Waktu Pertumbuhan Kalus Bunga Betina Kelapa Sawit

4.2 Waktu Pertumbuhan Kalus Bunga Betina Kelapa Sawit

Data pengamatan waktu pertumbuhan kalus bunga betina kelapa sawit dan tabel daftar sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 30. Berdasarkan tabel sidik ragam, dapat dilihat bahwa perlakuan ZPT 2,4-D A memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap waktu pertumbuhan kalus bunga betina kelapa sawit sedangkan perlakuan BAP B maupun interaksi AxB dari kedua zat pengatur tumbuh memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Rata-rata waktu tumbuh kalus pada perlakuan kombinasi 2,4-D dan BAP dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Rata-rata Waktu Tumbuh Kalus Hari pada Perlakuan Kombinasi 2,4-D dan BAP ZPT BAP Rataan 2,4-D B B 1 B 2 B 3 A - - - - - A 1 124 127 131 129 128c A 2 113 114 110 113 112b A 3 93 97 96 99 96a Rataan 110 113 112 114 Dari Tabel 4.2., dapat diketahui bahwa waktu tercepat dalam pertumbuhan kalus pada perlakuan A 3 B dengan perlakuan 2,4-D 475 µM tanpa BAP. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Teixeira et al. 1994, pertumbuhan kalus membutuhkan waktu dua sampai tiga bulan pada media MS dengan penambahan 2,4-D 475 µM. Verdeil et al. 1994 menambahkan, pada tanaman kelapa sawit membutuhkan waktu tiga sampai empat bulan. Dan penelitian Fki et al. 2011, pada tanaman kurma membutuhkan waktu empat sampai delapan bulan untuk induksi kalus. Hal ini menjadi karakteristik umum Arecaceae yang dibudidayakan secara in vitro, termasuk tanaman kelapa sawit. Menurut Sujatha Prabakaran 2001, ZPT dari kelompok auksin seperti 2,4-D sangat dibutuhkan untuk induksi kalus. Selain itu, auksin juga dapat menyebabkan sel yang telah terdiferensiasi mampu mengalami dediferensiasi. Induksi kalus dipengaruhi oleh konsentrasi 2,4-D yang digunakan. Semakin tinggi konsentrasi 2,4-D yang digunakan induksi kalus semakin cepat. Pemberian 2,4-D pada konsentrasi tinggi tanpa sitokinin sangat efektif untuk induksi proliferasi kalus pada kebanyakan kultur Dodds Roberts, 1985. Universitas Sumatera Utara Menurut Masmoudi et al. 2011, penambahan sitokinin eksogen seperti BAP tidak diperlukan untuk induksi kalus pada tanaman monokotil. Menurut Poonsapaya et al. 1989, penambahan auksin ke dalam media kultur dapat meningkatkan konsentrasi ZPT endogen di dalam sel menjadi faktor pemicu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan . Teixeira et al. 1994 menambahkan, media MS dengan penambahan arang aktif dan ZPT 2,4-D memberikan hasil terbaik untuk induksi kalus kelapa sawit. Pada kultur tanpa penambahan 2,4-D tidak adanya pertumbuhan kalus dan warna eksplan menjadi coklat browning. Hal ini mungkin terjadi karena eksplan hanya dipacu oleh hormon endogen sehingga tidak mampu untuk menginduksi pembentukan kalus dan menyebabkan eksplan mati. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Teixeira et al. 1994, subkultur eksplan ke dalam media tanpa 2,4-D menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat dan adanya peningkatan akumulasi fenolik menyebabkan eksplan browning dan mati. Eksplan browning sering membuat tidak terjadinya pertumbuhan dan perkembangan eksplan Santoso Nursandi, 2001. Gambar 4.2. Eksplan mati dalam kultur in vitro: a. eksplan browning; b. media

4.3. Persentase Kultur yang Membentuk Kalus Embriogenik

Dokumen yang terkait

Balok Laminasi dengan Kombinasi dari Batang Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) dan Kayu Mahoni (Swietenia Mahagoni.)

0 36 60

Pertumbuhan Eksplan Tunas Apikal Kelapa Sawit (ElaeisguineensisJacq.) Pada Media Ms Dengan Kombinasi BAP dan 2,4-D

22 187 37

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis Guineensis Jacq.) Dengan Menggunakan Media Sekam Padi dan Frekuensi Penyiraman di Main Nursery

10 98 74

Balok Laminasi Dengan Kombinasi Dari Batang Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Dan Kayu Mahoni (Swietenia Mahagoni)

1 41 71

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Terhadap Pupuk Cair Super Bionik Pada Berbagai Jenis Media Tanam di Pembibitan Utama

0 30 78

Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Media Kombinasi Gambut Dan Tanah Salin Yang Diaplikasi Tembaga (Cu) Di Pembibitan Utama

0 42 79

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

1 28 184

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Posfat

6 92 114

Perubahan Pola Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) Dengan Pemberian ZPT Atonik Pada Media Campuran Pasir Dengan Blotong Tebu Di Pre Nursery

4 33 67