nampak dalam tingkah laku yaitu berfantasi seolah-olah telah tercapai, banyak tidur, minum-minuman keras, dan regresi yaitu kembali kepada
tingkah laku pada tingkat perkembangan yang lebih awal. Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud karakteristik penyesuaian
diri yang positif dalam penelitian ini adalah mengacu pada pendapat Sunarto, karena dianggap sesuai untuk menggambarkan penyesuaian diri siswa dalam
penelitian ini. Penyesuaian diri yang positif ditunjukkan dengan: tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional, tidak menunjukkan adanya frustrasi
pribadi, memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri, mampu dalam belajar, menghargai pengalaman, bersikap realistis dan objektif. Selanjutnya
karakteristik penyesuaian diri ini akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan instrumen penelitian. Instrumen penelitian tersebut digunakan untuk
menentukan tingkat penyesuaian diri siswa.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
Banyak faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam menciptakan penyesuaian diri pada individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian
diri tersebut di kemukaan oleh para ahli di bawah ini. Menurut Fatimah 2006: 199-203 proses penyesuaian diri sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1 Faktor fisiologis yaitu kesehatan dan penyakit jasmaniah
berpengaruh terhadap penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat dicapai dalam kondisi kesehatan
jasmaniah yang baik pula. Gangguan penyakit yang kronis dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan diri, perasaan
rendah diri, rasa ketergantungan, perasaan ingin dikasihi dan sebagainya.
2 Faktor
psikologis, banyak
faktor psikologis
yang mempengaruhi
kemampuan penyesuaian
diri seperti
pengalaman, hasil belajar, kebutuhan-kebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi dan sebagainya.
3 Faktor perkembangan dan kematangan, dalam proses
perkembangannya, respons berkembang dari respons yang bersifat instinktif menjadi respon yang bersifat hasil belajar
dan pengalaman.
4 Faktor lingkungan, faktor lingkungan yang dianggap dapat
menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja adalah lingkungan keluarga yang harmonis lingkungan teman
sebaya dan lingkungan sekolah.
5 Faktor agama dan budaya, faktor agama memberikan suasana
psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi, dan ketegangan
lainnya. Sedangkan
faktor budaya
akan menentukkan pola-pola penyesuaian diri individu.
Menurut Sunarto dan Hartono 2002: 229 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah sebagai berikut:
1 Kondisi-kondisi fisik, terutama didalamnya keturunan,
konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar, dan sistem otot, kesehatan, penyakit, dan sebagainya
2 Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan
intelektual, sosial, moral, dan emosional. 3
Penentu psikologis, termasuk didalamnya pengalaman, belajarnya, pengkondisian, penentu diri self-determination,
frustrasi, dan konflik.
4 Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah.
5 Penentu kultural, termasuk agama.
Dari pendapat tentang faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Kondisi-kondisi fisik termasuk di dalamnya keturunan, konstitusi fisik,
susunan saraf, kelenjar, dan sistem otot, kesehatan, penyakit, dan sebaginya. Kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan
penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh
dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti gangguan penyakit jasmaniah akan mengganggu proses penyesuaian diri.
2 Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, sosial,
moral dan emosional. Dalam proses perkembangan, respon anak berkembang dari respon
yang positif instinktif menjadi respon yang diperoleh dari belajar dan pengalaman. Dengan bertambanhnya usia perubahan dan perkembangan
respon, tidak hanya melalui proses belajar saja melainkan anak juga menjadi matang untuk melakukan respon dan ini menentukkan pola-pola penyesuaian
dirinya. 3
Penentu psikologis, termasuk di dalamnya pengalaman, belajarnya, pengkondisian, penentuan diri, frustasi, dan konflik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, diantaranya pengalaman, belajar, kebutuhan-kebutuhan, determinasi diri, dan frustasi.
4 Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah
Berbagai lingkungan seperti keluarga dan pola hubungan di dalamnya, sekolah, masyarakat, kultur, dan agama berpengaruh terhadap penyesuaian
diri 5
Penentu kultur, termasuk agama Proses penyesuaian diri mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat secara bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur dan agama. Pemahaman tentang faktor-faktor ini dan bagaimana fungsinya dalam
penyesuaian merupakan syarat untuk memahami proses penyesuaian, karena
penyesuaian tumbuh dari hubungan-hubungan antar faktor-faktor ini dan tuntutan individu.
Dari penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa proses penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Faktor-
faktor dalam penyesuaian diri dikelompokkan sebagai berikut: faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor perkembangan dan kematangan, faktor lingkungan, dan
faktor budaya dan agama.
2.2.4 Proses penyesuaian diri