Karakteristik Tempe Biji Kecipir dan Tempe Biji Kecipir Beras Merah Yang Dihasilkan Analisa Organoleptik Rasa Tempe Biji Kecipir dan Tempe Biji Kecipir Beras Merah

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Tempe Biji Kecipir dan Tempe Biji Kecipir Beras Merah Yang Dihasilkan

Berdasarkan hasil penelitian, tempe biji kecipir dan tempe biji kecipir beras merah yang dihasilkan memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaannya dapat dilihat pada gambar 4.1 dan tabel 4.1 berikut ini : Tempe Biji Kecipir Tanpa Tempe Biji Kecipir Dengan Penambahan Beras Merah Penambahan Beras Merah 10 Tempe Biji Kecipir Dengan Tempe Biji Kecipir Dengan Penambahan Beras Merah 20 Penambahan Beras Merah 30 Gambar 4.1. Perbedaan Tempe Biji Kecipir dan Tempe Biji Kecipir Beras Merah Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Perbandingan Karakteristik Tempe Biji Kecipir dan Tempe Biji Kecipir Beras Merah Karakteristik Tempe Biji Kecipir Tempe Biji Kecipir Beras Merah 10 20 30 Rasa Khas tempe agak langu Khas tempe Khas tempe renyah, rasa beras merah terasa Khas tempe renyah, rasa beras merah terasa Warna Putih Putih Putih agak kemerah - merahan Putih kemerah - merahan Aroma Khas tempe agak langu Khas tempe agak langu Khas tempe Kurang khas tempe aroma tape terasa Tekstur Kompak dan lembut Kompak dan lembut Kompak dan lembut Kompak dan agak keras 4.2. Deskriptif Panelis Panelis adalah 30 orang siswa Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Stabat, yang terdiri dari 8 orang laki – laki dan 22 orang perempuan. Umur panelis berkisar antara 15 – 16 tahun. Pada saat diminta tanggapan penilaiannya, panelis tidak dalam keadaan sakit, karena jika dalam keadaan sakit umumnya indera perasa pada panelis berkurang kemampuannya.

4.3. Analisa Organoleptik Rasa Tempe Biji Kecipir dan Tempe Biji Kecipir Beras Merah

Hasil analisa organoleptik rasa dari tempe biji kecipir tanpa penambahan beras merah dan tempe biji kecipir dengan variasi penambahan beras merah dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Hasil Analisa Organoleptik Rasa Tempe Biji Kecipir Dan Tempe Biji Kecipir Beras Merah Rasa Tempe Biji Kecipir Tempe Biji Kecipir Beras Merah Dengan Penambahan Beras Merah Kriteria Skor Panelis Skor 10 20 30 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 3 4 12 13,3 13 39 43,3 20 60 66,6 25 75 83,3 Kurang suka 2 14 28 31,1 14 28 31,1 9 18 20,0 4 8 8,9 Tidak suka 1 12 12 13,3 3 3 3,3 1 1 1,1 1 1 1,1 Total 30 52 57,7 30 70 77,7 30 79 87,7 30 84 93,3 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat dari ketiga total skor perlakuan dalam uji organoleptik rasa, tempe biji kecipir dengan penambahan beras merah 30 memiliki skor tertinggi yaitu 84 93,3 dengan kriteria kesukaan adalah suka, sedangkan tempe biji kecipir tanpa penambahan beras merah memiliki skor terendah yaitu 52 57,7 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai rasa tempe biji kecipir dengan penambahan beras merah 30. Berdasarkan uji Barlett terlampir maka dapat diketahui bahwa varians data populasi dimana sampel ditarik adalah seragam homogen yaitu b H 0,95 b c 0,93 dan dapat dilanjutkan dengan analisa sidik ragam. Tabel.4.3. Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Rasa Sumber Keragaman db JK KT F Hitung F Tabel Keterangan 0,05 Perlakuan 3 19,8 6,61 18,36 2,68 Ada perbedaan Galat 116 42,3 0,36 Total 119 62.1 Keterangan : db : derajat bebas JK : jumlah kuadrat KT : kuadrat total Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap rasa tempe biji kecipir tanpa penambahan beras merah dan tempe biji kecipir Universitas Sumatera Utara beras merah 10, 20 dan 30 dengan F hitung 18,36 ternyata lebih besar dari F tabel 2,68. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan beras merah dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa tempe biji kecipir beras merah yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara keempat perlakuan tersebut maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel di bawah ini : Tabel 4.4. Nilai kritis berdasarkan Uji Kurun Ganda Duncan pada beda nyata pada tingkat 5 p 2 3 4 Range 2,77 2,92 3,02 Least Significant Ranges LSR 0,055 0,058 0,060 Kemudian, untuk mengetahui perlakuan terbaik, maka dilakukan kodifikasi terhadap nilai rata-rata pada tabel di atas. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan kode yang akan digunakan terhadap nilai rata-rata. 0,055 + 1,73 = 1,73 → a 0,058 + 2,33 = 2,39 → b 0,060 + 2,63 = 2, 9 → c Langkah kedua yang dilakukan adalah menentukan nilai rata-rata yang sesuai dengan kode sehingga akan didapatkan mana perlakuan yang terbaik . Tabel 4.5. Kodifikasi Perlakuan Terhadap Nilai Rata-rata Perlakuan Rata-rata F F 1 F 2 F 3 1,73 a 2,33 b 2,63 c 2,80 d Dari tabel 4.5. dapat diketahui bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa tempe biji kecipir berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu, juga dapat disimpulkan bahwa tempe biji kecipir dengan penambahan beras merah sebesar 30 Universitas Sumatera Utara F 3 lebih disukai panelis daripada perlakuan lainnya, karena tempe dengan perlakuan F 3 mempunyai penilaian yang paling tinggi 2,80. 4.4. Analisa Organoleptik Aroma Tempe Biji Kecipir dan Tempe Biji Kecipir Dengan Penambahan Beras Merah 10, 20 dan 30 Hasil analisa organoleptik aroma dari tempe biji kecipir tanpa penambahan beras merah dan tempe biji kecipir dengan variasi penambahan beras merah dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini : Tabel 4.6. Hasil Analisa Organoleptik Aroma Tempe Biji Kecipir dan Tempe Biji Kecipir Beras Merah Aroma Tempe Biji Kecipir Tempe Biji Kecipir Beras Merah Dengan Penambahan Beras Merah Kriteria Skor Panelis Skor 10 20 30 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 3 2 6 6,7 9 27 30,0 14 42 46,7 11 33 36,7 Kurang suka 2 14 28 31,1 15 30 33,3 11 22 24,4 10 20 22,2 Tidak suka 1 14 14 15,6 6 6 6,7 5 5 5,6 6 6 6,7 Total 30 48 53,4 30 63 70 30 69 76,7 30 59 65,6 Berdasarkan tabel 4.6. di atas, dapat dilihat dari ketiga total skor perlakuan dalam uji organoleptik aroma, tempe biji kecipir dengan penambahan beras merah 20 memiliki skor tertinggi yaitu 69 76,7 dengan kriteria kesukaan adalah suka, sedangkan tempe biji kecipir tanpa penambahan beras merah memiliki skor terendah yaitu 48 53,4 dengan kriteria kesukaan adalah tidak suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai aroma tempe biji kecipir dengan penambahan beras merah 20 . Berdasarkan uji Barlett terlampir maka dapat diketahui bahwa varians data populasi dimana sampel ditarik adalah seragam homogen yaitu b H 0,98 b c 0,93 dan dapat dilanjutkan dengan analisa sidik ragam. Universitas Sumatera Utara Tabel.4.7. Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Aroma Sumber Keragaman db JK KT F Hitung F Tabel Keterangan 0,05 Perlakuan 3 8,20 2,73 5,35 2,68 Ada perbedaan Galat 116 59,677 0,51 Total 119 67,82 Keterangan : db : derajat bebas JK : jumlah kuadrat KT : kuadrat total Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap aroma tempe biji kecipir tanpa penambahan beras merah dan tempe biji kecipir beras merah 10, 20 dan 30 dengan F hitung 5,35 ternyata lebih besar dari F tabel 2,68. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan beras merah dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma tempe biji kecipir beras merah yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara keempat perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel di bawah ini : Tabel 4.8. Nilai kritis berdasarkan Uji Kurun Ganda Duncan pada beda nyata pada tingkat 5 p 2 3 4 Range 2,77 2,92 3,02 Least Significant Ranges LSR 0,055 0,058 0,060 Kemudian, untuk mengetahui perlakuan terbaik, maka dilakukan kodifikasi terhadap nilai rata-rata pada tabel di atas. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan kode yang akan digunakan terhadap nilai rata-rata. 0,055 + 1,6 = 1,655 → a 0,058 + 2,1 = 2,158 → b 0,060 + 2,21 = 2,16 → c Universitas Sumatera Utara Langkah kedua yang dilakukan adalah menentukan nilai rata-rata yang sesuai dengan kode sehingga akan didapatkan mana perlakuan yang terbaik . Tabel 4.9. Kodifikasi Perlakuan Terhadap Nilai Rata-rata Perlakuan Rata-rata F F 1 F 3 F 2 1,6 a 2,1 b 2,1 c 2,3 d Dari tabel 4.9. dapat diketahui bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap aroma tempe biji kecipir berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa tempe biji kecipir dengan penambahan beras merah 20 F 2 lebih disukai daripada perlakuan lainnya, karena tempe dengan perlakuan F 2 mempunyai penilaian yang paling tinggi 2,3.

4.5. Analisa Organoleptik Warna Tempe Biji Kecipir dan Tempe Biji Kecipir Beras Merah