3.2 Prosedur Penelitian
3.2.1 Pengambilan Sampel
Sampel berupa daun sirsak yang diperoleh dihalaman rumah di jalan STM , buah Sirsak memiliki nama latin Annona muricata.
3.2.2 Pembuatan Larutan Pereaksi 3.2.2.1 Pembuatan larutan CH
3
COOH 1
Dipipet 1 mL larutan CH
3
COOH glasial kemudian dimasukkan kedalam labu takar 100 mL.
diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda.
3.2.2.2 Pembuatan larutan kitosan 2
Ditimbang 1 g kitosan kemudian dimasukkan kedalam gelas beaker. Ditambahkan 50 mL larutan CH
3
COOH 1 . Didiamkan selama ± 1 jam hingga seluruh kitosan larut.
3.2.3 Cara Kerja 3.2.3.1 Preparasi Sampel
− Disiapkan 10 lembar daun sirsak
− Daun direbus dalam keadaan disobek-sobek
− Direbus dalam 600 mL air
− Direbus dalam panci tertutup selama 25 menit atau hingga air rebusan tersisa sepertiga
bagian −
Disaring air rebusan daun sirsak tersebut
3.2.3.2 Pembuatan Edible Film 3.2.3.2.1 Variasi I
Sebanyak 2 g tepung tapioka dimasukkan kedalam gelas beaker yang telah diisi dengan 32 mL aquadest. Diaduk hingga homogen. Dipanaskan diatas hotplate pada suhu ±65
o
C hingga mengental. Ditambahkan 10 g ekstrak daun sirsak sambil diaduk hingga homogen. Kemudian
ditambahkan larutan kitosan 2 dan 2 mL gliserin. Diaduk hingga homogen dan dibiarkan
Universitas Sumatera Utara
mengental. Campuran dituang ke plat akrilik dan diratakan. Dikeringkan didalam oven pada suhu ±35
o
C selama ± 2 hari
3.2.3.2.2 Variasi II
Sebanyak 2,5 g tepung tapioka dimasukkan kedalam gelas beaker yang telah diisi dengan 31,5 mL aquadest. Diaduk hingga homogen. Dipanaskan diatas hotplate pada suhu ±65
o
C hingga mengental. Ditambahkan 10 g ekstrak daun sirsak sambil diaduk hingga homogen.
Kemudian ditambahkan larutan kitosan 2 dan 2 mL gliserin. Diaduk hingga homogen dan dibiarkan mengental. Campuran dituang ke plat akrilik dan diratakan. Dikeringkan didalam
oven pada suhu ±35
o
C selama ± 2 hari
3.2.3.2.3 Variasi III
Sebanyak 3 g tepung tapioka dimasukkan kedalam gelas beaker yang telah diisi dengan 31 mL aquadest. Diaduk hingga homogen. Dipanaskan diatas hotplate pada suhu ±65
o
C hingga mengental. Ditambahkan 10 g ekstrak daun sirsak sambil diaduk hingga homogen. Kemudian
ditambahkan larutan kitosan 2 dan 2 mL gliserin. Diaduk hingga homogen dan dibiarkan mengental. Campuran dituang ke plat akrilik dan diratakan. Dikeringkan didalam oven pada
suhu ±35
o
C selama ± 2 hari
3.2.3.2.4 Variasi IV
Sebanyak 3,5 g tepung tapioka dimasukkan kedalam gelas beaker yang telah diisi dengan 30.5 mL aquadest. Diaduk hingga homogen. Dipanaskan diatas hotplate pada suhu ±65
o
C hingga mengental. Ditambahkan 10 g ekstrak daun sirsak sambil diaduk hingga homogen.
Kemudian ditambahkan larutan kitosan 2 dan 2 mL gliserin. Diaduk hingga homogen dan dibiarkan mengental. Campuran dituang ke plat akrilik dan diratakan. Dikeringkan didalam
oven pada suhu ±35
o
C selama ± 2 hari
3.2.3.2.5 Variasi V
Sebanyak 4 g tepung tapioka dimasukkan kedalam gelas beaker yang telah diisi dengan 30 mL aquadest. Diaduk hingga homogen. Dipanaskan diatas hotplate pada suhu ±65
o
C hingga mengental. Ditambahkan 10 g ekstrak daun sirsak sambil diaduk hingga homogen. Kemudian
ditambahkan larutan kitosan 2 dan 2 mL gliserin. Diaduk hingga homogen dan dibiarkan mengental. Campuran dituang ke plat akrilik dan diratakan. Dikeringkan didalam oven pada
suhu ±35
o
C selama ± 2 hari
Universitas Sumatera Utara
3.2.3 Pengukuran Kuat Tarik dan Kemuluran
Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan polimer yang terpenting dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan polimer. Kekuatan tarik suatu bahan didefinisikan
sebagai besarnya beban maksimum E
maks
yang digunakan untuk memutuskan spesimennya bahan dibagi dengan luas penampang awal A
.
σ =
Fmaks A0
Keterangan : σ
= kekuatan tarik bahan ��� mm2 �
F = tegangan maksimum kgf
A = luas penampang mm
2
Disamping bersama kekuatan tarik σ sifat mekanik bahan juga diamati dari sifat kemulurannya
ɛ yang didefinisikan sebagai :
ɛ =
It −I0
I0
X 100
=
������ I0
X 100
Keterangan: ɛ = Kemuluran
I = Panjang specimen mula-mula mm
I
t
= Panjang specimen setelah diberi beban mm
Universitas Sumatera Utara
3.2.4 Analisa SEM Scanning Electron Microscopy
SEM Scanning Electron Microscopy adalah alat yang dapat membentuk bayangan permukaan spesimen secara makroskopik. Berkas elektron dengan diameter 5-10 nm
diarahkan pada specimen interaksi berkas electron dengan specimen menghasilkan beberapa fenomena yaitu hamburan balik berkas electron, sinar x, electron sekunder, absorbansi
electron. Dalam hal ini, dilihat dari permukaan dari pencampuran tepung tapioca dengan ekstrak daun
sirsak, kitosan dan gliserin. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan atau lapisan yang tebalnya sekitar 20µm dari permukaan sampel.
3.2.5 Analisa FT – IR Fourier Transform Infra Red