Desentralisasi Otonomi Daerah dan Desentralisasi .1 Otonomi Daerah

53 daerah telah menjadi sebuah proses alternatif untuk menjalankan pembangunan daerah. 23 1. Pendapatan Asli Daerah PAD, yang terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan lain-lain Pendapatan yang sah. Penjelasan otonomi daerah diatas menunjukkan bahwa pemerintah daerah memiliki kebebasan untuk memajukan pembangunan daerahnya untuk kesejahteraan rakyatnya. Sehingga untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat dan melaksanakan pembangunan tersebut, pemerintah daerah sangat membutuhkan pembiayaan untuk semua kegiatan daerah. Oleh karena itu, setiap daerah harus memiliki sumber-sumber pendapatan daerah untuk dimanfaatkan bagi pembagunan daerah. Dalam Undang-Undang No.33 Tahun 2004 ditetapkan bahwa sumber-sumber pendapatanpenerimaan daerah bersumber dari: 2. Dana Perimbangan, yang terdiri dari Dana Bagi Hasil DBH, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK 3. Lain-lain Pendapatan, yang terdiri dari Hibah dan Dana Darurat.

1.5.3.2 Desentralisasi

Istilah Desentralisasi dan Otonomi daerah sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda. Istilah otonomi lebih cenderung berada dalam aspek politik- kekuasan negara political aspect, sedangkan desentralisasi lebih cenderung berada dalam aspek administrasi negara administrative aspect. Namun jika dilihat dari pembagian kekuasaan, kedua istilah tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Desentralisasi sendiri berasal dari bahasa 23 Ibid., hal. 22 Universitas Sumatera Utara 54 Latin, yaitu De yang berarti lepas dan Centrum yang artinya pusat. Decentrum berarti melepas dari pusat. Dengan demikian, maka desentralisasi memiliki arti melepas atau menjauh dari pemusatan. Konsep desentralisasi yang diberlakukan di Indonesia telah memberikan implikasi yang sangat mendasar terutama menyangkut kebijakan fiskal dan kebijakan administrasi negara. PBB sendiri memberi batasan terhadap desentralisasi, yaitu merujuk pada pemindahan kekuasaan dari pemerintah pusat baik melalui dekonsentrasi delegasi pada pejabat wilayah maupun melalui devolusi pada badan-badan otonomi daerah. Sementara itu, Rondinelli mengartikan desentralisasi sebagai penyerahan perencanaan, pembuatan keputusan atau kewenangan administrastif dari pemerintah pusat kepada organsasi wilayah, satuan administratif daerah, organisasi semi otonom, pemerintah daerah atau organisasi non pemerintahlembaga swadaya masyarakat. Rondinelli menggambarkan desentralisasi dengan empat dimensi sebagai berikut: 1. Dekonsentrasi adalah penyerahan beban kerja dari kementrian pusat kepada pejabat-pejabatnya yang berada di wilayah. Penyerahan ini tidak diikuti oleh kewenangan keputusan dan diskresi untuk melaksanakannya. 2. Devolusi yaitu pelepasan fungsi-fungsi tertentu dari pemerintah pusat untuk membuat satuan pemerintah baru yang tidak dikontrol secara langsung. Tujuan devolusi untuk memperkuat satuan pemerintahan di baeah pemerintah pusat dengan cara mendelegasikan fungsi dan kewenangan. Devolusi dalam bentuknya yang paling murni memiliki lima ciri fundamental, yaitu: Universitas Sumatera Utara 55 a. Unit pemerintahan setempat bersifat otonom, mandiri, dan secara tegas terpisah dari tingkat-tingkat pemerintahan. Pemerintah pusat tidak melakukan pengawasan terhadapnya, b. Unit pemerintahan tersebut diakui memiliki batas geografi yang jelas dan legal, yang mempunyai wewenang untuk melakukan tugas-tugas umum pemerintahan, c. Pemerintah daerah berstatus badan hukum dan memiliki kekuasaan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk mendukung pelaksanaan tugasnya, d. Pemerintah daerah diakui oleh warganya sebagai suatu lembaga yang akan memberikan pelayaanan kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, pemerintah daerah ini mempunyai pengaruh dan kewibawaan terhadap warganya, e. Terdapat hubungan saling menguntungkan melalui koordinasi antara pemerintah pusat dan pemrintah daerah serta unit-unit organisasi lainnya dalam suatu sistem pemerintahan. Oleh karena itu, pemerintah daerah adalah bagian dari pemerintah nasional dan bukan sebagai elemen yang independen dari pemerintah pusat. Dalam devolusi tidak ada hirarmi anatara pemerintah daerah satu dengan pemerintah daerah lainnya, karena yang menjadi dasar adalah koordinasi dan sistem daling hubungan antara satu unit dengan unit lain secara independen dan timbal balik. 3. Pelimpahan wewenang pada lembaga semi otonom, desentralisasi juga bisa dilakukan dengan cara pendelegasian pembuatan keputusan dan Universitas Sumatera Utara 56 kewenangan administratif kepada organisasi-organisasi yang melakukan fungsi-fungsi tertentu, yang tidak di bawah pengawasan kementrian pusat. Pendelegasian tersebut meyebabkan pemindahan atau penciptaan kewenangan yang luas pada suatu organisasi yang secara teknis adn administatif mampu menanganinya, baik dalam merencanakan maupun melaksanakan. Semua kegiatan yang dilakukan tersebut mendapatkan supervisi langsung dari pemerintah pusat. 4. Penyerahan fungsi pemerintah pusat kepada lembaga non-pemerintah privatisasi. Di samping ketiga bentuk di atas, desentralisasi juga dapat berupa penyerahan fungsi-fungsi tertentu dari pemerintah pusat kepada lembaga non-pemerintah atau swadaya masyarakat. Bentuk ini sering dikenal dengan privatisasi. Privatisasi adalah suatu tindakan pemberian wewenang dari pemerintah kepada badan-badan sukarela atau swasta. 24 Berbeda dengan Rondinelli, Logemann membagi Desentralisasi menjadi dua macam : 1. Dekonsentrasi atau Desentralisasi Jabatan ambtelijke decentalisatie yaitu pelimpahan kekuasaan dari alat perlengkapan negara tingkatan lebih atas kepada bawahannya guna melancarkan pekerjaan di dalam melaksanakan tugas pemerintah. Misalnya pelimpahan menteri kepada gubernur, dari gubernur kepada bupatiwalikota dan seterusnya secara berjenjang. Desentralisasi semacam ini rakyat daerah tidak ikut campur atau dibawa- bawa. 24 Hanif Nurcholis. 2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: Grasindo., hal. 11-13 Universitas Sumatera Utara 57 2. Desentralisasi ketatanegaraan atau Desentralisasi Politik staatkundige decentralisatie yaitu pelimpahan kekuasaan perundangan dan pemerintahan relegende en bestUndang-Undangrende bevoerheid kepada daerah-daerah otonom di dalam lingkungannya. Di dalam desentralisasi politik semacam ini, rakyat dengan menggunakan dan memanfaatkan saluran-saluran tertentu perwakilan ikut serta di dalam pemerintahan, dengan batas wilayah daerah masing-masing. Desentralisasi ini dibedakan menjadi dua: a. Desentralisasi teritorial territoriale decentralisatie yaitu penyerahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri autonomie, batas pengaturannya adalah daerah, Desentralisasi teritorial mengakibatkan adanya otonomi pada daerah yang menerima penyerahan. b. Desentralisasi fungsional funcionale decentralisatie yaitu pelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus fungsi tertentu. Batas pengaturan tersebut adalah jenis fungsi. 25

1.5.4 Pendapatan Asli Daerah PAD 1.6.4.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah PAD