23 lancar,
menggunakan keterampilan-keterampilan
ini untuk
mempengaruhi dan memimpin, musyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja sama bekerja dalam tim.
5. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional
Penilaian kecerdasan emosional dapat dilakukan menggunakan kuesioner yang mengacu pada dasar yang dikemukakan oleh ahli. Goleman
2004: 58 menyebutkan kecerdasan emosional merupakan kecakapan emosi yang terdiri dari kecakapan pribadi dan kecakapan sosial. Aspek-aspek
kecerdasan emosional menurut Goleman 2004: 58-59 adalah sebagai
berikut:
a.
Kecakapan pribadi
1 Mengenali emosi diri
2 Mengelola emosi
3 Memotivasi
b. Kecakapan sosial
1 Empati
2 Membina hubungan
6. Kecerdasan Emosional pada Seorang Technopreneurship
Ada lima dasar kecakapan emosional, yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, empati, membina hubungan Goleman,
2004: 58-59. Wirausahawan yang mampu memahami dan mengelola kelima wilayah utama kecerdasan emosional tersebut maka bisnis wirausaha apa
24 pun yang dilakukan akan lebih berpeluang untuk berhasil. Harus dipahami
bahwa ada perbedaan antara kecerdasan emosional dengan kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual sesungguhnya merupakan bakat turunan
yang tidak dapat diubah, merupakan ciri sejak lahir. Kecerdasan emosional tidaklah demikian. Kecerdasan emosional adalah jembatan antara apa yang
akan kita ketahui dengan apa yang akan kita lakukan. Semakin tinggi kecerdasan emosional, semakin tinggi melakukan sesuatu yang diketahuinya
benar. Kecerdasan emosional mencangkup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustasi dalam ber technopreneurship Abas Sunarya, dkk ,
2011: 104. Wirausaha yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki
peluang lebih untuk mencapai kesuksesan. Ia menganggap krisis sebagai peluang. Sebaliknya, seorang yang cerdas dalam intelektual kerap kali bukan
technopreneurship yang berhasil dalam bisnis dan kehidupan pribadi. Dan harus jeli dalam memanfaatkan emosi. Orang yang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi dapat memanfaatkan situasi yang sulit. Contohnya, ia selalu peka terhadap peluang usaha, mampu mengatasi konflik, lebih jeli di
dalam melihat peluang, lebih cekatan bertindak, dan lebih punya inisiatif. Ia juga lebih siap untuk melakukan negosiasi bisnis, mampu mengatur strategi
bisnis, memiliki kepekaan, daya cipta, dan komitmen yang tinggi. Keberhasilan seseorang
technopreneurship dalam bidang bisnis, 80 ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya Abas Sunarya, dkk , 2011: 105.
25
C. Prestasi Belajar Kewirausahaan