang Technopreneurship