Definisi Operasional ANALISIS MISKONSEPSI MATERI GENETIKA DALAM BUKU BIOLOGI SMA KELAS XII YANG DITULIS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN KULON PROGO.

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Kependidikan

1. Buku Pelajaran

Buku pelajaran adalah buku hasil karya seorang pengarang atau tim pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran tentang kurikulum yang berlaku, sehingga materi yang terkandung dalam buku harus sesuai dengan kurikulum Nasution, 1992: 120. Pernyataan di atas didukung oleh Suyanto dan Djihad Hisyam 2000: 121-124 yang menyatakan bahwa penulis buku ajar harus memahami kurikulum agar buku yang ditulisnya dapat dijadikan bahan ajar yang memperkaya wawasan dan tantangan belajar. Relevansi buku terhadap kurikulum perlu diperhatikan agar buku ajar dapat mendorong siswa memperoleh pengalaman kognitif, afektif, dan psikomotorik secara proporsional. Storey 1989:271 menuliskan bahwa pembelajaran sains pada umumnya dan biologi khususnya berpusat pada buku pelajaran. Buku pelajaran digunakan guru untuk menyampaikan materi dan bahkan menentukan strategi pembelajarannya, siswa menggunakannya sebagai sumber informasi untuk mengerjakan tugas di sekolah dan pekerjaan rumah. Buku pelajaran sering dianggap “kurikulum sains” yang harus dialami siswa sehingga menjadi sumber utama pengetahuan untuk siswa Gottfried Kyle, 1992: 35. Buku pelajaran berfungsi sebagai sarana utama bagi siswa untuk melaksanakan proses belajar, baik secara kelompok di dalam kelas, secara kelompok di luar kelas maupun belajar mandiri di luar kelas. Peraturan Menteri 11 Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan disekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estesis serta potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Buku pelajaran di jenjang pendidikan akan selalu meningkat cakupan materinya. Menurut Hamid Muhammad 2006: 12 menjelaskan bahwa cakupan materi pembelajaran terkait dengan keluasan, kedalaman dan cukupan materi. Keluasan cakupan materi menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu bahan ajar, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Kecukupan atau memadainyaa cakupan materi juga perlu diperhatikan. Materi yang disajikan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik memenuhi kompetensi yang diharapkan.

2. Konsep, Konsepsi dan Miskonsepsi

a. Konsep Konsep diartikan sebagai makna, struktur, komponen dan proses dari suatu fenomena. Konsep dalam buku ajar dapat berupa definisi, identifikasi, klasifikasi dan ciri-ciri khusus Surachman, 2001: 28. 12 b. Konsepsi Menurut A. Ghofir Muhaimin dan Nur Ali R 1996: 86, konsepsi adalah tafsiran atau pengertian seseorang terhadap suatu konsep. Konsepsi yang dimilki siswa tidak selalu sesuai dengan konsepsi para ilmuwan. Konsepsi para ilmuan lebih canggih, lebih kompleks, lebih rumit, dan lebih banyak melibatkan hubungan antar konsep. Faktor kesenjangan antara konsepsi yang dimilki para ilmuan dan siswa inilah yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi Rahayu, 2011: 21. c. Miskonsepsi Miskonsepsi diartikan sebagai penjelasan tentang suatu fenomena yang tidak sesuai dengan makna, struktur, komponen dan proses yang dimilikinya. Miskonsepsi menurut Paul Suparno 2005: 4 adalah penjelasan yang salah atau suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima pada ahli. Miskonsepsi merujuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang tersebut. Miskonsepsi dapat merubah konsep awal, kesalahan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang salah Lia Yuliati, 2007: 35-36. Jika konsep yang tercantum dalam buku biologi adalah konsep yang salah dan tidak dideteksi lebih cepat, maka akan berpengaruh negatif terhadap proses pemahaman siswa sekarang dan selanjutnya Dikmenli dkk 2009: 430. Menurut Suwarto 2013: 77-78, kesalahpahaman pada siswa yang ditimbulkan dari miskonsepsi dalam buku