TahapFase Pasca Kontrak Pelaksanaan

Asas itikad baik dalam fase kontrak ini dapat dilihat dalam penandatanganan kontrak, dimana dalam kontrak dijelaskan mengenai pokok pekerjaan yang diperjanjikan, hak dan kewajiban para pihak, nilai atau harga kontrak pekerjaan, serta syarat-syarat pembayaran, ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi kewajibannya, ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak, ketentuan mengenai keadaan memaksa, ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan, dan lain-lain, sehingga kedua belah pihak jelas mengenai isi dan maksud dari kontrak tersebut.

3. TahapFase Pasca Kontrak Pelaksanaan

Sebagai tindak lanjut penandatanganan kontrak tersebut, maka pihak kesatu mengeluarkan Berita Acara Serah Terima Lapangan STL Nomor : KU.09.04-PAB032010, tertanggal 7 Mei 2010. Dengan adanya Serah Terima Lapangan ini, maka segala hal yang terjadi di lapangan selama pelaksanaan proyek pekerjaan Penyediaan Air Baku di Kecamatan Tiga Lingga Kabupaten Dairi menjadi tanggungjawab pihak kedua. Sehubungan dengan adanya Serah Terima Lapangan STL tersebut, maka dikeluarkan pula Surat Perintah Mulai Kerja SPMK dengan nomor : 03SPRINTPAB2010 kepada PT. Mitha Prana Chasea untuk melaksanakan proyek pekerjaan Penyediaan Air Baku di Kecamatan Tiga Lingga Kabupaten Dairi sesuai dengan harga borongan dan jangka waktu yang telah ditetapkan. Surat Perintah Mulai Kerja tersebut berisi : Universitas Sumatera Utara 1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 180 seratus delapan puluh hari kalender terhitung mulai diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja. 2. Masa pemeliharaan selama 180 seratus delapan puluh hari kalender terhitung setelah Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan, dimulai dari tanggal 10 Mei 2010 dan harus sudah selesai seluruh pekerjaan dan diserahkan untuk pertama kalinya palíng lambat tanggal 05 Nopember 2010. Setelah mendapatkan Surat Perintah Kerja maka PT. Mitha Prana Chasea pada keesokan harinya langsung melakukan pekerjaannya. 105

a. Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Penyediaan Air Baku yang meliputi Pembuatan Bangunan Pengambilan dan Jaringan Transmisi. Secara garis besar kegiatan meliputi : Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pipa, Pekerjaan Aksesoris, Pekerjaan Batu, Beton dan Cor.

b. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan pada Kecamatan Tigalingga yang secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, dengan jangkauan DesaKelurahan yang akan dilayani terdiri dari Desa Juma Gerat, Desa Sarintonu, Desa Palding, Desa Sumbul Karo dan Desa Bertungen Julu. 105 Wawancara tanggal 23 Mei 2012 dengan Bapak Adner Silaen, Site Manager PT. Mitha Prana Chasea. Universitas Sumatera Utara

c. Perubahan dalam Kontrak dan Akibat Hukumnya

Untuk mengakomodir dan mengatasi berbagai hambatan yang ditemui di lapangan, diperlukan perubahan-perubahan dalam kontrak. Perubahan-perubahan tersebut diakomodir dalam bentuk addendum, namun masih tetap jadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kontrak. Addendum adalah ketentuan tambahan dari suatu kontrak atau perjanjian. Menurut Black’s law Dictionary, addendum merupakan “A thing that is added or to be added; a list or section consisting of added material”. Dalam perjanjian, selain addendum sering juga dipakai istilah amandemen. Addendum pada umumnya berisi ketentuan yang merubah, memperbaiki, atau merinci lebih lanjut isi dari suatu perjanjian sebagai klausul suplemen dari sebuah perjanjian induknya. 106 Biasanya addendum muncul karena adanya perubahan dari isi perjanjian, atau karena adanya hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian pokoknya. Misalnya, kebutuhan untuk merinci lebih lanjut nilai belanja proyek pada sebuah perjanjian pembangunan. Terhadap hal-hal tersebut, para pihak dapat merundingkannya lebih lanjut dalam suatu musyawarah, dan hasil kesepakatannya itulah yang dituangkan kedalam addendum. Pembuatan addendum semacam ini lebih praktis dibanding membuat perjanjian baru yang dapat memakan waktu dan biaya tambahan. Meskipun ketika membuat surat perjanjian tidak dimasukan klausul mengenai addendum, hal tersebut tidak menyebabkan para pihak tidak dapat membuat addendum di kemudian hari saat perjanjian tersebut dilaksanakan. Para pihak, setiap waktu, masih dapat melakukan perubahan atau penambahan isi perjanjian melalui addendum sepanjang para pihak menyepakatinya. 106 Dadang Sukandar, Addendum, http:legalakses.comaddendum, diakses tanggal 2 May 2012, pukul 20.56 WIB. Universitas Sumatera Utara Secara fisik addendum terpisah dari perjanjian pokok, namun secara hukum suatu addendum melekat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjanjian utama. 107 Dalam perjanjian antara PT. Mitha Prana Chasea dengan PPK Balai Sumber Daya Air, terdapat addendum dimana pihak pemberi pekerjaan borongan meminta kepada pihak kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan tambah atau kurang yang diperjanjikan sebelumnya dalam perjajian pemborongan bangunan. Perjanjian tambah atau kurang yang selanjutnya akan dibuatkan suatu addendum tersebut pasti akan menyebabkan bertambahnya waktu dalam penyelesaian pekerjaan pemborongan oleh kontraktor. Dapat pula menyebabkan bertambahnya biaya pekerjaan. Namun selama pekerjaan tambah atau kurang tersebut dibuat dan disetujui secara tertulis antara pihak pemberi pekerjaan borongan dengan pihak pemborong, pekerjaan tambah atau kurang dapat dilaksanakan dan dibuatkan suatu addendum. Pekerjaan tambah atau kurang ini harus juga mendapatkan rekomendasi dari pengawas, karena pekerjaan tambah atau kurang tersebut diperhitungkan berdasarkan harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran. Addendum Kontrak dengan Nomor : HK0203PAB201003AMN-I tanggal 7 Juli 2010 berisi mengenai perubahan harga kontrak yang tercantum pada pasal 7 surat perjanjian kontrak, yaitu : Semula berbunyi : 107 Dadang Sukandar, Addendum, http:hukum.kompasiana.com20110527addendum, diakses tanggal 2 May 2012, pukul 21.25 WIB. Universitas Sumatera Utara Harga Kontrak Kerja Konstruksi Harga Satuan termasuk Pajak Pertambahan Nilai PPN diperoleh dari perkiraan kuantitas pekerjaan dan harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah Rp 3.398.848.200,- Tiga milyar tiga ratus sembilan puluh delapan juta delapan ratus empat puluh delapan ribu dua ratus rupiah . Dengan sumber dana dari APBN Tahun Anggaran 2010, DIPA Nomor : 0116033-06.1--2010, tanggal 31 Desember 2009 SNVT Pelaksanaan Pengelolaan SDA Sumatera II Provinsi Sumatera Utara. Menjadi : Harga Kontrak Kerja Konstruksi Harga Satuan termasuk Pajak Pertambahan Nilai PPN diperoleh dari perkiraan kuantitas pekerjaan dan harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah Rp 3.498.567.600,- Tiga milyar empat ratus sembilan puluh delapan juta lima ratus enam puluh tujuh ribu enam ratus rupiah. Dengan sumber dana dari APBN Tahun Anggaran 2010, DIPA Nomor : 0116033-06.1--2010, tanggal 31 Desember 2009 SNVT Pelaksanaan Pengelolaan SDA Sumatera II Provinsi Sumatera Utara. Perubahan harga kontrak tersebut terjadi karena berdasarkan pengukuran ulang MC-0 di lapangan terjadi perubahan volume untuk pekerjaan Penyediaan Air Baku, Pembuatan Bangunan Pengambilan Jaringan Transmisi Kec. Tigalingga Kab. Dairi. Sehubungan dengan perubahan ini harga satuan perubahan tidak berubah sesuai dengan harga satuan pekerjaan dalam Daftar Kuantitas di dalam kontrak awal dan tidak terjadi pengurangan nilai pekerjaan akibat terjadinya pekerjaan tambah kurang setelah dilakukan pelaksanaan kontrak. Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan rencana perubahan kuantitas dan pekerjaan tambah kurang tersebut, maka berpengaruh pada kontrak asliawal, antara lain : 1 Nilai Kontrak Semula Rp 3.398.848.200,- Tiga milyar tiga ratus sembilan puluh delapan juta delapan ratus empat puluh delapan ribu dua ratus rupiah, berubah menjadi Rp 3.498.567.600,- Tiga milyar empat ratus sembilan puluh delapan juta lima ratus enam puluh tujuh ribu enam ratus rupiah. 2 Jadwal pelaksanaan pekerjaan rescheduling Dalam addendum kontrak tidak disebutkan mengenai perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan rescheduling akibat adanya perubahan kuantitas dan pekerjaan tambah kurang. Sebelum terjadinya perubahan harga kontrak, perubahan kuantitas dan pekerjaan tambah kurang, para pihak mengacu kepada Surat Perintah Mulai Kerja dari Pejabat Pembuat Komitmen Balai Sumber Daya Air Sumatera II Nomor : 03SPRINTPAB2010, menyebutkan bahwa jangka waktu pelaksanaan adalah 180 seratus delapan puluh hari kalender. Pengaturan mengenai perubahan atau addendum kontrak terdapat pada syarat-syarat umum kontrak. Perubahan kontrak dapat terjadi apabila : 108 a. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak. 108 Dwi Sunar Prasetyono, Op-Cit., hlm. 150-151. Universitas Sumatera Utara b. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan pelaksanaan pekerjaan. Prosedur addendum kontrak dilakukan sebagai berikut : a. Pejabat Pembuat Komitmen memberikan perintah tertulis kepada penyedia jasa untuk melaksanakan perubahan kontrak, atau penyedia jasa mengusulkan perubahan kontrak. b. Penyedia jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari Pejabat Pembuat Komitmen dan mengusulkan perubahan harga danatau waktu pelaksanaan bila ada selambat-lambatnya dalam waktu 7 tujuh hari. c. Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi dan dibuat berita acara negosiasi. Dalam pasal 87 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah disebutkan bahwa perubahan pekerjaan dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 109 1 Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar danatau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia BarangJasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi: 109 pasal 87 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah Universitas Sumatera Utara a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak; b. menambah danatau mengurangi jenis pekerjaan; c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau d. mengubah jadwal pelaksanaan. 2 Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan dengan ketentuan: a. tidak melebihi 10 sepuluh perseratus dari harga yang tercantum dalam perjanjiankontrak awal; dan b. tersedianya anggaran. 3 Penyedia BarangJasa dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia BarangJasa spesialis. 4 Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3, Penyedia BarangJasa dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Dokumen Kontrak. 5 Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak. Sementara dalam Lampiran I Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Universitas Sumatera Utara Pemerintah disebutkan bahwa perubahan kegiatan pekerjaan dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 110 1 Untuk kepentingan pemeriksaan, pengguna barangjasa dapat membentuk panitiapejabat peneliti pelaksanaan kontrak 2 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka pengguna barangjasa bersama penyedia barangjasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain : a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak b. mengurangi atau menambah jenis pekerjaan c. mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 3 Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10 sepuluh persen dari harga yang tercantum dalam perjanjiankontrak awal 4 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna barangjasa secara tertulis kepada penyedia barangjasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjiankontrak awal 110 Lampiran I Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan BarangJasa Pemerintah, tentang perubahan kegiatan pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 5 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan addendum kontrak. Presentase penambahan nilai harga kontrak yang dituangkan dalam Addendum Kontrak Nomor : HK0203PAB201003AMN-I tanggal 7 Juli 2010 adalah sebesar 2,9 dua koma sembilan persen, sehingga masih memenuhi syarat penambahan untuk kontrak yang sama berdasarkan Lampiran I Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah tentang Perubahan Kegiatan Pekerjaan.

d. Asas Itikad baik dalam fase pelaksanaan kontrak

Penerapan asas itikad baik dalam fase pelaksanaan kontrak ini terdapat pada pasal 40 Syarat-Syarat Umum Kontrak Surat Perjanjian Kerja Konstruksi yang menyebutkan : 1 para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak dan kewajiban yang terdapat dalam kontrak 2 para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Bila selama kontrak salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya addendum saat pelaksanaan kontrak, dimana setelah dilakukan pengukuran ulang ada perbedaan volume pekerjaan yang mengakibatkan bertambahnya nilai kontrak, sehingga berdasarkan kesepakatan bersama antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan PT. Mitha Prana Chesea dibuatlah addendum kontrak. Universitas Sumatera Utara BAB III TANGGUNGJAWAB PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN JASA PEMBORONGAN Dalam syarat-syarat umum kontrak dijelaskan kedudukan dan tanggungjawab masing-masing pihak antara lain :

A. Tanggungjawab Pejabat Pembuat Komitmen selaku Pengguna Jasa

Tanggungjawab Pejabat Pembuat Komitmen Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara sebagai pengguna jasa antara lain : a. Resiko kecelakaan, kematian, kerusakan atau kehilangan harta benda di luar pekerjaan, peralatan, instalasi dan bahan untuk pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan oleh : 1 penggunaan atau penguasaan, lapangan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat dihindari sebagai akibat pekerjaan tersebut, atau 2 Keteledoran, pengabaian kewajiban dan tanggungjawab, gangguan terhadap hak yang legal oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau orang yang dipekerjakannya, kecuali disebabkan oleh Penyedia Jasa b. Resiko kerusakan terhadap pekerjaan, peralatan, instalasi dan bahan yang disebabkan karena disain atau disebabkan oleh Kesalahan Pejabat Pembuat Komitmen, keadaan kahar dan pencemaranterkontaminasi limbah radio aktifnuklir. Universitas Sumatera Utara c. Resiko yang terkait dengan kerugian atau kerusakan dari pekerjaan, peralatan, instalasi dan bahan sejak saat pekerjaan selesai sampai berakhirnya masa pemeliharaan, kecuali apabila : 1 kerusakan yang terjadi pada masa pemeliharaan 2 Kejadian sebelum tanggal penyerahan pertama pekerjaan yang bukan tanggungjawab Pejabat Pembuat Komitmen Disamping itu Pejabat Pembuat Komitmen Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara sebagai pengguna jasa mempunyai hak dan kewajiban, antara lain: a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa c. Melakukan perubahan kontrak d. Menangguhkan pembayaran e. Mengenakan denda keterlambatan f. Membayar uang muka, hasil pekerjaan dan uang retensi jaminan pemeliharaan. g. Menyerahkan seluruh atau sebagian lapangan pekerjaan h. Memberikan instruksi sesuai jadwal Dalam Tahap Pra Kontrak, Kontrak dan Pasca Kontrak, Pejabat Pembuat Komitmen Balai Sumber Daya Air mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam perencanaan, yaitu : 1. Tahap Pra Kontrak, meliputi : Universitas Sumatera Utara a. Persiapan Pengadaan, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah Lampiran I Bab I, yang telah disempurnakan melalui Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah dan Kepmen Kimpraswil No. 257KPTSM2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, antara lain : 1 Menyusun Perencanaan Pengadaan pemaketan 2 Mengumumkan paket-paket pekerjaan 3 Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan 4 Mengangkat panitia pengadaan 5 Menetapkan sistem pengadaan, diantaranya metode pemilihan, metode penyampaian dokumen dan metode evaluasi 6 Menetapkan dan mengesahkan : Dokumen pengadaan, Harga Perkiraan Sendiri HPS, Kerangka Acuan Kerja KAK b. Pemilihan Penyedia Jasa, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah, Lampiran I Bab II yang telah disempurnakan melalui Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah, Dokumen Lelang dan Kepmen Kimpraswil No. 339KPTSM2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah, antara lain : 1 Pengumuman Pra-Kualifikasi PQ 2 Pengambilan Dokumen PQ Universitas Sumatera Utara 3 Pemasukan Dokumen PQ 4 Evaluasi Dokumen PQ 5 Penetapan Hasil PQ 6 Pengumuman Hasil PQ 7 Sanggahan 8 Undangan kepada konsultan yang masuk daftar 9 PenjelasanAanwijzing 10 Pemasukan Penawaran 11 Pembukaan Penawaran Administrasi dan Teknis Sampul 1 12 Evaluasi Administrasi 13 Evaluasi Teknis 14 Pengumuman Peringkat 15 Sanggahan 16 Pembukaan Penawaran Harga Sampul II 17 Klarifikasi dan Negosiasi 18 PenetapanPenunjukan Konsultan 2. Tahap Penandatangan Kontrak, meliputi : a. Penyusunan Dokumen Kontrak 111 , mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 pasal 29-35 dan Lampiran I Bab II C, Kepmen Kimpraswil No. 257KPTSM2004 tentang Standar dan Pedoman Jasa Konstruksi, antara lain : 1 Isi dan Kerangka Surat Perjanjian 111 Dalam Pasal 65 ayat 3 Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dikatakan Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Kontrak Pengadaan BarangJasa serta pedoman penyusunan Kontrak Pengadaan BarangJasa diatur dengan peraturan Kepala LKPP. Universitas Sumatera Utara 2 Syarat Umum Kontrak 3 Syarat Khusus Kontrak 4 Dokumen lain yang merupakan bagian kontrak b. Penandatanganan Kontrak, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 pasal 31, antara lain : Selambat-lambatnya 14 hari kerja sejak ditetapkan Surat Penunjukan Penyedia Jasa. 3. Tahap Pasca Penandatangan Kontrak, meliputi : a. Persiapan Pelaksanaan Kontrak, antara lain : 1 Surat Perintah Mulai Kerja SPMK, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 Lampiran I Bab II D 1 a, dikatakan selambat- lambatnya 14 hari kerja sejak penandatanganan kontrak harus sudah menerbitkan SPMK. Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya kontrak. 2 Rapat persiapan pelaksanaan Pre-Construction MeetingPCM, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan BarangJasa Pemerintah dan Kepmen Kimpraswil No. 362KPTSM2004 tentang Sistem Manajemen Mutu SMM, dimana PPK bersama Kontraktor atau penyedia jasa melakukan persiapan pelaksanaan kontrak mencakup penyusunan organisasi, mobilisasi, rencana pengadaan peralatan dan bahan, waktu dan tata cara pelaksanaan, serta pelaporan kemajuan pekerjaan dan program mutu. Universitas Sumatera Utara 3 Penyusunan program mutu, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 Lampiran I Bab II D 1 b dan Kepmen Kimpraswil No. 362KPTSM2004 tentang Sistem Manajemen Mutu SMM, dimana program mutu berisi : informasi pengadaan, organisasi proyek penyedia dan pengguna jasa, jadwal pelaksanaan, prosedur pelaksanaan pekerjaan dan pengendalian proses pekerjaan, prosedur instruksi kerja, pelaksana kerja. b. Pelaksanaan Kontrak, antara lain : 1 Usulan dan persetujuan mobilisasi personiltenaga ahli dan peralatan, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 Lampiran I Bab II D 3 b. 2 Pemeriksaan personiltenaga ahli dan peralatan sesuai kontrak, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 Lampiran I Bab II D 3 c. 3 Perubahan dan Penggantian Personil dan Peralatan, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 Lampiran I Bab II D 3 d dan e. 4 Pembayaran uang muka, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 Lampiran I Bab II D 3 f. 5 Pembayaran hasil pelaksanaan pekerjaan berupa laporan-laporan, mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja KAK. 6 Pembayaran prestasi pekerjaan, mengacu kepada dokumen kontrak. Universitas Sumatera Utara 7 Pengendalian pekerjaan, mengacu kepada Dokumen kontrak, Kerangka Acuan Kerja KAK dan Dokumen program mutu. c. Serah Terima Pekerjaan, mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 pasal 36, Keppres No. 80 Tahun 2003 Lampiran I Bab II D 3 g dan KontrakAddendum.

B. Tanggungjawab PT. Mitha Prana Chasea selaku Penyedia Jasa

Dalam pelaksanaan pemborongan pekerjaan penyediaan air baku, PT. Mitha Prana Chasea sebagai penyedia jasa bertanggungjawab atas setiap cidera atau kematian dan semua kerugian atau kerusakan terhadap pekerjaan, peralatan, instalasi, bahan dan harta benda yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kontrak. Disamping itu PT. Mitha Prana Chasea sebagai penyedia jasa mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut : a. Menerima pembayaran uang muka, hasil pekerjaan dan uang retensi jaminan pemeliharaan. b. Menerima pembayaran ganti rugikompensasi bila ada c. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak. d. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pejabat Pembuat Komitmen e. Memberikan peringatan dini dan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan Pejabat Pembuat Komitmen. Universitas Sumatera Utara f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak. g. Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi perusakan dan pengaruhgangguan kepada masyarakat maupun miliknya, sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang disebabkan kegiatan penyedia jasa. 112 Secara umum tanggungjawab kontraktor adalah memenuhi dan melaksanakan pasal-pasal yang tercantum dalam perjanjian pemborongan antara lain yang berkenaan dengan kualitas, yaitu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi dari pihak pemberi tugas, menginformasikan setiap keterlambatan kepada pihak pemberi tugas atau pengguna jasa pemborongan. Selain itu tanggungjawab pihak kontraktor juga meliputi tanggungjawab dalam perjanjian pemborongan adalah melaksanakan pemborongan sesuai dengan kontrak rencana kerja dan syarat-syarat yang telah ditetapkan berdasarkan negosiasi awal antara pihak kontraktor sebagai pemberi jasa dengan pihak pengguna jasa. Adapun tanggungjawab kontraktor meliputi tanggungjawab menurut waktu, tanggungjawab menurut syarat bahan dan tanggungjawab penyerahan pekerjaan. 112 Wawancara tanggal 25 Mei 2012 dengan Bapak Supron, Pengawas Utama Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyediaan Air Baku dan pembuatan bangunan pengambilan dan jaringan transmisi dari Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Tanggungjawab menurut waktu yaitu kontraktor diwajibkan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian pemborongan, sehingga apabila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian proyek, hal tersebut merupakan wanprestasi oleh pihak kontraktor. Pemberian izin perpanjangan waktu pelaksanaan perjanjian pemborongan hanya dapat diberikan oleh pihak pemberi tugas atas permintaan tertulis dari pihak kontraktor dengan disertai alasan-alasan yang kuat, yakni : 113 1. pekerjaan tambahan 2. perubahan disain 3. keterlambatan yang disebabkan oleh PPKperistiwa kompensasi 4. masalah yang timbul diluar kendali penyedia 5. keadaan kahar Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut pada point 1 satu diatas. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam addendum kontrak. Tanggung jawab menurut syarat bahan yaitu pihak kontraktor harus menggunakan bahan-bahan yang telah disetujui oleh pihak pemberi tugas dan telah disetujui oleh pihak kontraktor. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pihak kontraktor menyalahi atau menyimpang dari bestek sehingga mengakibatkan mutu bangunan tidak baik maka pihak kontraktor harus 113 Agus Kuncoro, Cara Benar, Mudah dan jitu Menang Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah, PT. Wahyu Media, Jakarta, 2011, hlm. 290. Universitas Sumatera Utara bertangung jawab untuk mengganti, membongkar dan memperbaiki kembali sesuai dengan bestek yang telah disetujui kedua belah pihak. Tanggung jawab penyerahan pekerjaan yaitu bahwa pelaksanaan pembangunan proyek harus selesai 100 seratus persen dan diserahkan untuk pertama kalinya kepada pihak pemberi tugas dengan baik dan dapat diterima selambat-lambatnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian pemborongan. Pihak kontraktor juga diwajibkan untuk memperbaiki segala kekurangannya atau kekurangsempurnaan bangunan yang dikerjakan pada masa pemeliharaan. Jangka waktu pemeliharaan oleh pihak kontraktor terhadap suatu proyek yang dikerjakannya biasanya 1 sampai 3 bulan tergantung dari jenis bangunannya. 114 Dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan terdapat beberapa masalah yang sering terjadi dilapangan yang terkait dengan tanggung jawab dan resiko kontraktor. Permasalahan tersebut adalah hal-hal yang berkenaan dengan penyimpangan pekerjaan pemborongan dari bestek dan mengenai keterlambatan penyelesaian proyek yang akan diuraikan selanjutnya dalam tesis ini.

1. Tanggung Jawab Kontraktor Apabila Melaksanakan Pekerjaan Tidak Sesuai Dengan Bestek

Dokumen yang terkait

Tindakan Eksploitasi Sumber Daya Perikanan Di Wilayah Laut Zee Oleh Kapal Asing Menurut Hukum Internasional

7 138 143

Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Diversifikasi Pekerjaan ( Studi di: Desa Seunebuk Punti, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang )

3 87 86

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan/Konstruksi Antara Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Dengan Perusahaan Rekanan ( Studi Di Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara)

1 67 98

Studi Aktivitas Di Taman Sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

0 31 95

Hubungan Struktur Komunitas Ikan dengan Kualitas Air di Sungai Asahan Kabaupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara

0 68 83

Persepsi anggota DPRD Propinsi Sumatera Utara Terhadap Desentralisasi Kesehatan Daerah propinsi Tahun 2002

0 29 88

Penjernihan Air Sungai Menjadi Air Bersih dengan Elektrokoagulasi di Desa Air Hitam Kabupaten Labuhan Batu Utara.

31 205 83

Komunitas Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Air di Sungai Batang Serangan-Tangkahan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

3 74 130

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN - Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan/Konstruksi Antara Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Dengan Perusahaan Rekanan ( Studi Di Balai Sumber Daya Air Sumatera II Pr

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan/Konstruksi Antara Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Dengan Perusahaan Rekanan ( Studi Di Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara)

0 0 13