Profil Informan 1. Rani Manifestasi Ketidakadilan Gender Pada Masyarakat Perkebunan (Studi deskriptif pada buruh perempuan pembibitan kelapa sawit PTPN IV unit usaha Bah Jambi)

53 para pekerja. Dimana para karyawan pimpinan merupakan instrumen yang penting dalam pengawasan karyawan pelaksana yang dilanjutkan kepada BHL sebagai eksekuto di lapangan dan merupakan ujung tombak dalai pencapaian target perusahaan. Mereka ditempatkan sebagai panutan utama bagi komunitas karyawan pimpinan dan BHL sehingga perlu dilakukan sebuah perlakuan yang berbeda.

4.2 Profil Informan 1. Rani

Perempuan yang sering disapa Mama Rani ini merupakan informan pertama yang peneliti wawancarai setelah ia selesai melakukan pemupukan untuk bibit kelapa sawit. Mama Rani yang berperawakan agak gemuk pada saat itu menggunakan baju lengan panjang tebal berwarna biru putih dengan kerudung dan topi di kepalanya. Informan pada saat ini berusia 37 tahun dan memiliki 3 orang putra ini memberikan saya kesempatan untuk melakukan wawancara pada saat jam istirahatnya jam wolon. Sambil menikmati makan siangnya di bawah pohon rindang mama Rina menjelaskan bahwa dia sudah bekerja selama 1 tahun di pembibitan kelapa sawit unit bah jambi. Mama Rani yang merupakan warga Nagori Moho berangkat setiap hari bekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarga. Selanjutnya informan mengatakan bahwa ia sangat terbatas dalam hal memilih jenis pekerjaan karena status pendidikannya yang hanya sampai SMP dan statusnya sebagai istri dan ibu mengharuskannya untuk mencari pekerjaan yang tidak mengganggu pekerjaan rumah tangganya. Pekerjaan sebagai BHL di pembibitan Universitas Sumatera Utara 54 dipilihnya sebagai pekerjaan yang paling tepat untuk dirinya. Namun wanita yang memiliki tahi lalat diatas bibir ini mengungkapkan kalau upah yang diterimanya belumlah cukup untuk menutupi semua kebutuhan keluarganya disamping suaminya yang belum mendapatkan pekerjaan yang tetap mocok-mocok.

2. Dewi

Dewi adalah wanita berjilbab yang berusia 40 tahun. Suaminya adalah karyawan pelaksana di bagian pengolahan kelapa sawit di PTPN IV Bah jambi. Dewi merupakan ibu dari 4 orang anak yang terdiri dari 3 putri dan 1 putra. Anak terbesarnya pada saat ini sudah menamatkan pendidikannya dari SLTA dan tidak melanjutkan kuliah dan sekarang tinggal dirumah karena belum mendapatkan pekerjaan. sedangkan ketiga anaknya yang lain saat ini masih sekolah yang masing-masing ada di SD untuk anak yang paling kecil, SMP untuk anak nomor 3 dan SMA untuk anak nomor 2. Dewi yang sudah lebih dari 1 tahun bekerja di pembibitan menjelaskan tujuannya bekerja adalah untuk mendapatkan penghasilan tambahan untuk kebutuhan keluarga. Informan mengakui bahwa suaminya yang bekerja sebagai karyawan bergolongan rendah penghasilannya masihlah kurang, mengingat pada beberapa tahun belakangan harga-harga semakin tinggi. Sehingga dia memilih untuk bekerja sebagai cara untuk mendapatkan penghasilan yang akan digunakan untuk anak sekolah maupun aktifitas sosialnya di lingkungan tempat tinggalnya seperti arisanzula-zula. Lebih lanjut informan menjelaskan bahwa ia dapat bekerja karena anak Universitas Sumatera Utara 55 pertamanya sudah tamat sekolah sehingga sebagian pekerjaan rumah tangganya dikerjakan oleh anaknya tersebut.

3. Sepi

Informan ini bernama Sepi, informan sudah 7 tahun bekerja di pembibitan kelapa sawit Bah Jambi. wanita yang berusia 47 tahun ini merupakan salah satu BHL yang paling lama bekerja di pembibitan Bah Jambi. Informan memiliki suami yang bekerja sebagai wiraswasta dan dikaruniai 2 orang putra. Putra terakhirnya masih bersekolah di jenjang SMA. Wanita yang berperawakan kurus ini pada saat peneliti wawancarai mengenakan pakaian lengan panjang berwarna biru muda tersebut menjelaskan tujuannya bekerja adalah untuk menambah penghasilan keluarga. Sepi mengungkapkan bahwa penghasilan yang ia dapatkan sudah cukup untuk membantu perekonomian keluarga. Panas teriknya adalah masalah yang sering dihadapinya saat bekerja. Namun, hal tersebut dimakluminya sebagai konsekuensi dari pekerjaan yang harus diterimanya. Informan yang tidak menamatkan pendidikan SMA-nya ini menjelaskan bahwa selama ia bekerja, pekerjaan rumah tangganya tidaklah berkurang. Ia adalah yang bertanggung jawab atas keberadaan rumah, pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan mengurus anak dilakukannya disela- sela jam kerjanya.

4. Ria

Ria adalah informan yang sudah bekerja di pembibitan kelapa sawit selama lebih dari 1 tahun. Saat ini ia usianya adalah 27 tahun. Suaminya Universitas Sumatera Utara 56 bekerja sebagai buruh harian lepas di bagian pemanenan kelapa sawit. Ibu dari anak bernama friska ini menjelaskan kepada peneliti bahwa motivasinya bekerja di pembibitan kelapa sawit bah jambi adalah untuk menambah penghasilan keluarga. Selain karena alasan ekonomi, alasannya untuk bekerja disini adalah karena jarak tempat kerja yang tidak terlalu jauh dengan rumahnya sehingga ia masih dapat leluasa mengurusi rumah. Jam kerjanya hanya sampai jam 12 siang, dengan kata lain total waktu yang digunakannya untuk bekerja di sektor publik adalah selama 5 jam. Penghasilan yang ia dapatkan adalah sebesar Rp.30.000 untuk 5 jam kerja setiap hari. Jika diakumulasikan dengan 25 hari kerja maka dalam sebulan dirinya dapat memperoleh gaji yang kisarannya sebesar Rp. 750.000. Informan ini mengakui jika penghasilannya sesuai dengan pekerjaannya daripada sama sekali tidak berpenghasilan.

5. Siti

Informan berusia 39 tahun ini adalah istri dari pedagang jamu di Nagori Bah Jambi dan sekitarnya. Saat ini dia memiliki 3 orang anak. Di pembibitan kelapa sawit tugasnya adalah memberikan pupuk ke dalam polybag dan mencabut rumput yang tumbuh didalam polybag. Alasannya bekerja di pembibitan adalah karena butuh uang atau mencari penghasilan tambahan. Selanjutnya penghasilan tersebut digunakan untuk makan dan memenuhi kebutuhan lainnya. Informan ini menjelaskan bahwa setiap pagi dirinya dan teman- teman BHL perempuan yang lain dijemput pihak perusahaan menggunakan Universitas Sumatera Utara 57 truk untuk bekerja. Sebelum bekerja ia telah menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah seperti memasak dan mencuci dan melanjutkan sisanya sepulang kerja. Informan yang belum genap satu tahun bekerja di pembibitan kelapa sawit ini menambahkan kalau tidak ada bantuan suami untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga walaupun dia sudah ikut membantu mencari nafkah.

6. Lili Suryadi

Informan ini adalah seorang mandor utama di pembibitan kelapa sawit di PTPN IV Unit Usaha Bah Jambi. Pria berumur 50 tahun ini sudah bekerja selama 28 tahun untuk PTPN IV Unit Usaha Bah jambi dan sudah 9 tahun menjadi mandor utama di pembibitan. Tugasnya adalah mengawasi dan mengkoordinasi mandor-mandor lapangan di wilayah pembibitan. Pria Tamatan SMA ini menambahkan bahwa sektor yang ditanggungjawabinya sama ibaratnya seperti anak bayi yang baru lahir, sehingga perhatian yang diberikan harus intensiv, khusus dan sungguh- sungguh. Menurutnya penggunaan mayoritas BHL perempuan pada lahan pembibitan didasari oleh stereotip yang melekat pada diri perempuan yang meliputi sifat penyayang, sabar, lembut dan telaten. Bibit yang dianalogikan dengan bayi tadi akan tumbuh dengan baik apabila dirawat oleh perempuan. kemudian ia menambahkan bahwa pembibitan PTPN IV Unit Usaha Bah Jambi menghasilkan bibit kelapa sawit unggulan yang terbaik di kelasnya. Ia mengakui hal tersebut tidak lepas dari peran BHL perempuan yang mengerjakan lahan di wilayah kerjanya. Universitas Sumatera Utara 58

7. Indra

Informan kali ini adalah suami dari Buruh perempuan pembibitan. Indra yang berusia 45 tahun berperawakan kurus dengan janggut di dagunya dengan senang hati menerima kedatangan peneliti di rumahnya. Peneliti mendapatkan rumah indra yaitu di Nagori Moho dari informasi yang peneliti dapatkan sebelumnya dari informan kunci dewi. Indra memiliki pekerjaan sebagai penjual jamu keliling di daerah sekitar perkebunan. Keseharian yang dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga adalah dengan meracik jamu pada pagi hari dan menjualnya dengan sepeda motor pada siang sampai sore hari. Informan mengakui bahwa pekerjaan menjual jamu sudah lama digelutinya, namun dalam beberapa bulan belakangan ini pembeli jamu semakin sedikit karena para generasi muda tidak terbiasa minum jamu. Pembelinya pada umumnya adalah orang dewasa yang sudah lama berlangganan jamu dengannya. Penghasilan dari menjual jamu menurutnya tidak lagi dapat memenuhi semua kebutuhan rumah tangga. sehingga ia terpaksa membiarkan istrinya bekerja untuk menambah pendapatan keluarga.

8. Silaban

Informan ini merupakan suami dari informan kunci Ria. Pada saat ini Silaban berumur 28 tahun. Pekerjaannya adalah sebagai buruh panen di PTPN IV Unit Bah Jambi. Priadi mengungkapkan tidak menjadi masalah apabila isterinya bekerja di pembibitan. Pria dengan tamatan SMA ini mengakui keinginan untuk bekerja di pembibitan berasal dari istrinya. Awalnya dia menolak karena takut kalau istrinya kelelahan. Namun karena Universitas Sumatera Utara 59 kasihan dengan kondisi istri yang tidak memiliki aktifitas di pagi sampai siang hari, pada akhirnya dia mengijinkan. Matriks 4.1 Data Informan Berdasarkan Jenis kelamin, Usia, status, Agama, Pekerjaan dan Pendidikan Perakhir No Nama Jenis Kelamin Usia Tahun Status Agama Pekerjaan Pend. Terakhir 1 Rani Perempuan 37 Menikah Islam BHL SMP 2 Dewi Perempuan 47 Menikah Islam BHL SLTA 3 Sepi Perempuan 40 Menikah Islam BHL SD 4 Ria Perempuan 27 Menikah Protestan BHL SLTA 5 Siti Perempuan 39 Menikah Islam BHL SMP 6 Lili suryadi Laki-laki 50 Menikah Islam Karyawan Mandor Utama Bibitan SLTA 7 Indra Laki-laki 45 Menikah Islam Pedagang SLTA 8 Silaban Laki-Laki 28 Menikah Islam BHL SMA Sumber : data olahan peneliti, 2016 4.3 Interpretasi Data 4.3.1 Kehidupan Buruh Perempuan Pembibitan Kelapa Sawit PTPN IV

Dokumen yang terkait

Budaya Politik Masyarakat Perkebunan (Studi Kasus PTPN IV Bah Jambi)

0 26 103

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 30 91

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 8

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 10

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 2

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep gender - Manifestasi Ketidakadilan Gender Pada Masyarakat Perkebunan (Studi deskriptif pada buruh perempuan pembibitan kelapa sawit PTPN IV unit usaha Bah Jambi)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Manifestasi Ketidakadilan Gender Pada Masyarakat Perkebunan (Studi deskriptif pada buruh perempuan pembibitan kelapa sawit PTPN IV unit usaha Bah Jambi)

0 0 12

Manifestasi Ketidakadilan Gender Pada Masyarakat Perkebunan (Studi deskriptif pada buruh perempuan pembibitan kelapa sawit PTPN IV unit usaha Bah Jambi)

0 0 12