3.2.4 Analisa SEM Scanning Electron Microscopy
SEM Scanning Electron Microscopy adalah alat yang dapat membentuk bayangan permukaan spesimen secara makroskopik. Berkas elektron dengan diameter 5-10 nm
diarahkan pada specimen interaksi berkas electron dengan specimen menghasilkan beberapa fenomena yaitu hamburan balik berkas electron, sinar x, electron sekunder, absorbansi
electron. Dalam hal ini, dilihat dari permukaan dari pencampuran tepung tapioca dengan ekstrak daun
sirsak, kitosan dan gliserin. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan atau lapisan yang tebalnya sekitar 20µm dari permukaan sampel.
3.2.5 Analisa FT – IR Fourier Transform Infra Red
Analisa FT-IR Fourier Transform Infra Red merupakan analisa terhadap interaksi senyawa- senyawa yang terkandung dalam edible film berupa uluran atau lekukan dalam grafik.
3.2.6 Penentuan Kadar Nutrisi
3.2.6.1. Pengukuran ketebalan edible film
Dilakukan pengukuran ketebalan edible film dari edible dengan menggunakan jangka sorong pada empat sisi yang berbeda kemudian dihitung ketebalan rata – rata edible.
3.2.6.2. Penentuan kadar air
Edible film ditimbang sebanyak 1-2 g dalam cawan timbang yang telah diketahui beratnya. Dikeringkan di dalam oven pada suhu 105
C selama 3 jam. Didinginkan di dalam desikator. Kemudian ditimbang hingga diperoleh bobot tetap.
����� ��� = ����� ��� ���
����� ������ � 100
SNI 01-2891-1992
Universitas Sumatera Utara
3.2.6.3. Penentuan kadar abu
Edible film ditimbang sebanyak 2-3 g dalam sebuah cawan porselen yang telah diketahui beratnya. Dikeringkan di dalam oven. Diabukan di dalam tanur pengabuan pada suhu
maksimum 550 C selama 3 jam. Didinginkan dalam desikator. Kemudian ditimbang hingga
diperoleh bobot tetap. ����� ��� =
����� ��� ����� ������
� 100 SNI 01-2891-1992
3.2.6.4. Penentuan kadar lemak
Edible film ditimbang sebanyak 1-2 g, dimasukkan kedalam selongsong kertas yang dialasi dengan kertas. Dikeringkan dalam oven pada suhu tidak lebih dari 80
C selama lebih kurang 1 jam. Kemudian dimasukkan kedalam alat soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu alas
yang telah berisi batu didih. Diekstraksi dengan heksana atau pelarut lemak lainnya selama lebih kurang 6 jam. Disuling heksana dan dikeringkan ekstrak lemak dalam oven pada suhu
105 C. dinginkan dan timbang hingga bobot tetap.
����� ����� = ����� �����
����� ������ � 100
SNI 01-2891-1992
3.2.6.5. Penentuan kadar protein
Edible film ditimbang sebanyak 1 g dan dimasukkan kedalam labu kjeldhal 100 ml. tambahkan 2 g selenium dan 25 ml H
2
SO
4p
. dipanaskan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan sekitar 2 jam.
Dibiarkan dingin, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda. Dipipet 5 ml NaOH
aq
40 dan 1-2 tetes indikator campuran. Disuling selama lebih kurang 10 menit. Ditampung NH
3g
di dalam gelas Erlenmeyer yang berisi 10 ml larutan borat 2 yang telah dicampur indikator. Bilas ujung pendingin dengan
aquadest. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N. ����� ������� =
�1 − �2 � � � 0.014 � �. � � �. � �
� 100 SNI 01-2891-1992
Universitas Sumatera Utara
3.2.6.6. Penentuan Kadar Karbohidrat by difference