siklus, tiga siklus, ataupun empat siklus dimana setiap siklus terdapat pengobatan dengan kemoterapi diselingi dengan periode pemulihan kemudian dilanjutkan
dengan periode pengobatan kembali dan begitu seterusnya. Penelitian lain yang mendukung adalah Sugiono 2007 menyatakan
kejadian mual-muntah tertinggi terjadi pada siklus kedua kemoterapi 33.3. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh
sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu.
2.2.4 Riwayat Motion Sickness
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden 77.2 riwayat tidak mengalami motion sickness dan sisanya 22.8 mengalami
riwayat motion sickness. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor gejala mual-muntah dari responden yang memiliki
riwayat motion sickness dan responden yang tidak memiliki riwayat motion sickness z = -0.81 dan p = 0.415.
Motion sickness adalah gangguan yang terjadi pada telinga bagian dalam labirin.Gangguan tersebut dapat disebabkan karena gerakan berulang, seperti
gerak ombak di laut, pergerakan mobil, perubahan turbulensi udara di pesawat, dan lain-lain Sakata, 2004.Motion sickness disebakan oleh gerakan yang tidak
disadari, misalnya saat berkendaraan maka otak tidak melakukan koordinasi dari telinga, mata, dan proprioseptor. Pada saat otak tidak melakukan koordinasi, akan
terjadi konflik sensasi yang mencetus perasaan mabuk tersebut Neal, 2005. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Schnell 2003 terdapat bahwa skor
gejala mual-muntah post kemoterapi tertinggi pada pasien yang menjalani
Universitas Sumatera Utara
kemoterapi dengan riwayat motion sickness. Pernyataan lain yang mendukung yaitu Solimando 2003, dalam Markman, 2007 menyatakan bahwa pasien yamg
memiliki riwayat motion sickness biasanya lebih mudah mengalami mual-muntah akibat kemoterapi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian yang diperoleh tidak sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu.
2.2.5 Riwayat Mengonsumsi Alkohol
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden 96.5 tidak memiliki riwayat mengonsumsi alkohol dan sisanya 3.5
memiliki riwayat mengonsumsi alkohol. Hasil penelitian menunjukkanmenyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor
gejala mual-muntah post kemoterapi dari responden dengan riwayat mengonsumsi dan responden yang tidak memiliki riwayat mengonsumsi alkohol z = -0.02, p =
0.982. Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa muntah lebih mudah dikontrol pada pasien dengan riwayat alkohol kronik dibandingkan pasien yang
tidak memiliki riwayat alkohol Gralla, 2000. Di dalam sebuah evaluasi, 52 pasien menerima regimen anti-muntah,
hampir seluruh dari pasien dengan riwayat alkohol kronik tidak mengalami muntah 93.Sementara sisanya 7 dari pasien lainnya yang tidak memiliki
riwayat alkohol mengalami muntah Tyson, 1999.Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh tidak sesuai dengan penelitian-
penelitian terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai gejala mual-muntah dan faktor-faktor yang mempengaruhi
gejala mual-muntah pada pasien kanker post kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien yang menjalani kemoterapi mengalami gejala mual-muntah, dimana rata-rata pasien yang
menjalani kemoterapi mengalami mual-muntah ditingkat sedang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi gejala mual-muntah post
kemoterapi yaitu usia, jenis kelamin, siklus kemoterapi, riwayat motion sickness, dan riwayat mengonsumsi alkohol. Hasil analisa yang diperoleh menunjukkan
bahwa tidak semua faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gejala mual-muntah post kemoterapi.
Faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gejala mual- muntah yaitu faktor siklus kemoterapi. Faktor-faktor yang tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap gejala mual-muntah post kemoterapi adalah faktor usia, faktor jenis kelamin, faktor riwayat motion sickness, dan faktor
riwayat mengonsumsi alkohol.
Universitas Sumatera Utara