Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas

5.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas

Gambar 5.8 Diagram Batang Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi Tahun 2016 Berdasarkan gambar 5.8 dapat dilihat bahwa pada siswa dengan aktivitas fisik kurang aktif proporsi obesitas adalah 51,9 dan siswa dengan aktivitas fisik aktif proporsi obesitas adalah 20,0. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,003 dengan tingkat kepercayaan 95, hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan obesitas pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi tahun 2016. Obesitas pada siswa dengan aktivitas fisik yang kurang aktif dibandingkan dengan aktivitas fisik yang aktif memiliki Ratio Prevalence RP sebesar 2,593 dengan 95 CI 1,274-5,277. Hal ini berarti, aktivitas fisik kurang aktif merupakan faktor risiko terjadinya obesitas. Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk mengatur berat badan serta menguatkan sistem jantung dan pembuluh darah. Kriteria aktivitas fisik aktif 51.9 20 48.1 80 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Kurang Aktif Aktif P rop or si Aktivitas Fisik dengan Obesitas Obesitas Tidak Obesitas Universitas Sumatera Utara adalah individu yang melakukan aktivitas fisik berat atau sedang atau keduanya, sedangkan kriteria kurang aktif adalah individu yang tidak melakukan aktivitas fisik sedang ataupun berat. Proporsi aktivitas tergolong kurang aktif pada kelompok umur ≥10 tahun secara umum di Indonesia adalah 26,1. Di provinsi Sumatera Utara, proporsi aktivitas fisik yang tergolong kurang aktif adalah sebesar 23,5 Kementerian Kesehatan RI, 2013. Kurangnya aktivitas fisik atau diet yang tidak sehat atau keduanya terkait dengan gaya hidup di berbagai negara merupakan faktor risiko terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas WHO, 2000 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Afrienny 2014 pada siswa SMP di Medan dengan uji statistik menggunakan chi square didapatkan nilai p=0,035 artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas. Dari hasil penelitian tersebut di dapat proporsi siswa dengan aktifitas fisik ringan sebesar 63,9. Universitas Sumatera Utara 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Proporsi obesitas pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi tahun 2016 adalah 39,3. 6.1.2 Proporsi siswa berdasarkan karakteristik individu pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi tahun 2016 tertinggi pada umur 13 tahun yaitu 50,5, jenis kelamin perempuan yaitu 58,4, pendidikan ayah tinggi 48,3, dan pendidikan ibu menengah yaitu 49,4. 6.1.3 Proporsi siswa berdasarkan pola makan pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi tahun 2016 tertinggi pada kecukupan energi tidak berlebih yaitu 78,7, kebiasaan makan utama 3xhari yaitu 86,5, dan kebiasaan konsumsi jajanan sering yaitu 57,3. 6.1.4 Proporsi siswa berdasarkan aktivitas fisik pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi tahun 2016 tertinggi pada aktivitas fisik yang kurang aktif yaitu 60,7. 6.1.5 Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin perempuan dengan obesitas pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi tahun 2016. 6.1.6 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ayah dengan obesitas pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi tahun 2016. 6.1.7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan obesitas pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi tahun 2016. 6.1.8 Terdapat hubungan yang bermakna antara energi berlebih dengan obesitas pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi tahun 2016. Universitas Sumatera Utara