commit to user
28
B. Bakteri penghasil fitase
Media seleksi fitase menggunakan media LB padat dengan tambahan bekatul sebagai pengganti tripton. Penambahan bekatul digunakan untuk memacu
pertumbuhan bakteri penghasil fitase. Bakteri yang dapat tumbuh pada media skrening ini kemungkinan besar adalah bakteri yang dapat menghasilkan enzim
fitase karena bakteri tersebut mampu menghidrolisis fitat yang terkandung dalam bekatul. Penggunaan bekatul sebagai bahan dalam media skrening mengacu pada
penelitian Rosmimik
et al
., 1998, bahwa
Bacillus coagulans
EI.4.4 mampu menghasilkan fitase yang mampu menghidrolisis fitat pada bekatul. Aplikasi
fitase dalam mereduksi asam fitat akan meningkatkan nilai nutrisi dari bahan pangan dan produk pakan yang mengandung fitat.
Pada tahap seleksi fitase diperoleh 28 isolat bakteri yang mampu menghasilkan fitase, yang kemudian dilakukan uji aktivitas fitasenya. Dua puluh
delapan isolat bakteri tersebut terdiri dari 16 isolat bakteri yang berasal dari sampel air kawah dan 12 isolat bakteri yang berasal dari sampel lumpur kawah.
Bentuk morfologi koloni bakteri dari sampel lumpur hampir sama dengan koloni bakteri dari sampel air.
C. Aktivitas fitase
Terdapat perbedaan warna kuning pada reaksi pengujian aktivitas enzim antara larutan kontrol dan larutan uji Gambar 14. Larutan kontrol merupakan
larutan ekstrak kasar fitase tanpa pemberian substrat lalu ditambahkan dengan larutan Stop. Sedangkan larutan ujinya adalah larutan ekstrak kasar fitase dengan
substrat yang telah diinkubasi selama 1 jam kemudian ditambahkan dengan
commit to user
29
larutan Stop. Larutan kontrol berwarna kuning terang, sedangkan larutan uji berwarna kuning pekat. Warna kuning pekat terjadi karena adanya reaksi
vanadomolibdofosforik yang terbentuk dari ikatan fosfat dengan vanadat-molibdat. Senyawa fosfat anorganik yang terdapat di dalam larutan uji dalam keadaan asam
akan bereaksi dengan reagen ammonium molibdat membentuk kompleks asam molibdofosforik, kemudian direaksikan dengan reagen ammonium vanadat akan
terbentuk kompleks asam vanadomolibdofosforik yang berwarna kuning.
Gambar 14. Perbandingan warna kuning pada reaksi pengujian fitase. a. adalah larutan kontrol, sedangkan b, c, dan d adalah larutan uji.
Jumlah isolat bakteri yang di uji aktivitas enzimnya ada 28 isolat yang
terdiri dari 16 isolat yang berasal dari sampel air kawah isolat EN 1 sampai EN 16 dan 12 isolat yang berasal dari sampel lumpur kawah isolat EN 17 sampai
EN 28. Hasil keseluruhan uji aktivitas fitase dari 28 isolat bakteri menunjukkan kisaran aktivitas fitase antara 0,30088 Uml sampai dengan 0,3250933 Uml
Gambar 15, Lampiran 2. Aktivitas fitase dari isolat sampel air sedikit lebih tinggi daripada isolat sampel lumpur. Aktivitas fitase dari isolat sampel air
berkisar antara 0,302 Uml sampai dengan 0,3250933 Uml, sedangkan aktivitas
commit to user
30
fitase dari isolat sampel lumpur berkisar antara 0,30088 Uml sampai dengan 0,3232533 Uml. Dua puluh delapan isolat tersebut kemudian diambil 5 besar
isolat yang memiliki aktivitas tertinggi untuk di uji ulang sehingga diperoleh 3 isolat bakteri yang memiliki aktivitas fitase yang terbesar.
Gambar 15. Diagram batang hasil uji aktivitas fitase dari 28 isolat bakteri.
0.3154033 0.3072167
0.3033233 0.302
0.3080867 0.32388
0.32035 0.30757
0.3215033 0.3250933
0.3233133 0.3208833
0.3221633 0.3162867
0.3221033 0.32423
0.3152833 0.3232533
0.3160267 0.3087667
0.31279 0.30088
0.3109 0.3059633
0.30555 0.31726
0.31473 0.3068767
0.285 0.29
0.295 0.3
0.305 0.31
0.315 0.32
0.325 0.33
EN 1 EN 2
EN 3 EN 4
EN 5 EN 6
EN 7 EN 8
EN 9 EN 10
EN 11 EN 12
EN 13 EN 14
EN 15 EN 16
EN 17 EN 18
EN 19 EN 20
EN 21 EN 22
EN 23 EN 24
EN 25 EN 26
EN 27 EN 28
Is o
la t
Aktivitas Fitase Uml
commit to user
31
Uji aktivitas fitase akhirnya diperoleh 3 isolat bakteri yang dapat menghasilkan enzim fitase tertinggi yaitu fitase dari isolat EN 10, EN 16, dan EN
6. Aktivitas fitase dari isolat EN 10 sebesar 0,32893 Uml, aktivitas fitase dari isolat EN 16 sebesar 0,324953 Uml, dan aktivitas fitase dari isolat EN 6 sebesar
0,32182 Uml Gambar 16, Lampiran 3. Satu U = 1 μmol fosfat anorganik yang
dibebaskan pada kondisi optimum selama 1 menit.
Gambar 16. Diagram batang hasil uji aktivitas fitase dari isolat EN 10, EN 16, dan EN 6.
Aktivitas fitase dari ketiga isolat ini masih lebih tinggi daripada fitase
Bacillus cereus
RW Sm A 0,1071 Uml, fitase
B. aryabhattai
RW Sm C 0,102 Uml, fitase
B. cereus
RW Sl 5 0,0874 Uml Wulandari, 2011, fitase
Bacillus sp
AP-17 0,0296 Uml Kusumadjaja, 2009, fitase
B. subtilis
0,044 Uml Shimizu, 1992, fitase
B. subtilis
HG 0,283 Uml Yuanita et al., 2010, dan fitase
Bacillus sp
. KHU-10 0,2 Uml Choi
et al
., 2001, namun lebih rendah daripada fitase
B. cereus
ASUIA260 1,160 Uml Shobirin
et al
., 2009. Artinya bahwa isolat EN 10, EN 16 dan EN 6 memiliki kemampuan menghasilkan enzim fitase yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber penghasil enzim fitase yang baru .
0.32893 0.324953333
0.32182
0.318 0.32
0.322 0.324
0.326 0.328
0.33 EN 10
EN 16 EN 6
Is o
la t
Aktivitas Fitase Uml
commit to user
32
D. Karakterisasi Fitase