Regresi Jenis Kopi Terhadap Jumlah Produksi

3.3.4.2. Regresi Jenis Kopi Terhadap Jumlah Produksi

Model analisis regresi jenis kopi terhadap jumlah produksi ditunjukkan oleh persamaan di bawah ini: Y = a + Du +e Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan terhadap variabel produksi kopi dengan variabel jenis kopi sebagai variabel bebas menggunakan media SPSS 18.0 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.16. Hasil Model Estimasi Regresi Jenis Kopi terhadap Produksi Kopi Sumber: Lampiran 3 Berdasarkan hasil model estimasi di atas dapat ditentukan bahwa jenis kopi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produksi kopi. Koefisien dummy yang menunjukkan jenis kopi Arabika dan Robusta sebesar 2743,417. Koefisien ini memberi makna bahwa ada perbedaan jenis produksi yang dihasilkan dari kedua jenis kopi tersebut. Berdasarkan uji T stat ,diterima Ha T sig Tabel 4.17. Jumlah Produksi dan Produksi Rata-rata Kopi Arabika dan Kopi Robusta 0,001 0,05. Dengan demikian dapat ditentukan bahwa ada perbedaan produksi produksi dari kedua jenis kopi sebesar 2743,417. Hal ini dibuktikan pula dengan data yang diperoleh dari lapangan yang menunjukkan bahwa rata-rata produksi kopi Arabika lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata produksi kopi Robusta. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Jenis Kopi Arabika kgha Robusta kgha Jumlah Produksi 318374 16748 Jumlah Produksi rata-rata 6008,19 2022,705 Sumber : Lampiran 4 Model T Sig 1 Constant Jenis Kopi 1046,750 2743,417 0,177 0,001 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa jumlah produksi kopi arabika sebesar 318374 kgha dengan produksi rata-rata sebesar 6008,19 kg ha. Produksi ini jauh lebih tinggi dibandingkan produksi kopi robusta sebesar 16748 kgha dengan produksi rata-rata sebesar 2022,705 kgha.

4.3.5. Analisis Efisiensi

Tingkat efisiensi produksi dapat dilihat secara teknis dan efisiensi ekonomi. Efisiensi teknis dapat ditunjukkan oleh hubungan fisik antara faktor- faktor produksi dengan jumlah produksi yang dapat dihasilkan. Efisiensi teknis tercapai apabila kombinasi input yang terkecil dapat menghasilkan output yang semaksimal mungkin pada jumlah tertentu. Selanjutnya, efisiensi ekonomi tercapai apabila biaya terendah dapat menghasilkan output yang semaksimal mungkin dalam jumlah tertentu. 4.3.5.1.Analisa Efisiensi Teknis Efisiensi teknis dapat dilihat melalui nilai elastisitasnya. Nilai elastisitas adalah perubahan jumlah produksi akibat perubahan faktor produksi yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Koefisien regresi pada fungsi produksi Cobb-Douglash sekaligus menunjukkan besaran elastisitas dengan ketentuan sebagai berikut: MPX e = 1 berarti efisien 1 �� ��1 = koefisien regresi = elastisitas e e 1 berarti tidak efisien, sehingga perlu pengurangan nilai faktor produksi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA