Deskripsi Ulat Grayak Ulat Grayak

Gambar 2.1: Spodoptera litura Sumber : Foto Langsung

2.2 Deskripsi Ulat Grayak

Serangga betina meletakkan telurnya secara berkelompok di atas daun. Jumlah telur tiap betina antara 25-500 butir Harpenas, 2010. Telur akan menetas sesudah 3-5 hari. Pada umur kurang lebih 2 minggu panjang ulat kurang lebih 5 cm. Biasanya dalam jumlah yang besar ulat bersama-sama pindah dari tanaman yang telah habis duannya menuju tanaman lain. Warna ulat bermacam-macam dan mempunyai ciri khas yaitu pada ruas perut yang keempat dan kesepuluh terdapat bentuk bulan sbit berwarna hitam, dibatasi garis kuning pada samping dan punggungnya. Setelah cukup dewasa, kuran lebih berumur 2 minggu ulat mulai berkepompong di dalam tanah. Pupanya dibungkus dengan tanah. Ngengat pada malam hari bisa terbang sampai sejauh 5 Km Pracaya 1991. Setelah 9-10 hari kepompong akan berubag menjadi ngengat dewasa Balitbang, 2006. Ulat yang tidak berbulu ini biasa disebut oleh masyarakat dengan sebutan ulat tentara atau ulat grayak. Ulat ini juga dikenal sebagai hama yang sangat merusak pada tanaman. Ulat grayak merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman cabai. Serangan hama ini merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan produksi tanaman. Hama ini sering mengakibatkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena menyebabkan daun dan buah sayuran menjadi sobek, terpotong-potong dan berlubang. Bila tidak segera diatasi maka daun atau buah tanaman di areal pertanian akan habis Pracaya 2007. Ulat grayak muda menyerang daun sehingga bagian daun yang tertinggal hanya epidermis atas dan tulang-tulangnya saja. Ulat tua juga merusak tuang- tulang daun sehingga tampak lubang-lubang bekas gigitan pada daun. Di samping memakan daun, ulat juga memakan polong muda. Ulat grayak memiliki kemampuan makan besar, selama periode ulat instar VI yang berlangsung selama 2,5 hari, ulat dengan kemampuan makan besar yang mampu menghasbiska satu tanaman Arifin 1991. Gajala serangan pada daun rusak tidak beraturan, bahkan kadang-kadang hama ini juga memakan tunas dan bunga. Pada serangan berat menyebabkan gundulnya daun. Serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau. Salah satu jenis hama terpenting yang menyerang tanaman palawija dan sayuran di Indonesia Prabowo, T 2002. Menurut Marwoto dan Suharsono 2011 Spodoptera litura menyerang beberapa jenis tanaman antara lain : cabai, tebu, kedelai, kacang-kacangan kacang tanah, kedelai, kubis, jagung, tomat, buncis, terung, kangkung, bayam, pisang, dan tanaman hias. Sesuai dengan kebiasaan ulat grayak yang aktif pada malam hari, pada siang hari biasanya bersembunyi di bawah rerumputan di bawah daun bahkan di bawah mulsa atau di rongga-rongga tanah yang terlindung dari sinar matahari. Lebih efektifnya pengendalian dilakukan saat hari mulai gelap atau malam hari. Pada saat ini pengendalian hama Spodoptera litura sangat sulit dilakukan karena penyebab penyebarannya sangat luas Soekarna 1985.

1.3 Biopestisida