b. Kesulitan petani dalam memperoleh faktor produksi dalam jumlah yang tepat
waktu; c.
Adanya faktor luar yang menyebabkan petani tidak berusaha secara efisien. Karena hal – hal tersebut, maka kemungkinan kondisi persamaan 2.7 dapat
ditemuai sebagai berikut: 1.
b.Y.Py XPx 1, hal ini berarti bahwa penggunaan faktor produksi X belum efisien. Agar bisa mencapai efisien, maka penggunaan faktor produksi X
perlu di tambah. 2.
NPM Px 1, hal ini berarti bahwa penggunaan faktor produksi X tidak efisien, sehingga perlu dilakukan pengurangan faktor produksi X agar dapat
tercapai efisiensi. Nicholson 2002, mengatakan bahwa alokasi sumber daya disebut efisien
secara teknis jika alokasi tersebut tidak mungkin meningkatkan output suatu produk tanpa menurunkan produksi jenis barang lainnya.
2.2. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi.
Khazanani 2011, dengan judul penelitian “Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor- faktor Produksi Usahatani Cabai Kabupaten Temanggung” melakukan
penelitian terhadap produksi usahatani cabai Kabupaten Temanggung yang mengalami penurunan jumlah produksi dan luas lahan yang terus menurun dengan
rata-rata produksi yang cenderung berfluktuatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi produksi dengan pendekatan frontier stokastik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan Metode Maximum Likelihood. Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil bahwa variabel luas lahan, bibit, tenaga kerja dan pupuk mempengaruhi
produksi cabai secara signifikan, sedangkan vaiabel pestisida tidak signifikan dalam mempengaruhi produksi cabai. Penggunaan faktor produksi bibit dan
tenaga kerja belum efisien sehingga perlu ditambah sedangkan faktor produksi pupuk dan pestisida penggunaannya telah melampaui batas efisiensi sehingga
perlu dikurangi untuk efisiensi yang lebih tinggi. Fatma 2011, dengan judul penelitian “Analisis Fungsi Produksi dan
Efisiensi Usahatani Kopi Rakyat di Aceh Tengah”, menganalisis fungsi produksi, skala usaha dan efisiensi faktor produksi pada tanaman kopi tersebut. Dengan
menggunakan alat analisis fungsi produksi Cobb-Douglas, ditemukan bahwa faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi kopi pada tingkat
kesalahan 10 adalah tenaga kerja, luas lahan dan umur pohon. Penambahan jumlah tenaga kerja dan penambahan luas lahan serta semakin tingginya umur
kopi akan menambah produktivitas kopi. Usahatani kopi berada pada skala produksi kopi yang semakin menaik. Analisis efisiensi menunjukkan bahwa
secara teknis, penggunaan keseluruhan faktor- faktor produksi sudah efisien, tetapi jumlah tenaga kerja masih dapat ditambah untuk meningkatkan produksi
kopi. Panjaitan 2008, dalam penelitiaannya yang berjudul “Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi”, menganalisis faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi produksi kopi di Kabupaten Dairi.
Data yang digunakan adalah data primer melalui wawancara dan data sekunder.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari hasil analisis dengan menggunakan Ordinary Least Square OLS, diketahui bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi produksi kopi di Kabupaten
Dairi pada tingkat kesalahan 5 adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pestisida sedangkan pupuk berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi
pada � 10. Dari nilai Average Productivity of Labor APL diketahui bahwa
penambahan waktu kerja akan meningkatkan produksi rata-rata kopi. Notarianto 2010, dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Efisiensi
Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Bawang Putih”, menganalisis penurunan jumlah produksi bawang putih. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode snow ball sampling dan metode analisis data menggunakan regresi linear berganda dan uji efisiensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang
secara signifikan mempengaruhi produksi bawang putih yaitu luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja. Nilai efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi
ekonomis tidak sama dengan satu, artinya tidak efisien sehingga perlu penambahan penggunaan faktor produksi. Selain itu dengan adanya kondisi
usahatani yang menunjukkan skala hasil yang meningkat maka dapat dikatakan bahwa kondisi usahatani bawang putih di daerah penelitian ini layak untuk
dikembangkan atau dilanjutkan. Widyananto 2011 dengan judul: “Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-
faktor Produksi pada Usahatani Padi Organik dan padi Anorganik Studi Kasus: Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, menganalisis tingkat pengaruh faktor-
faktor produksi terhadap jumlah produksi padi organik dan padi anorganik. Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda dan analisis frontier
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan menggunakan data cross section yang bersumber dari data primer. Dari hasil penelitian variabel luas lahan, bibit,dan pupuk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap jumlah produksi padi organik, sedangkan tenaga kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan.Untuk usahatani padi anorganik, variabel
luas lahan dan pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi padi anorganik, variabel pestisida berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan
bibit dan tenaga kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan. Nilai efisiensi teknis dalam penelitian padi organik ini sebesar 0,963 yang berarti bahwa
usahatani padi organik di daerah penelitian tidak efisien secara teknis. Untuk usahatani padi anorganik, nilai efisiensi teknis sebesar 0,814 yang berarti
usahatani padi anorganik di daerah penelitian juga tidak efisien secara teknis.
2.3. Kerangka Konseptual