36
yang dapat berpengaruh terhadap kinerja suatu bank dalam menghasilkan keuntungan, dan menjaga besarnya modal yang dimiliki. Menurut Peraturan Bank
Indonesia Nomor 1015PBI2008 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari aset tertimbang.
Dalam menghitung aktiva tertimbang menurut resiko, terhadap masing-masing aktiva diberikan bobot resiko yang
besarnya didasarkan pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot resiko yang didasarkan pada kadar resiko yang didasarkan pada
golongan nasabah, penjamin serta sifat agunan Siamat 2005:254. Besar kecilnya modal yang dimiliki sebuah bank dapat digunakan untuk
memprediksi apakah bank tersebut akan mengalami kebangkrutan atau tidak pada masa yang akan datang. Jadi dapat disusun sebuah logika bahwa dengan
tercukupinya permodalan bank, maka bank tersebut dapat menjalankan operasinya dengan efisien. Saat bank dikatakan efisien dalam menjalankan operasinya, maka
dapat disimpulkan bahwa bank tersebut mempunyai kinerja yang bagus, sehingga potensi untuk mengalami kerugian dapat diminimalisir. Dengan semakin kecil
kerugian yang dialami, maka dapat dipastikan laba yang diperoleh bank tersebut semakin meningkat.
2.4.2 Kualitas Aktiva Produktif
Pengertian aktiva produktif dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 dalam kualitas aktiva produktif adalah
perkembangan aktiva produktif bermasalah Non Performing Asset dibandingkan dengan Aktiva Produktif. Aktiva produktif bermasalah merupakan aktiva
produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. AP bermasalah
Universitas Sumatera Utara
37
dihitung secara gross tidak dikurangi PPAP . Kualitas Aktiva Produktif diukur dengan Non performing loan. Non performing loan NPL merupakan suatu
keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewaibannya pada bank seperti yang telah diperjanjikan Mudrajad 2002-462.
NPL mencerminkan risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko yang dihadapi oleh pihak bank dimana tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan.
Semakin kecil NPL maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung dan semakin besar NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang akan
ditanggung. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terlebih dahulu kepada debitur untuk membayar kewajibannya. Setelah kredit diberikan
maka pihak bank wajib memantau terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Meskipun risiko kredit
tidak dapat dihindarkan, maka harus diusahakan dalam tingkat yang wajar yaitu berkisar antara 3-5 dari total kreditnya.
2.4.3 Net Profit Margin
Net Profit Margin NPM merupakan rasio yang sangat erat kaitannya dengan kemampuan bank dalam melakukan manajemen. Jadi dapat dikatakan
bahwa Net Profit Margin NPM merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. Semakin
besar NPM akan semakin baik bagi perusahaan dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
Universitas Sumatera Utara
38
2.4.4 Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional