B. Batasan Penelitian Definisi Operasional
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini adalah daun muda tanaman cabai Capsicum
frutescens 2. Penelitian ini menggunakan tanaman patah tulang Euphorbia tirucalli
yang digunakan adalah bagian batang dan daun sebagai bioinsektisida 3. Penelitian menggunakan ekstrak dari tanaman patah tulang Euphorbia
tirucalli 4. Penelitian menggunakan ulat grayak Spodoptera litura yang memiliki
berat 0,20 g sampai 0,60 g sebagai serangga uji 5. Mortalitas merupakan tingkat kematian pada suatu populasi tertentu
6. Pengamatan mortalitas dilakukan hingga 4 hari
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gelas ukur 1000 ml
2. Gelas ukur 150 ml 3. Gelas ukur 50 ml
4. Timbangan digital 5. Spatula atau batang pengaduk
6. Blender 7. Corong
8. Oven 9. Hand sprayer
10. Alumunium foil 11. Toples plastik
12. Saringanayakan 13. Kertas saring
14. Alat tulis Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Daun dan batang tanaman patah tulang 1.500 gram 2. Etanol 96
3. Daun tanaman cabai 4. Ulat grayak
5. Air
D. Cara Kerja
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2017 bertempat di Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Kost
Putri Mustika dan Laboratorim Chem-Mix Pratama terletak di Kretek, Jambidan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Penyediaan bahan tanaman sumber ekstrak
Tanaman patah tulang diperoleh dari Desa Katekan Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah. Daun dan batang tanaman patah
tulang dipotong-potong dengan ukuran 0,5 cm. Kemudian potongan tersebut dikeringanginkan selama beberapa hari. Setelah kering
tanaman tersebut dihancurkan dengan menggunakan blender sehingga diperoleh serbuk. Selanjutnya serbuk tanaman patah tulang diayak.
Ekstraksi tanaman patah tulang
Ekstraksi sampel menggunakan pelarut etanol. Pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi. Menurut Baud, Grace, S. dkk. 2014.,
serbuk patah tulang yang diperoleh dimasukkan ke dalam 2 beaker glass masing-masing diisi sebanyak 100 g kemudian direndam dengan
500 mL etanol 96 dan ditutup dengan alumunium foil selama 2x24 jam sambil sesekali dikocok. Setelah 2 hari, disaring menggunakan
kertas saring, residu direndam kembali dengan etanol 96 sebanyak 250 mL ditutup dengan alumunium foil lalu dikocok dan disimpan
selama 24 jam kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh pada maserasi pertama dan kedua dianginkan dengan kipas angin sekitar 2-3 hari
untuk diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang telah diperoleh untuk uji toksisitas.
Pengadaan serangga uji
Serangga uji atau ulat grayak diperoleh dari perkebunan cabai merah dan tomat yang terletak di Kragilan, Gantiwarno, Klaten, Jawa
Tengah. Ulat grayak diambil secara acak pada toples. Ulat grayak dipilih, dipisahkan pada wadah yang lain kemudian ditimbang. Ulat
grayak yang digunakan untuk penelitian yang memiliki berat 0,2 g - 0,6 g.
Pembuatan Konsentrasi Sampel Uji
Pada pengujian ini menggunakan ulat grayak sebagai serangga uji. Prosedur berdasarkan Moh hibban Toana dan Burhannuddin Nasir
2010. Pada metode perlakuan ini daun tanaman cabai dicelupkan pada wadah yang telah berisi ektrak dan air dengan konsentrasi larutan
ekstrak yaitu konsentrasi 0, 3, 4, 5, dan 6. Untuk memperoleh ekstrak sesuai perlakuan maka dilakukan pengenceran sebagai berikut:
P0 = Konsentrasi 0 0 g ekstrak + 10 ml air P1 = Konsentrasi 30 3 g ekstrak + 10 ml air
P2 = Konsentrasi 40 4 g ekstrak + 10 ml air P3 = Konsentrasi 50 5 g ekstrak + 10 ml air
P4 = Konsentrasi 60 6 g ekstrak + 10 ml air
Uji toksisitas terhadap ulat grayak Uji toksisitas pada masing-masing ekstrak sampel. Setiap perlakuan
digunakan 10 ekor serangga uji dan diulang sebanyak 5 kali. Pengamatan dilakukan selama 4 hari terhadap kematian ulat grayak
dimana setiap konsentrasi dilakukan lima kali pengulangan dan dibandingkan dengan kontrol.
Penelitian yang telah dilakukan selama 24 jam dengan jumlah ulat grayak 250 ekor. Daun dan batang tanaman cabai digunakan sebagai
makanan ulat grayak. Daun dan batang tanaman cabai ditimbang setiap perlakuan diberi 5 g kemudian dicelupkan pada larutan ekstrak tanaman
patah tulang pada pagi hari sebelum diberikan pada hewan uji PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konsentrasi yang telah ditentukan yaitu konsentrasi 0 atau kontrol, konsentrasi 30, konsentrasi 40, konsentrasi 50, dan kosentrasi
60. Larutan ekstrak tanaman patah tulang dibuat dengan ditambahkan air sebagai pelarut. Pembuatan konsentrasi 30 dengan 3 gram ekstrak
tanaman patah tulang ditambah air sebanyak 10 ml, konsentrasi 40 dengan 4 gram ekstrak tanaman patah tulang ditambahkan air 10 ml,
konsentrasi 50 dengan 5 gram ekstrak tanaman patah tulang ditambahkan 10 ml air, dan konsentrasi 60 dengan 6 gram ekstrak
tanaman patah tulang ditambahkan 10 ml air. Setiap konsentrasi dilakukan lima kali pengulangan. Pengambilan data atau menghitung
jumlah ulat grayak dilakukan 24 jam setalah aplikasi atau perlakuan. Tabel 3.1 Pengaruh pemberian ekstrak tanaman patah tulang Euphorbia
tirucalli terhadap mortalitas ulat grayak Spodoptera litura Jam ke- 24
Konsentrasi 30
40 50
60 1
2 3
4 Total
Mortalitas LC
50
E. Metode Analisis Data