Al-Musyarakah Al-Murabahah dan Al-Bai’u Bithaman Ajil

“Apabila sholat telah dilaksanakan , maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Q.S. Al-Baqarah: 2;198                              “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia rezki hasil perniagaan dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari `Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam. Dan berzikirlah dengan menyebut Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat”.

c. Al-Musyarakah

Adalah mencampurkan salah satu dari macam harta dengan harta lainnya sehingga tidak dapat dibedakan di antara keduanya. 124 Dalam pengertian lain musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau amal expertise dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 125 124 Abdurrahman Al Jaziri, Al Fiqh Alaa al Madzahibul Arba’ah, Lebanon: Darul Fikri, 1994, Jilid 3, hal. 63. 125 M. Syafei Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Tazkia Institute dan BI, 1999, Cet. ke-I, hal. 129 Universitas Sumatera Utara Penerapan yang dilakukan Bank Syariah, musyarakah adalah suatu kerjasama antara bank dan nasabah dan bank setuju untuk membiayai usaha atau proyek secara bersama-sama dengan nasabah sebagai inisiator proyek dengan suatu jumlah berdasarkan prosentase tertentu dari jumlah total biaya proyek dengan dasar pembagian keuntungan dari hasil yang diperoleh dari usaha atau proyek tersebut berdasarkan prosentase bagi-hasil yang telah ditetapkan terlebih dahulu. 126 Dasar hukum Al-Musyarakah adalah: Q.S. An-Nisa: 12 dan Q.S. Shad.: 24, dan hadits qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah. SAW telah. bersabda: Allah SWT telah berkata, Aku . Menyertai dua pihak yang sedang berkongsi sesama salah satu dari keduanya tidak mengkhianati yang lain, seandainya berkhianat maka Aku keluar dari penyertaan tersebut HR- Abu Daud

d. Al-Murabahah dan Al-Bai’u Bithaman Ajil

A I-Murabahah adalah, persetujuan jual beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok. ditambah dengan keuntungan ,yang disepakati bersama dengan pembayaran ditangguhkan 1 bulan sampai 1 tahun. Persetujuan tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus. Sedangkan Al-Bai’u Bithaman Ajil adalah persetujuan jual beli barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati 126 Indra Jaya lubis, Tinjauan Mengenai Konsepsi Akuntansi Bank Syariah, Disampaikan pada Pelatihan-Praktek Akuntansi Bank Syariah BEMJ-Ekonomi Islam, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah 2001, hal. 18 Universitas Sumatera Utara bersama. Persetujuan ini termasuk pula jangka waktu pembayaran dan jumlah angsuran. Dasar hukum dari kedua jenis persetujuan ini di dalam Al-Quran adalah: Q.S. An-Nisa : 29 dan Q.S. Al-Baqarah: 275 dan Hadits Nabi SAW yang berbunyi: Q.S An-Nisa: 4;29                           Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Q.S. Al-Baqarah: 2;275                                 Universitas Sumatera Utara                    Orang-orang yang makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan; dan urusannya terserah kepada Allah. Orang yang kembali mengambil riba, Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Dari Suhaeb ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: Tiga perkara di dalamnya terdapat keberkatan, yaitu 1 menjual dengan pembayaran secara kredit, 2 muqaradhah nama lain dari mudharabah, 3 mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan bukan untuk di jual. HR. Ibnu Majah, Subtti Assalam Dari Abu Said Al-Hudri bahwa, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan secara suka sama suka. HR. Al BaihaqI, Ibnu Majah dan, sahih menurut Ibnu Hiban. Bank-bank Islam mengambil murabahah untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada kliennya untuk membeli barang walaupun klien tersbut mungkin tidak memiliki uang tunai untuk membayar. Murabahah, sebagaimana digunakan dalam perbankan Islam, ditemukan terutama berdasarkan dua unsur: harga membeli dan biaya yang terkait, dan kesepakatan berdasarkan mark-up keuntungan. 127

e. Al-Ijarah dan Al-Ta’jiri