diatur secara genetik dan asupan asam folat, vitamin B
6
piroksidin dan vitamin B
12
Meningkatnya kadar homosistein berkaitan dengan meningkatnya risiko aterosklerosis koroner, penyakit stroke serebrovaskuler, penyakit vaskuler perifer,
tromboembolik termasuk infark miokardial. Homosistein dapat menyebabkan aterosklerosis melalui mekanisme yang melibatkan peningkatan aktivasi platelet,
hiperkoagulasi, peningkatan proliferasi sel otot polos, sitotoksisitas, induksi disfungsi endotel dan stimulasi oksidasi LDL.
kobalamin.
Hiperhomosisteinemia derajat sedang berkaitan erat dengan meningkatnya risiko kejadian stroke iskemik, aterosklerotik vaskuler, infark serebral dan trombosis
vena. Diperkirakan homosistein memengaruhi efek prokoagulan dengan menurunkan aktivitas tissue plasminogen activator tPA dan merusak sekresi von Willebrand
factor v WF, serta meningkatkan aktivitas PAI-1. Hal ini menandakan adanya interaksi dengan sistem fibrinolotik dimana homosistein dapat menyebabkan
kejadian tromboembolik.
14. Kelainan Pembekuan darah Koagulasi
Sistem koagulasi pada keadaan normal merupakan keseimbangan antara pemeliharaan aliran darah di pembuluh dan perbaikan kebocoran dari gangguan
integritas pembuluh. Namun banyak faktor yang mengganggu keseimbangan tersebut dan menghasilkan trombosis. Ativasi koagulasi darah dengan trombosis merupakan
kejadian umum pada hampir kebanyakan stroke iskemik. Pembentukan trombus sering terjadi karena aktivasi patologik dari hemostasis yang mungkin ditemukan
pada kerusakan sel endotel pada arteri aterosklerotik preserebral atau jantung.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Defisiensi protein antikoagulan yang berpengaruh pada pembentukan trombus terdiri dari antithrombin III AT III, protein C, protein S dan faktor V.
15. Fibrinogen
Peningkatan fibrinogen dan kelainan sistem fibrinolitik berkaitan dengan terjadinya infark miokard dan stroke. Kadar fibrinogen 2,75 gl mempunyai risiko
tinggi terhadap penyakit jantung koroner dan stroke. Peningkatan kadar fibrinogen 1 gl akan meningkatkan risiko infark sebanyak 45.
Penelitian Kristensen menunjukkan bahwa peningkatan kadar fibrinogen secara independen berkaitan dengan stroke iskemik pada dewasa muda. Peningkatan
kadar fibrinogen dan enzim profibrinolitik, tPA dan PAI-1 terbukti merupakan prediktor kuat untuk infark miokard. Kadar fibrinogen diketahui meningkat dengan
cepat setelah terjadinya stroke dihubungkan dengan respon fase akut yang dihasilkan dari iskemik otak dan nekrosis.
16. Faktor Obat
Obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya stroke iskemik, obat dapat menimbulkan stroke iskemik melalui beberapa mekanisme berikut:
• Timbulnya gangguan jantung akibat obat seperti aritmia, hipertensi dan hipotensi • Turunnya aliran darah otak
• Perubahan reologi darah • Vaskulitis
• Vasospasme • Perdarahan otak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Beberapa obat yang kemungkinan menyebabkan stroke iskemik antara lain antikoagulan, allopurinol, androgen, calcium antagonists, immunoglobin, nikotin,
beta-blocker, antineoplastik, oral contraceptives dosis tinggi, drug abuse, trombolitik, kontras radiologi, nitrat, praziquantel, sitokin, isotertionin,
pseudoefedrin, epsilon amino caproic acid, derivate ergot termasuk bromocriptin, fenfluramin, eritropoitin, ginseng dan gingko biloba.
Stroke dapat terjadi karena adanya dua atau lebih faktor risiko multirisk factors, bukan hanya satu faktor. Pada penelitian ini faktor risiko yang akan diteliti
yaitu hipertensi, umur, jenis kelamin, diabetes melitus dan hiperkolesterolemia.
2.7 Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Hipertensi terhadap Kejadian Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik
2.8 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini yaitu: Ada pengaruh hipertensi terhadap kejadian stroke iskemik dan stroke hemoragik di ruang neurologi di Rumah
Sakit Stroke Nasional RSSN Bukittinggi tahun 2011. Hipertensi
- Umur - Jenis kelamin
- Diabetes melitus - Hiperkolesterolemia
Stroke Hemoragik Stroke Iskemik
Variabel Independen Variabel Dependen
Variabel Pengganggu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA