7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Obesitas
Kata obesitas berasal dari bahasa latin : obesus, obedere yang artinya gemuk atau kegemukan. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak
abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan WHO, 2015. Obesitas menunjukkan adanya penumpukan lemak yang berlebihan di
dalam tubuh, yang ditandai dengan peningkatan nilai Indeks Massa Tubuh IMT di atas normal. Secara klinis, seseorang dinyatakan mengalami obesitas bila
terdapat kelebihan berat badan sebesar 15 atau lebih dari berat badan idealnya. Dengan pengukuran yang lebih ilmiah, penentuan obesitas didasarkan pada
proporsi lemak terhadap berat badan total seseorang. Misnadiarly, 2007. Rata- rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria.
Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25
– 30 pada wanita dan 18 – 23 pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30 dan pria lebih dari 25 mengalami obesitas Adriani dan Wirjatmadi,
2012.
2.2 Remaja
2.2.1 Definisi Remaja
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik seksual sehingga
mampu bereproduksi. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Perubahan pada remaja dibagi dalam tiga tahap
yaitu remaja awal early adolescent terjadi pada usia 12 – 14 tahun, pertengahan
Universitas Sumatera Utara
middle adolescent terjadi pada usia 15 – 17 tahun, dan akhir late adolescent
terjadi pada usia 18 – 21 tahun. Menurut World Health Organization WHO,
batasan remaja secara umum adalah mereka yang berusia 10 tahun sampai 19 tahun Proverawati, 2010.
2.2.2 Permasalahan Gizi Remaja
Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja merupakan kelanjutan dari
masalah gizi pada usia kanak-kanak, yaitu anemia defisiensi besi serta kelebihan dan kekurangan berat badan. Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja
akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Pola makanan yang tidak sehat diantaranya banyak
mengonsumsi makanan yang berkalori tinggi, yang banyak mengandung gula, dan minuman berkalori tinggi tetapi jarang sekali mengonsumsi sayuran, buah, dan
makanan berserat lainnya Mitayani dan Sartika, 2010. Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan
pertambahan berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia. Ada 3 alasan mengapa remaja dikategorikan
rentan. Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan ketiga
kecanduan alkohol dan obat dan disamping itu, tidak sedikit remaja yang makan secara berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas Arisman, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Epidemiologi Obesitas
2.3.1 Distribusi dan Frekuensi
a. Berdasarkan Orang
1
Kelompok Umur
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa, prevalensi gizi lebih secara nasional pada kelompok balita di Indonesia sebesar 11,9. Pada kelompok
umur sekolah dasar 5 – 12 tahun mencapai 18.8 terdiri dari gemuk 10,8 dan
sangat gemuk atau obesitas 8,8. Pada kelompok remaja umur 13 – 15 tahun
sebesar 10,8, terdiri dari 8,3 gemuk dan 2,5 sangat gemuk atau obesitas. Pada kelompok umur remaja akhir usia 16
– 18 tahun, prevalensi mencapai 7,3 terdiri dari 5,7 untuk kegemukan dan 1,6 untuk obesitas. Prevalensi pada
kelompok dewasa umur 18 tahun sangat tinggi yaitu 15,4 untuk kegemukan dan 13,5 untuk obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa, obesitas dapat terjadi
pada setiap kelompok umur baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. 2
Jenis Kelamin
Secara keseluruhan, sekitar 13 dari populasi dunia pada orang dewasa 11 laki-laki dan 15 perempuan yang mengalami obesitas pada tahun 2014
WHO, 2015. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, prevalensi penduduk laki-laki dewasa yang obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7, lebih tinggi dari tahun
2007 13,9 dan tahun 2010 7,8 sementara prevalensi obesitas perempuan dewasa 18 tahun 32,9, naik 18,1 dari tahun 2007 13,9 dan 17,5 dari
tahun 2010 15,5. Prevalensi gizi lebih relatif lebih tinggi pada remaja perempuan dibanding dengan remaja laki-laki yaitu terdiri dari perempuan
sebanyak 1,5 dan laki-laki sebanyak 1,3 Aini, 2012. Prevalensi obesitas
Universitas Sumatera Utara
pada remaja di Minahasa adalah 26,33 yang terdiri dari 4,30 remaja laki-laki dan 22.03 remaja perempuan Kussoy et al, 2013. Hal ini menunjukkan bahwa,
obesitas dapat terjadi baik pada laki-laki maupun pada perempuan namun prevalensi perempuan yang obesitas lebih banyak daripada laki-laki.
a. Berdasarkan Tempat