Faktor yang Memengaruhi Konsumsi Kalsium pada Remaja

15 Remaja adalah golongan individu yang sedang mencari identitas diri mereka suka ikut-ikutan dan terkagum-kagum pada idola yang berpenampilan menarik banyak remaja sering merasa tidak puas akan penampilan mereka sendiri apalagi kalau sudah menyangkut body image. Dewasa ini gaya hidup remaja yang berada dalam kota cenderung bergaya hidup budaya barat salah satu contoh adalah seperti mengkonsumsi makanan siap saji fast food misalnya hotdog, pizza, hamburger, fried chicken, french fries, junk food makanan ini sering di anggap sebagai tren yang harus diikuti para remaja.

2.3.1. Faktor yang Memengaruhi Konsumsi Kalsium pada Remaja

Menurut Hidayat 1979, menyebutkan bahwa pada dasarnya intake makanan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri dapat berupa emosi atau kejiwaan yang memiliki kebiasaan sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia seperti, ketersediaan bahan pangan yang ada disekitarnya serta kondisi sosial ekonomi yang mempengaruhi daya beli manusia terhadap bahan pangan. Worthington-Robert 2000, menyebutkan banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan pertumbuhan remaja meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktivitas remaja dapat menimbulkan dampak apa yang dimakan remaja tersebut. Gopalan 1994, menyebutkan bahwa intake kalsium pada masyarakat miskin di Asia sangat rendah dibawah kecukupan yang dianjurkan yaitu hanya 300 mg kalsium perhari. Universitas Sumatera Utara 16 Hasil penelitian cross-sectional tentang total mineral tulang wanita usia 11-13 tahun menyebutkan bahwa total mineral tulang dicapai pada usia rata-rata 20 tahun sementara itu penelitian yang dilakukan secara longitudinal pada wanita usia 18-26 tahun diketahui bahwa total mineral tulang meningkat rata-rata 1 tahun selama tiga dekade kehidupan dan mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Pemberian suplemen kalsium pada anak-anak dan remaja terbukti dapat meningkatkan penambahan kalsium tulang Jackman, dkk, 1997. Penelitian Wardlaw 2008, menyebutkan bahwa mengkonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D pada laki-laki dan perempuan dapat meningkatkan densitas tulang pada bagian tulang femur dan leher, maka hal tersebutlah, dianjurkan pada anak dan remaja untuk mengkonsumsi kalsium 1.500 mg kalasium dan vitamin D antara 600-800 IUhari Janice, 1997. Selain itu pola konsumsi pangan kalsium juga dipengaruhi oleh suku bangsa. Suhardjo 1989 menyatakan bahwa hal itu terkait kebudayaan dan pangan lokal yang tersedia di daerah. 1 Jenis Kelamin; asupan kalsium pada remaja sangat berkaitan dengan asupan energi Brown, 2005. 2 Pendidikan dan pengetahuan konsumsi kalsium didasari atas tiga kenyataan; a status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahtraan. b setiap orang hanya cukup gizi yang diperlukan jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan. c ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga masyarakat dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi Suharjo, 1998. 3 sosial ekonomi faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi dalam hal ini adalah daya beli Universitas Sumatera Utara 17 keluarga, kemampuan keluarga untuk membeli bahan pangan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan makan itu sendiri serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan pekarangan. 4 Ketersediaan makanan di rumah; ketersediaan bahan makanan sumber kalsium. 5 Kebiasaan jajan; kebiasaan jajan pada remaja merupakan salah satu masalah kebiasaan makan kesehatan pilihan remaja terhadap makanan pada umumnya tinggi gula, sodium dan lemak serta rendah vitamin dan mineral, remaja yang kurang kalsium banyak ditemukan pada remaja yang sering jajan, 6 Peer group; adalah pengaruh yang terpenting selama masa remaja di sekolah dan situasi tertentu ini lebih besar daripada pengaruh keluarga dalam hal ini terdapat pola umum bahwa remaja di daerah perkotaan lebih banyak dipengaruhi oleh peer group sedangkan di pedesaan lebih banyak dipengaruhi oleh keluarga.

2.3.2. Kalsium Pembentukan Massa Tulang Remaja

Dokumen yang terkait

Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Gangguan Tidur Pada Remaja di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pancur Batu

3 54 92

Konsumsi Energi Dan Aktivitas Fisik Wanita Usia Lanjut Di Kelurahan Helvetia Timur Medan Tahun 2003

0 37 63

Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

2 83 115

Konsumsi Pangan dan Gizi serta Skor Pola Pangan Harapan (PPH) pada Remaja Usia 13-18 Tahun di Indonesia

1 3 74

Hubungan Pola Konsumsi Pangan Sumber Protein serta Aktivitas Fisik dengan Massa Otot pada Remaja di Perdesaan dan Perkotaan.

0 3 39

Hubungan antara Aktivitas Fisik, Konsumsi Fast Food dan Soft Drink pada Anak Obesitas Di Usia Sekolah Dasar

0 17 61

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja - Hubungan Pola Konsumsi Kalsium dan Aktivitas Fisik Remaja Usia 15-18 Tahun di Sekolah Menengah Atas Swasta Cahaya Medan 2013

0 0 32

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Pola Konsumsi Kalsium dan Aktivitas Fisik Remaja Usia 15-18 Tahun di Sekolah Menengah Atas Swasta Cahaya Medan 2013

0 1 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL (KHAMAR) PADA REMAJA USIA 15-18 TAHUN

0 0 99

7. Lampiran 7.1. Formulir Kuisioner KUISIONER PERSEPSI DAN POLA KONSUMSI SUSU SAPI DI KALANGAN REMAJA USIA 16-18 TAHUN DI KOTA SURAKARTA. - POLA KONSUMSI DAN PERSEPSI TERHADAP SUSU SAPI DI KALANGAN REMAJA USIA 16 -18 TAHUN DI KOTA SURAKARTA, PROVINSI JAWA

0 0 25