16 Jalaluddin Rakhmat 2008: 100-104 menjelaskan ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor tersebut terdiri dari orang yang terpenting atau terdekat dan kelompok rujukan. Orang-orang
terpenting yang paling berpengaruh yaitu: orang-orang yang paling dekat dengan diri seseorang seperti orangtua, saudara, dan orang yang tinggal
satu rumah. Kelompok rujukan adalah kelompok yang secara emosional mengikat seseorang dalam pergaulan, seperti kelompok RT, Persatuan, atau
Ikatan. Setiap kelompok mempunyai norma-norma tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam proses pembentukan konsep diri seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan
menjadi tiga. Pertama, faktor yang berasal dari orang-orang terdekat seperti orang tua dan saudara keluarga. Kedua, faktor yang berasal dari
lingkungan, baik teman sebaya, kelompok yang diikuti, maupun masyarakat di sekitarnya. Ketiga, faktor belajar yang dilakukan oleh individu.
5. Konsep Diri pada Seorang Technopreneurship
Konsep diri merupakan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan seorang
technopreneurship, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu
operating system yang menjalankan suatu komputer. Terlepas dari sebaik apa pun perangkat keras komputer dan
program operasinya tidak baik dan banyak kesalahan, maka komputer tidak dapat
bekerja dengan
maksimal. Hal
ini sama
berlaku bagi
technopreneurship.
17 Kita dapat melihat konsep diri seseorang
technopreneurship bahwa sikap seseorang akan mengambarkan bagaimana konsep dirinya. Rasa tidak
percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, mencoba hal yang menantang, takut gagal, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak
berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku lainya adalah konsep diri yang negatif
technopreneurship. Sebaliknya
technopreneurship yang mempunyai konsep diri positif akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani
gagal, percaya diri, antusias, merasa dirinya berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positif, dan dapat menjadi seorang
pemimpin yang handal. Pengetahuan yang sebaiknya dimiliki oleh
technopreneurship yaitu kenal diri sendiri, lingkungan, tau bidang apa yang harus dilakukan dan
mengenai proses dan sistem yang ditangani, apa yang dicapai, bagaimana cara mencapainya, dan resiko serta cara menanggulangi resiko.
Seorang technopreneurship perlu memiliki pengetahuan yang cukup
untuk dapat mengarahkan dirinya guna memperoleh peluang usaha, menyusun konsep usaha, membuat perencanaan masuk pasar, beroperasi
organisasisendiri, dan dengan demikian menikmati nilai tambah dan mengembangkan diri.
Suryana dan Kartib 2011: 79 menyatakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang
technopreneurship adalah sebagai berikut : Pertama, mempunyai keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan
memperhitungan resiko. Kedua, mempunyai keterampilan memimpin dan
18 mengelola. Ketiga, mempunyai teknis bidang usaha. Keempat, mempunyai
keterampilan berkomunikasi
dan berinteraksi.
Kelima, mempunyai
keterampilan kreatif menciptakan nilai tambah.
B. Kecerdasan Emosional