37 atau praktek langsung. Pembelajaran IPA ditekankan pada hafalan fakta dan
konsep yang disampaikan guru, bukan upaya membangun pengetahuan siswa berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan.
Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat oleh guru menyebabkan siswa tidak tertarik terhadap pelajaran IPA. Pembelajaran menjadi
membosankan bagi siswa dan membuat siswa tidak antusias dalam belajar. Di samping itu, siswa menjadi sulit memahami materi pelajaran IPA. Hal ini
menyebabkan prestasi belajar IPA pun menjadi rendah. Untuk itu, dalam pembelajaran IPA dibutuhkan model pembelajaran yang
tidak hanya berupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa tetapi model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
sehingga bermakna bagi siswa. Dalam hal ini kemungkinan model yang lebih tepat adalah model
Contextual Teaching and Learning
CTL yang menekankan keterlibatan siswa secara aktif untuk menemukan sendiri
pengetahuannya dan menemukan makna dari apa yang dipelajari dengan menghubungkan materi yang dipelajari tersebut dengan kehidupan sehari-
hari. Model pembelajar ini sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA di SD yaitu mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah melalui proses
penemuan. Penggunaan model
Contextual Teaching and Learning
CTL dalam pembelajaran IPA akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
aktif dengan melakukan atau mengalami langsung kegiatan yang mengarah pada penemuan materi IPA. Selain itu, siswa akan dapat mengaitkan antara
38 materi yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Dengan
demikian pengetahuan yang didapat siswa adalah hasil temuannya sendiri sehingga akan bertahan lebih lama dalam ingatannya, lebih mudah dipahami,
dan lebih bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang bermakna akan meningkatkan antusias siswa dalam belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka
model
Contextual Teaching and Learning
CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas VA SD Model
Kabupaten Sleman.
F. Penelitian yang Relevan
Sebelum penelitian ini dilakukan, telah ada beberapa penelitian sebelumnya yang relevan tentang model
Contextual Teaching and Learning
CTL yang menjadi referensi dan acuan bagi peneliti. Adapun penelitian yang relevan dan menjadi referensi bagi peneliti adalah:
1. P enelitian Nur Hidayat Latif 2011 dengan judul “Upaya Peningkatan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 1 Wangon Banyumas Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Dalam penelitian
itu Nur Hidayat Latif mengemukakan bahwa pendekatan
Contextual Teaching and Learning
dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan
39 hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Wangon Banyumas meliputi
hasil belajar proses dan hasil belajar produk. Peningkatan proses belajar ditandai
dengan meningkatnya
keterampilan mengamati
dan mengkomunikasikan kesimpulan pada siswa. Sedangkan peningkatan
hasil belajar produk yaitu dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Rahayu Gampang 2011 dengan
judu l “Pengaruh Penggunaan Pendekatan
Contextual Teaching and Learning
CTL Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Kotagede 1 dalam Pembelajaran IPA”. Dalam penelitian itu,
dikemukakan bahwa penggunaan pendekatan
Contextual Teaching and Learning
CTL memberi pengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 1 dalam Pembelajaran IPA.
40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto 2012:2 Penelitian
Tindakan Kelas PTK terdiri atas 3 kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Penelitian berarti kegiatan mencermati suatu objek menggunakan cara dan
aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data mengenai hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang dicermati tersebut. Tindakan
mengandung pengertian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu. Kelas dapat diartikan sebagai
tempat di mana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang sama dalam waktu bersamaan. Berdasarkan ketiga pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kegiatan mencermati dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dilakukan
dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian Tindakan Kelas menurut Didik Komaidi 2011: 6 adalah
penelitian tindakan yang dilakukan di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Tindakan diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan siswa. PTK dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 2, PTK
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga penelitian tindakan kelas harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses
pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PTK adalah