Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

80 Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -2.144 2.271 -.944 .347 LNCAR -.287 .252 -.342 -1.139 .257 LNNPL .063 .118 .090 .539 .591 LNNPM .069 .088 .114 .782 .436 LNBOPO .575 .459 .136 1.253 .213 LNLDR .221 .278 .249 .795 .428 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.4 uji Glejser terlihat bahwa tingkat signifikansi Capital Adequacy Ratio sebesar 0,257 , tingkat signifikansi Non Performing Loan sebesar 0,591 , tingkat signifikansi Net Profit Margin sebesar 0,436 , tingkat signifikansi Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional sebesar 0,213,dan tingkat signifikansi Loan to Deposit Ratio sebesar 0,428 . Dengan demikian, terlihat bahwa tidak satupun variabel independen secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel Absut Abs. Maka berdasarkan kriteria pengujian dapat disimpulkan bahwa data tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Dalam penelitian ini uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation Universitas Sumatera Utara 81 factor VIF Ghozali, 2013:105. Multikolinearitas tidak terjadi jika VIF10 dan nilai tolerance0,10. Tabel 4.5 Uji Multikolonearitas Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Pada Tabel 4.5 diatas, perhitungan tolerance menujukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen. Sementara perhitungan nilai Variane Inflation Factor VIF tidak ada yang lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Menurut Ghozali 2013:110 untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -4.114 3.254 -1.265 .209 LNCAR .040 .360 .031 .111 .912 .108 9.238 LNNPL .161 .169 .149 .954 .342 .348 2.877 LNNPM -.409 .125 -.444 -3.263 .002 .461 2.171 LNBOPO .719 .657 .111 1.094 .277 .824 1.214 LNLDR .242 .398 .178 .609 .544 .100 10.036 a. Dependent Variable: LNPERTUMBUHANLABA Universitas Sumatera Utara 82 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -6.563 3.514 -1.868 .065 LNCAR -.119 .372 -.106 -.319 .751 LNNPL .034 .179 .035 .187 .852 LNNPM -.349 .123 -.427 -2.843 .006 LNBOPO 1.078 .700 .173 1.539 .128 LNLDR .519 .415 .438 1.251 .215 auto .136 .113 .126 1.205 .232 a. Dependent Variable: LNPERTUMBUHANLABA Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Hasil uji Autokorelasi Uji Lagrange Multiplierr LM test pada Tabel 4.6 terlihat bahwa tingkat signifikansi Autokorelasi sebesar 0,2320,05. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak mengarah adanya autokorelasi dengan kata lain, asumsi nonautokorelasi telah terpenuhi.

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, dimana semua variabel dimasukkan untuk menguji pengaruh satu atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan layak dilakukan analisis statistic. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dengan analisis regresi linier berganda: Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -4.114 3.254 -1.265 .209 LNCAR .040 .360 .031 .111 .912 LNNPL .161 .169 .149 .954 .342 LNNPM -.409 .125 -.444 -3.263 .002 LNBOPO .719 .657 .111 1.094 .277 LNLDR .242 .398 .178 .609 .544 a. Dependent Variable: LNPERTUMBUHANLABA Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.9 maka diperoleh model persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = -4,114 + 0,040X 1 + 0,161X 2 -0,409X 3 + 0,719X 4 + 0,242X 5 + e Dimana : Y = Pertumbuhan Laba X 1 = Capital Adequacy Ratio CAR X 2 = Non Performing Loan NPL X 3 = Net Profit Margin NPM X 4 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional X 5 = Loan to Deposit Ratio LDR e = error Persamaan regresi diatas dapat diinterprestasikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 84 1. Nilai konstanta sebesar -4,114 artinya apabilai nilai variabel independen Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Profit Margin NPM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, dan Loan to Deposit Ratio LDR bernilai nol maka nilai variabel dependen Pertumbuhan Laba konstan di -4,114. 2. Capital Adequacy Ratio CAR memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,40, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel Capital Adequacy Ratio CAR meningkat 1 maka Pertumbuhan Laba meningkat sebesar 0,40. 3. Non Performing Loan NPL memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,161, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel Non Performing Loan NPL meningkat maka Pertumbuhan Laba meningkat sebesar 0,161. 4. Net Profit Margin NPM memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,409, hal ini berarti bahwa setiap penambahan 1 satuan variabel Net Profit Margin NPM, maka Pertumbuhan Laba mengalami penurunan sebesar 0,409. 5. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,719, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO meningkat sebesar 1 maka Pertumbuhan Laba meningkat sebesar 0,719. 6. Loan to Deposit Ratio LDR memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,242, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel Loan to Deposit Ratio LDR meningkat maka Pertumbuhan Laba meningkat sebesar 0,161

4.2.4 Pengujian Hipotesis

1. Uji Parsial Uji t