Fungsi dan Peranan Public Relations
Bahwa kegiatan seorang PR harus benar-benar dicurahkan kepada kepentingan umum, harus bisa membina hubungan baik ke dalam dan
ke luar. b.
Maintain good communications
Memelihara komunikasi yang baik: Seorang PRO adalah perantara antara pimpinan dengan public,
PRO harus bisa membina komunikasi yang terarah dan efektif. c.
Stress good morals and manners
Menitikberatkan moral dan perilaku baik :
PRO harus mampu menjadi teladan dan mempunyai wibawa. Jika para humas berperilaku terpuji dengan moral yang tinggi, maka
organisasi yang diwakilinya itu memperoleh pandangan yang positif dari publik, baik publik intern maupun publik ekstern.
Dan bila dilihat dari humas di Indonesia, menurut Direktorat Pembinaan
Hubungan Masyarakat
Departemen Penerangan
R.I merumuskan fungsi Humas sebagai berikut ini:
7
a. Melaksanakan hubungan ke dalam, yaitu pemberian pengertian tentang
segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Internal Publik” yaitu para karyawan;
b. Melakukan hubungan ke luar, yaitu pemberian informasi tentang
segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “External
Publik”, yaitu masyarakat pada umumnya;
7
Ochnong Uchjana Effendy: Human Relations dan Public Relations, Bandung, 1993: 111-112
c. Melakukan penelahaan serta pembinaan Pendapat Umum melalui
hubungan-hubungan khusus
dengan unsure-unsur
Lembaga Masyarakat;
d. Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk mengembangkan
Kehumasan sebagai medium penerangan; e.
Menyelenggarakan Koordinasi Intergrasi dan Sikronisasi serta kerjasamakegiatan Hubungan Masyarakat untuk penyembpurnaan
pelayanan penerangan terhadap umum. Perkembangan professionalisme public relations yang berkaitan
dengan pengembangan peranan PR, baik sebagai praktisi maupun professional dalam suatu organisasi atau perusahaan, menurut Dozier
Broom 1995 sebagaimana disalin oleh Rosady Roeslan, bahwa peranan public relations dibagi empat kategori dalam suatu organisasi, yaitu
sebagai berikut :
8
a. Expert prescriber
Sebagai praktisi ahli public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu untuk mencari solusi
dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya
public relationship.
b. Communications fasilisator
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebgai komunikatot atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk
8
Rosady Ruslan, : Manajemen Humas Manajemen Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta : 22-23
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali
keinginan organisasi kepada pihak publiknya.
c. Problem solving process fasilitator
Peranan praktisi PR dalam hal proses pemecahan persoalan publis relations ini, merupakan bagian tim manajemen untuk
membantu pimpinan organisasi baik secara penasehat adviser hingga mengambil tindakan eksekusi keputusan dalam emngatasi persoalan
atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional.
d. Communications technician
Berbeda dengan peranan praktisi PR professional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi.
Sedangkan dalam peranan
Communications technician
sebagai
journalist in resident
yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan
methode of communication in organizations
dan sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian.