Deskripsi Daerah Penelitian Karakteristik Nelayan Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan pemekaran dari Kabupaten Deli Serdang dimana efektif pemerintahannya berjalan sejak Januari 2004. Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai Luas Wilayah ± 1.900,22 km² dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan Laut yang terdiri dari 17 Kecamatan, 243 Kelurahan Desa dengan kepadatan Penduduk ± 332 jiwa km² data tahun 2009 dan jumlah penduduk Kabupaten Serdang Bedagai 630.728 jiwa dengan komposisi laki-laki 316.745, perempuan 313.983 jiwa dengan 149.702 RT. Salah satu kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, yang merupakan lokasi penelitian adalah Kecamatan Tanjung Beringin. Kecamatan Tanjung Beringin memiliki luas wilayah 74,170 Km 2 sedangkan jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Beringin ± 37.561 Jiwa, dengan batas – batas wilayah Kecamatan Tanjung beringin sebagai berikut : - Utara berbatasan dengan Selat Malaka. - Selatan berbatasan dengan kecamatan Sei Rampah. - Barat berbatasan dengan Kecamatan teluk Mengkudu. - Timur berbatasan dengan Kecamatan Bandar Khalipah

4.2. Karakteristik Nelayan Sampel

Nelayan sampel pada penelitian ini terdiri dari nelayan penangkap ikan di laut yang dalam proses produksinya menggunakan Cold Chain System CCS atau sistem rantai dingin dan nelayan yang tidak menggunakan sistem rantai dingin Universitas Sumatera Utara atau Non CCS. Karekteristik kedua nelayan sampel ini memiliki perbedaan seperti yang dijelaskan pada Tabel 6. Tabel 6. Karekteristik Sampel Nelayan Menggunakan CCS dan Non CCS No Karekteristik Nelayan CCS Non CCS 1 Tanggungan Keluarga 5 orang 4 orang 2 Pendidikan SMP SD 3 Pengalaman Melaut 14 tahun 18 tahun 4 Lama Penggunaan CCs 2 tahun - 5 Jumlah TripBulan 12 kali 12 6 Lama di LautTrip 8 jam 7 jam 7 Ukuran Kapal 6 GT 6 GT Sumber: Data Primer, 2011 diolah Tabel 6 menunjukkan bahwa sampel nelayan yang menggunakan CCS memiliki rata-rata 5 orang tanggungan keluarga, sedangkan yang non CCS memiliki rata-rata 4 orang tanggungan keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan sampel nelayan ini tergolong tinggi baik yang CCS maupun non CCS.Namun demikian kebanyakan nelayan sampel menggunakan tenaga kerja dalam keluarga untuk membantu kepala keluarga menangkap ikan di laut. Berdasarkan hasil wawancara dijumpai bahwa semakin besar jumlah tanggungan keluarga maka semakin dominan tenga kerja yang digunakan bersumber dari dalam keluarga. Tingkat pendidikan merupakan faktor penting dalam adopsi teknologi. Penggunaan CCS lebih mudah disosialisasikan bagi nelayan yang memiliki tingkat berpendidikan Sekolah Menengah. Tabel 5. menunjukkan bahwa sampel nelayan yang menggunakan CCS memiliki rata-rata tingkat Sekolah Menengah Pertama. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sampel nelayan CCS Universitas Sumatera Utara sudah baik apabila di bandingkan dengan yang non CCS yang rata-rat tamat Sekolah Dasar. Tingginya tingkat pendidikan ini merupakan salah satu penunjang keberhasilan sampel nelayan dalam mengembangkan pola pemikiran bernelayan. Sehingga kebiasaan melaut yang turun temurun dilakukan oleh keluarga mengalami perubahan prilaku seiring dengan tingkat pendidikan nelayan Selain faktor pendidikan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengalaman melaut bukanlah menjadi penentu nelayan untuk menggunakan CCS dalam proses produksi. Pengalaman melaut sampel nelayan yang menggunakan CCS memiliki rata-rata 14 tahun, sedangkan yang non CCS memiliki rata-rata 18 tahun. Hal ini memberi makna bahwa pengalaman melaut yang lebih lama justru sulit untuk mensosialisasikan sistem rantai dingin CCS. Konsep CCS bukanlah produk yang sudah lama dikenal oleh nelayan. Konsep CCS diperkenalkan dan disosialisasikan pada nelayan berkisar 4 tahun yang lalu melalui dinas prikanan dan kelautan kabupaten Serdang Bedagai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama penggunaan CCS untuk sampel nelayan CCS rata-rata 2 tahun, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan CCS ini masih belum optimal disosialisasikan bagi nelayan, khususnya nelayan yang berpendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak setiap hari nelayan di daerah penelitian melaukan penangkapan ikan di laut. Walaupun nelayan dengan kapal 6 GT dapat pulang hari setiap pergi melaut, namun rata-rata trip nelayan kelaut hanya 12 kali dalam sebulan. Jumlah trip sebanyak 12 kali dalam sebulan merupakan jumlah trip yang maksimal dapat dilakukan nelayan selama 1 bulan. Biasanya kendala nelayan untuk kelaut adalah persoalan kondisi cuaca yang Universitas Sumatera Utara sering tidak memungkinkan mereka untuk menangkap ikan. Selain dari pada itu, jumlah tangkapan nelayan dalam 1 trip sudah dianggap maksimal untuk mencukupi kebutuhan keluarga dalam satu bulan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa, setiap trip nelayan menangkap ikan dilaut, rata-rata waktu melaut nelayan adalah sebanyak 8 jamtrip untuk nelayan pengguna CCS , sedangkan yang non CCS memiliki rata-rata 7 jamtrip. Sedangkan ukuran kapal sampel nelayan yang menggunakan CCS dan non CCS adalah rata-rata 6 GT.

4.3. Hasil Analisis dan Pembahasan

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Analisis Pendapatan Nelayan Tradisional Dibandingkan Dengan Upah Minimum Regional di Kecamatan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

3 77 76

Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Nelayan Buruh ditinjau dari Garis Kemiskinan di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang )

2 45 92

Analisis Pendapatan Warga Transmigrasi Ditinjau Dari Garis Kemiskinan Di Kabupaten Tapanuli Tengah (studi Kasus : Desa U PT Rawa Kolang 10, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara)

0 42 102

Analisis Pendapatan Petani Nilam Ditinjau Dari Garis Kemiskinan (Studi Kasus : Desa Sumbari dan Bakkal Gajah, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi)

4 73 83

Peranan Pelelangan Ikan Terhadap Peningkatan Pendapatan Nelayan Dan Kaitannya Dengan Pengembangan Wilayah (Studi Perbandingan Aktivitas TPI Percut Dan TPI Pekalongan)

22 266 107

Analisis Masalah Kemiskinan Nelayan Tradisional Di Desa Padang Panjang Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

4 53 173

Analisis Masalah Kemiskinan Dan Tingkat Pendapatan Nelayan Tradisional Di Kelurahan Nelayan Indah...

0 60 4

Evaluasi Rancangan Bendung Daerah Irigasi Belutu Kabupaten Serdang Berdagai

29 164 148

Pemetaan Konflik Nelayan Tradisional Dengan Nelayan Pukat Tarik Menggunakan Model SIPABIO (Kajian pada konflik masyarakat nelayan di desa Bagan Asahan, Kec. Tanjung Balai, Kab. Asahan Tahun 2011-2013)

17 213 111