Permasalahan Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metodologi Penelitian

Berdasarkan penelitian Wijaya 2012 yang berjudul “Ekstraksi Annonaceous acetogenin dari daun sirsak, Annona muricata, sebagai senyawa bioaktif antikanker” menyatakan bahwa senyawa bioaktif yang berasal dari tanaman sirsak atau Annona muricata telah lama diteliti dan terbukti bersifat antikanker, Penelitian bertujuan untuk mendapatkan ekstrak yang kaya akan annonaceous acetogenin melalui maserasi daun sirsak yang sudah kering dengan pelarut etanol 95, fraksinasi, dan kolom kromatografi. Senyawa annonaceous acetogenin yang terbukti larut dalam fraksi metanol 90 Fraksi F005 dari tahapan fraksinasi dianalisis dengan LC-MS Liquid Chromatography-Mass Spectroscopy dengan adanya senyawa yang berat molekulnya 612 dan BST Brine Shrimp Lethality Test dengan nilai LC50 Lethal Concentration di bawah 1000 ppm. Dari kolom kromatografi terhadap fraksi F005 didapatkan 12 botol di antara 15 botol yang terbukti mengandung annonaceous acetogenin dari analisis TLC Thin Layer Chromatography. Sirsak Annona muricata diketahui bisa mencegah dan juga ampuh untuk mengobati beberapa jenis kanker. Untuk sirsak sendiri telah diteliti dapat mengobati kanker usus besar colon, kanker paru-paru, kanker pankreas, kanker prostat dan juga kanker payudara. Bagian sirsak yang bermanfaat untuk kanker yaitu batang, daun dan juga buahnyaAstika,A.,2013. Oleh karena itu dengan menggunakan ekstrak daun sirsak, tepung tapioka, kitosan dan gliserin peneliti berharap edible yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan pengemas makanan yang ramah lingkungan dengan penggunaan daun sirsak yang kaya akan manfaat dan gizi sebagai bahan dasar pembuatan edible film.

1.2 Permasalahan

Bagaimana hasil dan karakterisasi serta kadar nutrisi edible film dengan penambahan ekstrak daun sirsak, kitosan ,tapioka dan gliserin.

1.3 Pembatasan Masalah

1. Sampel daun sirsak yang digunakan berasal dari Jalan STM 2. Kitosan yang digunakan diperoleh dari Surabaya. 3. Tepung tapioca merk Sanghee yang digunakan berasal dari pasar inpres titi kuning 4. Gliserin yang digunakan merek E-Merck berasal dari laboratorium Biokimia FMIPA USU,Medan 5. CH 3 COOH 1 yang digunakan merek E-Merck berasal dari laboratorium Biokimia FMIPA USU, Medan Universitas Sumatera Utara 6. Tepung tapioka yang ditambahkan adalah sebanyak 10 g , kitosan yang ditambahkan adalah sebanyak 2, gliserin yang ditambahkan adalah sebanyak 2 mL. 7. Parameter yang diteliti adalah sifat mekanik ketebalan, pemanjangan film elongation dan kuat regang putus tensile strength dan sifat fisik analisa Scanning Electron Microscope SEM dan analisa Spectroscopy Fourier Transform Infra Red FT-IR 8. Analisa kadar nutrisi yang dilakukan adalah analisa kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik dari edible film yang dihasilkan 2. Untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan ekstrak daun sirsak terhadap edible film yang dihasilkan 3. Untuk mengetahui kadar nutrisi dari edible film yang dihasilkan

1.5 Manfaat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan pengemas makanan yang ramah lingkungan dengan penggunaan daun sirsak yang kaya akan manfaat dan gizi sebagai bahan dasar pembuatan edible film.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan langkah-langkah sebagai berikut : − Edible film dibuat dengan melarutkan tepung tapioka kedalam gelas beaker yang berisi aquadest pada suhu 65 o C, diaduk hingga homogen, ditambahkan larutan kitosan 2 pada saat campuran homogen diikuti dengan penambahan gliserin, kemudian diaduk hingga mengental, dicetak diatas plat plastik, dikeringkan didalam oven pada suhu± 30 o C selama ± 2 hari − Edible film yang dihasilkan dilakukan pengukuran ketebalan menggunakan jangka sorong Universitas Sumatera Utara − Edible film yang dihasilkan kemudian dilakukan pengujian kuat tarik dan kemuluran menggunakan alat Torsee’s Electronic System Tokyo Testing Machine − Edible film yang dihasilkan dilakukan analisa SEM dengan penentuan secara mikroskopi − Edible film yang dihasilkan dilakukan analisa FT-IR dengan penentuan secara spektroskopi − Edible film yang dihasilkan dilakukan analisa penentuan kadar air dilakukan dengan metode pengeringan di dalam oven, pada suhu 103 C-105 C − Edible film yang dihasilkan dilakukan analisa penentuan kadar abu dilakukan dengan metode pembakaran di dalam tanur pada suhu 600 C. − Edible film yang dihasilkan dilakukan analisa penentuan kadar protein dilakukan dengan metode kjeldhal, yang melalui tiga tahap, yaitu tahap destruksi, destilasi dan titrasi. − Edible film yang dihasilkan dilakukan analisa Penentuan kadar lemak dilakukan dengan metode soxlet − Edible film yang dihasilkan dilakukan analisa penentuan kadar karbohidrat dilakukan dengan menghitung selisih antara 100 dengan jumlah persentase kadar air, abu, protein, dan lemak.

1.7 Lokasi Penelitian