BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. DESKRIPSI  DAERAH  PENELITIAN
4.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Tigabinanga
a. Kondisi Geografis
Kecamatan Tigabinga adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara. Dengan luas wilayah 160,38 Km
2
. Kecamatan Tigabinanga berjarak kira-kira 37 Km dari pusat pemerintahan Kabupaten.
b. Jumlah Penduduk
Kecamatan Tigabinanga didiami suku bangsa yang terdiri dari Karo, Jawa, Aceh Alas, Minang dan Batak dengan jumlah penduduknya sebesar  18.894 jiwa
dengan 5.789 KK, yang terdiri dari 9.558 laki-laki dan 9.336 jiwa perempuan.
c.  Mata Pencaharian
Sesuai dengan kondisi sumber daya alam pada umumnya sumber  mata pencaharian masyarakat adalah sebagai petani. Penduduk yang memenuhi
kebutuhan hidupnya sebagai petani yaitu mencapai 84,92 atau sebanyak 8.047 jiwa dengan usia antara 23 tahun sampai dengan 57 tahun. Perilaku petani karo
lebih mudah mencontoh petani yang berhasil dari pada menerima saran dari petugas penyuluh pertanian, selain itu petani karo beranggapan bahwa bertani
adalah memberi pupuk, tanpa pupuk tidak ada hasil. Belum ada penataan
Universitas Sumatera Utara
pembangunan lahan berbasis jagung sehingga tidak ada perencanaan untuk mensejahterakan petani.  Pembiayaan petani dalam mananam jagung didanai
kredit  bank jika para petani memiliki sertifikat lahan sebagai jaminan dan kredit di penggilingan jika petani tidak memiliki sertifikat lahan, yang  menjadikan
petani terjerat rentenir,terperangkap pengijon dan tidak berdaya menghadapi tengkulak saat panen merupakan fakta nyata petani belum sejahtera hal ini terjadi
di Kecamatan Tigabinanga
4.1.2. Pendapatan
Jumlah pendapatan yang dimaksudkan adalah pendapatan kotor petani jagung dari hasil perkalian jumlah produksi jagung  Q = Quantity  dengan harga jual jagung
P = Price  dalam satu kali musim panen.  Hasil rata-rata produksi jagung  sebesar 5742 kg 9620  M
2
, rata-rata harga produksi jagung sebesar Rp 2.186  kg dengan  rata-rata pendapatan yang diterima para petani jagung di Kecamatan Tigabinanga sebesar Rp
12.285.429  9620 M
2
luas lahan dalam satu kali musim panen   selama 5 bulan  dengan rata-rata modal sebesar Rp 9.000.000. Total pendapatan petani jagung yang masuk dalam
penelitian ini sebesar Rp 1.228.542.850,- dengan responden sebanyak 100 petani jagung. Rasio modal terhadap pendapatan rata-rata 3,57  dengan rasio terendah sebesar 1,10
dan rasio tertinggi sebesar 6,27 . Kebijakan harga jagung walaupun ada namun tidak banyak berpengaruh terhadap
stabilitas harga di Kecamatan Tigabinanga. Hal ini dapat dilihat ketika panen jagung melimpah harga jagung bergerak lambat di antara Rp 1600 Kg  sampai dengan Rp 2000
Kg dan pada saat panen  jagung  mengecil harga jagung bergerak naik dari Rp 2000Kg
Universitas Sumatera Utara
sampai Rp 2550kg dalam masa 2 minggu. Perubahan harga seperti ini tidak dapat diketahui oleh petani. Pengamatan penulis ke PT. Pokphan Jl. Sisingamangaraja Km 9
Medan, terjadinya perubahan harga demikian disebabkan stok jagung pada masa-masa tertentu menipis sehingga untuk merangsang ketersediaan jagung harga dinaikan sampai
batas harga impor jagung di pabrik.
4.1.3.   Luas Lahan
Luas lahan tanam jagung yang diusahakan  petani untuk menanam jagung rata rata 0.962 ha atau 9620 M
2
. Total luas lahan yang masuk dalam data penelitian seluas 2407 rante atau  96,28 ha  yang berarti sebesar 0,06 dari luas 14.705 ha lahan tanaman
jagung yang ada di kecamatan Tigabinanga.
4.1.4.  Benih
Penggunaan  benih jagung yang dibutuhkan petani dipengaruhi dengan luas dan jarak tanam. Petani Jagung di Kecamatan Tigabinanga menggunakan benih jagung  NK
22 dan DK 979 dengan jarak tanam 40 – 50 cm, 40 – 60 cm dan 25 – 70 cm, sehingga rata-rata jumlah benih yang digunakan oleh petani sebesar 23.02 kg      lampiran 4  per
0.962 ha  dalam satu kali musim tanam, semakin tinggi benih yang digunakan akan meningkatkan harga pokok produksi.
Masa tanam jagung oleh petani di Kecamatan Tigabinanga dimulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus, sekitar 45  dari  sampel penelitian memulai bertanam di
awal bulan Juli diikuti   dengan 30  di akhir bulan Juli dan 25 di awal Agustus.  Hal ini dilakukan oleh petani karena ketersediaan tenaga kerja  aro  menunggu giliran dan
Universitas Sumatera Utara
berharap di  pertengahan  bulan Agustus  curah hujan tinggi sehingga kebutuhan akan air dalam pembentukan buah jagung tidak terganggu,sebab kekurangan air pada masa
percambahan  mulai benih di tanam sampai dua minggu setelah ditanam  akan mengakibatkan matinya tanaman, bila tanaman jagung tidak tumbuh maka petani
melakukan penyisipan tanaman. Kekurangan air pada saat 3  tiga  minggu setelah keluar rambut tongkol akan menurunkan produksi hingga 30 , sementara kekurangan
air selama pembungaan akan mengurangi jumlah biji yang terbentuk yang akan menurunkan produksi hingga 40 .  Ternyata curah hujan terjadi diawal bulan
September. Jarak tanam tanaman jagung tergantung dengan kreatifitas para petani jagung itu
sendiri, ada yang menanam dengan jarak tanam 40 – 50 cm 2 butir dalam satu lobang tanam,  40 – 60 cm dengan 3 butir dalam satu lobang tanam dan ada yang menanam
dengan jarak tanam 25 – 70 cm dengn 4 butir benih dalam satu lobang tanam, hal ini mereka lakukan dengan harapan semakin banyak batang akan semakin tinggi
produksinya.
4.1.5   Pupuk
Petani jagung di kecamatan Tigabinanga melakukan kombinasi pupuk antara lain : Urea, SP 36, Phonska, organik untuk menghasilkan unsur arah bagi tanaman jagung,
kombinasi pupuk tersebut dilakukan kerena NPK lengkap harganya mahal demikian juga dengan pupuk cair. Prilaku petani lebih merasa puas dengan pupuk kristal daripada
menggunakan pupuk cair.  Rata-rata penggunaan pupuk  oleh petani sebesar 701.7 kg per 0.962 ha.
Universitas Sumatera Utara
Tidak adanya pengukuran unsur hara di lahan jagung sehingga pemberian dosis pupuk dan waktu pemberian pupuk pada tanaman jagung di lahan petani dilakukan
berdasarkan kebiasaan yaitu satu bulan sejak benih di tanam.  Penggunaan dosis pupuk sebagai penyedia unsur hara yang dibutuhkan untuk memproduksi jagung belum sesuai
dengan paket teknologi hasil penelitian para pakar dibidangnya. Para petani berpendapat bahwa tanpa dipupuk, jagung tidak akan berbuah yang menjadikan posisi petani  sebagai
target produksi  target omzet  dari pabrik pupuk nonorganik.  Ketersediaan pupuk subsidi pada bulan Juli dan Agustus terganggu sehingga mempengaruhi harga pupuk
menjadi mahal, karena harga pupuk mahal maka petani mulai beralih dari pupuk nonorganik menjadi pupuk organik karena harganya lebih murah. Pada masa panen,
sering sekali dijumpai butiran pupuk nonorganik yang tidak larut dengan tanah di bawah batang jagung, hal ini disebabkan oleh  kekurangan air dan curah hujan tidak dapat
menembus daun jagung karena sudah terlalu rimbun.
4.1.6.  Hasil Estimasi Model Pendapatan Petani Jagung
Analisis fungsi Cobb Douglas digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi   unit variabelvariabel independen terhadap hasil
produksi   unit produksivariabel dependen  adalah sebagai berikut :
Q  =    aX1
β1
X2
β2
X3
β3
…...Xn
βn
…e
u
Untuk memudahkan pendugaan dinyatakan dengan mengubah bentuk kuadrat terkecil  yang disederhanakan menjadi
Q  = α   +     β
1
X1   + β
2
X2    + β
3
X3    + β
4
X4    + µ
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya fungsi tersebut,digunakan untuk mengestimasikan faktor-faktor produksi variabel  independen  yang mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung      rupiah  di
Kecamatan Tigabinanga, Q  produksi  menjadi YP  pendaptan  secara matematis model persamaanya dirumuskan sebagai berikut :
YP  = α   +    β
1
X1   + β
2
X2    + β
3
X3   + β
4
X4    + µ
Karena parameter  satuan alat ukur  variabel independen dan variabel dependen bervariasi, maka untuk menyederhanakan varian tersebut digunakan fungsi logaritma
sehingga persamaanya menjadi ; Log YP
= α   +    β
1
log X1   + β
2
log X2    + β
3
log X3    + β
4
log X4   + µ
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah dalam persamaan maka hasil  setelah dilogaritmakan diperoleh persaman model estimasi
sebagai berikut :
Log YP    = -3.139  + 8,085  log X
1
– 0,016  log X
2
+  0,001 log X
3
+ 0,244  log X
4
SE            = 1.047       1.989           0.044              0.002           0.053 t-stat         =                   4.065      -.365                 .537           4.406
R
2
=    0.771 F- Stat      =  80.145                     Signifikan pada
α =  5
4.1.7.  Test of goodness of fit uji kesesuaian a.  Analisis Koefisien Determinasi R-square
Dari uraian persamaan model estimasi diatas diperoleh Koefisien Determinasi R , R-square yang tinggi karena terletak diantara 0.7 – 1.00 yaitu
sebesar  0.771    Lampiran 8. hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang terjadi pada  variabel independen luas lahan,jumlah benih,jumlah
2
Universitas Sumatera Utara
pupuk dan jumlah tenaga kerja dapat menjelaskan variabel dependen pendapatan petani jagung sebesar  77.10   sedangkan sisanya sebesar  22.90
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi seperti ; perubahan iklim dalam hal ketersediaan air, ketersediaan unsur hara bagi tanaman
jagung, jarak tanam, pengendalian hama penyakit jagung, perbedaan lahan datar dan perbukitan, pengolahan produksi dan harga jual.
b.  Uji F-statistik Uji Over all, uji serempak atau uji ANOVA
Uji F-statistik ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen mampu secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan variabel dependen
1. Hipotesis :   H : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0……….Tidak Signifikan H
a
: b
1
b
2
b
3
b
4
0……....Signifikan 2.  Kriteria pengujian : H
diterima apabila nilai sig   0,05
5 
 H
a
diterima apabila F-hitung   0,05
5 
 3. F-hitung = 80.145 dan F
0,05
tabel   = 2,32  80.145  2.32 4. Nilai Sig 0.000
α
0,05 Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa F-hitung  F-tabel artinya
H
a
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel luas lahan X
1
,jumlah benih X
2
, jumlah pupuk X
3
,dan jumlah tenaga kerja X
4
secara keseluruhan signifikan mempengaruhi pendapatan petani jagung dengan  tingkat
kepercayaan   confidence interval   sebesar  95   atau       alpha α =  5.
c.   Uji t-statistik Uji Parsial
Universitas Sumatera Utara
Uji t-statistik dilakukan untuk menguji apakah variabel independen diatas secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
1.  Hipotesis :
H : b
i
= 0…………Tidak Signifikan H
a
: b
i
0…....….…Signifikan 2.
Kriteria pengambilan keputusan: a.
H diterima apabila nilai sig   0,05
b. H
a
diterima apabila nilai sig   0,05 Tabel  4.1 :  Uji t Statistik
Variabel t hitung
Sig. X
1
Luas lahan 4.065
.000 X
2
Benih -  0.365
.716 X
3
Pupuk 0.537
.593 X
4
Tenaga kerja 4.641
.000 Sumber     :  Hasil penelitian,2011  data diolah, lampiran 8.
Dengan jumlah sampel n = 100, variabel bebas k = 4 maka derajat bebas untuk nilai t-statistik n-k-1 atau sama dengan 95 maka didapati         t-
tabel dengan  tingkat  kepercayaan   confidence interval   sebesar  95   atau alpha
α  =  5   sebesar  1.985  dan  α  = 0,025 sebesar 2.277. Hasil uji t- statistik diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut :
1.    Pengaruh Luas Lahan X
1
terhadap Pendapatan Petani Jagung.
a.  Hasil regresi persamaan model estimasi dalam logaritma diperoleh :
Universitas Sumatera Utara