40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto 2012:2 Penelitian
Tindakan Kelas PTK terdiri atas 3 kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Penelitian berarti kegiatan mencermati suatu objek menggunakan cara dan
aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data mengenai hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang dicermati tersebut. Tindakan
mengandung pengertian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu. Kelas dapat diartikan sebagai
tempat di mana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang sama dalam waktu bersamaan. Berdasarkan ketiga pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kegiatan mencermati dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dilakukan
dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian Tindakan Kelas menurut Didik Komaidi 2011: 6 adalah
penelitian tindakan yang dilakukan di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Tindakan diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan siswa. PTK dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 2, PTK
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga penelitian tindakan kelas harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses
pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
41 penelitian yang dilakukan guru di kelasnya untuk mengatasi masalah-masalah
yang ada dalam proses pembelajaran melalui upaya guru untuk meningkatkan proses serta hasil belajar.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Model Kabupaten Sleman, Blotan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 20122013
dari bulan Mei sampai bulan Juni 2013.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Model Kabupaten Sleman yang berjumlah 21 siswa terdiri dari 11 siswa perempuan dan 10
siswa laki-laki. Alasan pemilihan kelas VA dikarenakan peneliti menemukan permasalahan dalam pembelajaran IPA berupa prestasi belajar IPA yang
masih rendah. Sedangkan objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar IPA kelas VA SD Model Kabupaten Sleman pada materi sifat-sifat
cahaya dengan menggunakan model
Contextual Teaching and Learning
CTL.
D. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA kelas VA SD Model Kabupaten Sleman dengan menggunakan model
Contextual
42
Teaching and Learning
CTL pada materi sifat-sifat cahaya. Penelitian ini menggunakan desain PTK model spiral dari Kemmis dan Taggart yang
dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart. Model penelitian ini terdiri dari empat tahap tindakan yaitu, perencanaan
planning
, tindakan
acting
, pengamatan
observing
, dan refleksi
reflecting
. Keempat tahap tersebut saling berhubungan dan membentuk sebuah siklus yaitu
rangkaian kegiatan yang akan selalu kembali ke langkah semula. Tahap perencanaan merupakan tahap untuk menjelaskan apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap tindakan merupakan tahap penerapan isi rancananganrencana yaitu pelaksanaan di
kelas. Pengamatan adalah kegiatan mengamati proses pelaksanaan tindakan di kelas. Tahap refleksi adalah tahap mengemukakan kembali tindakan yang
telah dilakukan. Jika digambarkan, penelitian tindakan model Kemis dan Taggart ini tampak pada gambar berikut ini:
Gambar 4. Model Penelitian
Kemis
dan
McTaggart