Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Kemiskinan .1Pengertian Kemiskinan

2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan

Menurut Matias Siagian 2012:114 secara umum faktor-faktor penyebab kemiskinan secara katagoris dengan menitikberatkan kajian pada sumbernya terdiri dari dua bagian besar, yaitu: 1. Faktor Internal, yang dalam hal ini berasal dari dalam diri individu yang mengalami kemiskinan itu yang secara subtansial adalah dalam bentuk kekurangmampuan, yang meliputi: a. Fisik misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan. b. Intelektual, seperti: kurangnya pengetahuan, kebodohan, miskinnya informasi. c. Mental emosional atau temperamental, seperti: malas, mudah menyerah dan putus asa. d. Spiritual, seperti: tidak jujur, penipu, serakah dan tidak disiplin. e. Sosial psikologis, seperti kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi, stres, kurang relasi dan kurang mampu mencari dukungan. f. Keterampilan, seperti: tidak memiliki keahlian yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. g. Aset, seperti: tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaraan dan modal kerja. 2. Faktor eksternal, yakni bersumber dari luar diri individu dan keluarga yang mengalami dan menghadapi kemiskinan itu, sehingga pada suatu titik waktu menjadikannya miskin, meliputi: a. Terbatasnya pelayanan sosial dasar b. Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah sebagai aset dan alat memenuhi kebutuhan hidup. c. Terbatasnya pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha-usaha sektor informal. d. Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga yang tidak mendukung sektor usaha mikro. Universitas Sumatera Utara e. Belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor rill masyarakat banyak. f. Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum optimal, seperti zakat. g. Dampak sosial negative dari program penyesuaian program struktural structural adjustment program h. Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan. i. Kondisi Geografis yang sulit, tandus, terpencil atau daerah bencana. j. Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material. k. Pembangunan ekonomi antar daerah yang belum merata. l. Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin.

2.2.3 Ciri-Ciri Kemiskinan