5.2. Analisis Data
5.2.1. Pengujian Validitas Reliabilitas Data
Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan
uji validitas dan reliabilitas data. Uji ini perlu dilakukan karena jenis penelitian ini adalah data primer.
5.2.1.1 Uji validitas Uji validitas bertujuan untuk memastikan butir-butir pertanyaan dalam
kuesioner adalah valid sehingga data dapat diolah dan dianalisa lebih lanjut. Berdasarkan uji validitas dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan untuk
mengukur variabel penelitian dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung lebih besar dari r tabel, dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 95 adalah 0.199,
sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.5 Uji Validitas Variabel
Variabel Butir Instrumen
r hitung r tabel
Ket
Kinerja Manajerial Y KM 1
0.592 0.199
Valid KM 2
0.552 0.199
Valid KM 3
0.562 0.199
Valid KM 4
0.404 0.199
Valid KM 5
0.670 0.199
Valid KM 6
0.404 0.199
Valid Penerapan Anggaran
Berbasis Kinerja X1 ABK 1
0.713 0.199
Valid ABK 2
0.849 0.199
Valid
Universitas Sumatera Utara
ABK 3 0.815
0.199 Valid
ABK 4 0.433
0.199 Valid
ABK 5 0.454
0.199 Valid
Keadilan Prosedural X2 KP 1
0.746 0.199
Valid KP 2
0.723 0.199
Valid KP 3
0.705 0.199
Valid KP 4
0.714 0.199
Valid
Sumber: Lampiran 2
5.2.1.2 Uji reliabilitas Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan
hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama. Dari data diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas
menunjukkan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
Tabel 5.6 Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Alpha
Cronbachs Batas
Reliabilitas Keterangan
Kinerja Manajerial Y 0.772
0.6 Reliabel
Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja X1
0.842 0.6
Reliabel Keadilan Prosedural X2
0.867 0.6
Reliabel
Sumber: Lampiran 2
5.2.2. Uji Asumsi Klasik
Universitas Sumatera Utara
Model regresi linier berganda yang baik adalah model yang memenuhi asusmsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik seperti
multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas Ghozali, 2005. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah cross-section. Oleh karena itu,
pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan. 5.2.2.1. Uji normalitas
Uji normalitas data diperlukan untuk mengetahui apakah data mempunyai distribusi normal. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov
Smirnov test. Jika nilai Kolmogorov Smirnov tidak memberikan nilai yang signifikan dan lebih besar dari α=0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai
distribusi normal Priyatno, 2008. Hasil uji nomalitas data dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual
N 95
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation .38345669
Most Extreme Differences Absolute
.112 Positive
.081 Negative
-.112 Kolmogorov-Smirnov Z
1.091
Universitas Sumatera Utara
Asymp. Sig. 2-tailed .185
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini
dapat diketahui dengan melihat nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 1,091 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,185. Jika signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih
besar dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini juga didukung dengan Grafik uji normalitas. Grafik uji normalitas dapat dilihat
pada pada gambar berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1. Uji Normalitas Data
Gambar 5.1. memperlihatkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal, dengan kata lain sebaran data mempunyai kecenderungan berbentuk diagonal yang
membuktikan bahwa penyebaran data berdistribusi normal.
5.2.2.2. Uji multikoloniearitas Uji Multikoloniaritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen Ghozali, 2005. Untuk mngetahui ada tidaknya multikolonieritas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama
dengan nilai VIF 10.
Tabel 5.8 Uji Multikolonieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 ABK
.953 1.049
KP .953
1.049 a. Dependent Variable: KM
Dari hasil perhitungan nilai tolerance dari tabel diatas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan perhitungan
VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara variabel penerapan anggaran berbasis kinerja X1 dengan keadilan prosedural X2
tidak terjadi multikoloniearitas.
5.2.2.3 Uji heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak
terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan melihat
penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2. Uji Heteroskedastisitas 5.3
Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh deskripsi data penelitian sebagai berikut:
Tabel 5.9 Deskripsi Statistik
Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
KM 95
2.33 5.00
3.9439 .46738
ABK 95
2.20 5.00
4.1032 .48542
KP 95
1.25 5.00
3.7053 .60139
Valid N listwise 95
Sumber: Lampiran 3
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rata-rata kinerja manajerial rata-rata SKPD yang ada di kabupaten Serdang Bedagai cukup tinggi.
Dimana nilai rata-rata sebesar 3.94. kinerja manajerial dipersepsikan tinggi jika mempunyai nilai rata-rata 4. Penerapan anggaran berbasis kinerja di setiap SKPD
juga sangat tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 4.10 dan keadilan prosedural dengan nilai rata-rata sebesar 3.70 menunjukkan bahwa tingkat keadilan disetiap SKPD juga
cukup tinggi.
5.4. Hasil Analisis