Kesimpulan Saran Tinjauan Penelitian Terdahulu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa solvabilitas dan kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian Andi 2011, Elendan Anggraini 2012, dan Shinta 2012. LaporanLabaRugi, UkuranKAP, OpiniAuditor, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Internal Auditor, Revenue tidak berpengaruh terhadap audit delay hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Elen dan Anggraini 2012, Ayoib dan Shamharir 2002, Pourali dkk 2013, Sistya 2008, Lidya 2012, dan Wirakusuma 2004.

5.2. Saran

Adapun saran – saran yang dapatdiberikansehubungandenganpenelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah waktu penelitian dan luas penelitian, sampel yang digunakan tidak hanya pada perusahaan perbankan, tetapi sektor lain atau semua sector perusahaan publik. 2. Pada penelitian selanjutnya disarankan juga menambahkan variabel yang yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti Audit Fee, Klasifikasi Industri dan Deb Proportion. 3. Bagiauditor,disarankan untuk merencanakan pekerjaan lapangan secara lebih efektif dan efisien,juga perlu diperhatikan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap audit delay, agar waktu audit lebih cepat. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Perkembangan perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama setiap perusahaan. Semakin berkembangnya pasar modal menyebabkan semakin besarnya kebutuhan akan transparansi. Di dalam dunia akuntansi, transparansi dapat dimaksudkan dengan seberapa jauh pembaca laporan keuangan atau pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui dan menggali kandungan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Pada umumnya laporan keuangan terdiri atas lima elemen utama, yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas daan catatan atas laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomiIAI, 2001: 3, PSAK No.IParagraf 7. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraph 25- 42 IAI, 2001: 7-11 menyatakan bahwa karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keangan berguna bagi para pemakai. Universitas Sumatera Utara Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yang disebutkan, antara lain : 1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai.Guna mencapai maksud ini, diasumsikan pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. 2. Relevan Informasi disebut relevan ketika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai.Agar relevan, informasi harus dapat digunakan untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang predictive value, menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya feedbackvalue, juga harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan sebelummereka kehilangan kesempatan atau untuk mempengaruhi keputusan yang diambil timeliness. 3. Keandalan Informasi disebut andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur faithful representation dari yang seharusnya disajikan atau yang dapat disajikan secara wajar. 4. Dapat dibandingkan Identifikasi kecenderungan trend posisi dan kinerja keuangan laporan keuangan perusahaan antar periode hendaknya dapat diperbandingkan oleh pemakai.Dengan demikian pemakai dapat memperoleh informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, membantu pencapaian karakteristik ini.

2.1.2. Pengertian Auditing

Auditing menurut Arens, dkk 2008 : 4 didefinisikan sebagai “pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yangtelah ditetapkan”.Sedangkan menurut Boynton, Johnson, dan Kell 2003: 5 audit adalah:Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi Universitas Sumatera Utara tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya terhadap pihak yang berkepentingan. Menurut Mulyadi 2002:11 auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan- pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Menurut Mulyadi 2002:9, terdapat unsur-unsur penting yang dapat diuraikan dari definisi pemeriksaan akuntansi Audit secara umum. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut: 1. Suatu proses sistematik Pemeriksaan akuntansi merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka, dan terorganisasi. 2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atas badan usaha serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terahadap bukti-bukti tersebut. 3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kebijakan ekonomi Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi di sini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan yang umumnya terdiri dari empat laporan pokok ; neraca, laporan rugilaba, laporan arus kas, dan laporan perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan dapat pula berupa laporan biaya pusat pertanggung jawaban tertentu dalam perusahaan. 4. Menetapkan tingkat kesesuaian Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan dekat tidaknya pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. 5. Kriteria yang telah ditetapkan Patokan atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai kesesuaian informasi yang dapat berupa peraturan yang ditetapkan oleh manajemen dan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 6. Penyampaian hasil pemeriksaan Penyampaian hasil pemeriksaan akuntan auditing sering disebut dengan pengesahan Attestation. Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan akuntan audit report. Pengesahan dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat atas laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan. Universitas Sumatera Utara 7. Pemakai yang berkepentingan Dalam dunia usaha pemakai yang berkepentingan terhadap laporan akuntansi adalah pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh, dan inspeksi pajak. Pada dasarnya auditing bersifat menentukan apakah informasi-informasi yang tercatat telah mencerminkan dengan benar kejadian-kejadian ekonomi yang muncul selama periode akuntansi.

2.1.3. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay

2.1.3.1. Laporan Labarugi

Informasi tentang laba perusahaandapat digunakan sebagai : a. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian. b. Sebagai pengukur prestasi manajemen. c. Sebagai dasar penentuan besarnya penggunaan pajak. d. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. e. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus f. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. g. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran h. Sebagai dasar pembagian dividen. Anis Chariri dan Imam Ghozali, 2001 dalam Andi, 2011: 117. Menurut Carslow 1991 dalam Andi, 2011: 156, ada dua alasan mengapa perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit delayyang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit. Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan dan kecurangan manajemen. Jadi apabila suatu operasi perusahaan memperoleh laba maka audit delaynya semakin pendek.

2.1.3.2. Ukuran Kantor Akuntan Publik KAP

Menurut SK. Menkeu No.43KMK.0171997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana telah diubah dengan SK. Menkeu No. 470KMK.0171999 tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Haryono Jusup, 2001: 19, Kantor Akuntan Publik KAP adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalakan Universitas Sumatera Utara pekerjaannya. Struktur Kantor Akuntan Publik, mengingat pekerjaan audit atas laporan keuangan menuntut tanggungjawab yang besar, maka pekerjaan profesional kantor akuntan publik menuntut indenpendensi dan kompetensi yang tinggi pula. Indenpendensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompentensi memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas indenpendensi dan kompentensi auditor, menyebabkan pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor. Oleh karena kantor akuntan publik demikian banyak jumlahnya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai laporan untuk menilai independensi dan kompentensi masing-masing kantor akuntan publik. Oleh karena itu struktur kantor akuntan publik akan sangat berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya Haryono Jusup, 2001 dalam Ani Yulianti, 2011: 18. Bentuk usaha Kantor Akuntan Publik yang dikenal menurut hukum Indonesia ada dua macam yaitu Haryono Jusup, 2001 dalam Ani Yulianti, 2011: 18 : a. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Sendiri. Kantor Akuntan publik bentuk ini menggunakan nama akuntan publik yang bersangutan. b. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Kerja sama. Kantor Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan publik yang menjadi rekanpartner dalam Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan. Auditor Empat Besar The Big Four Auditors adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan Universitas Sumatera Utara tertutup. Adapun kategori the big four di Indonesia yaitu: Wikipedia.org : 2013 a. KAP Price Waterhouse Coopers PWC, bekerjasama dengan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rekan b. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG, bekerjasama dengan KAP Siddharta Widjaja. c. KAP Ernest Young E Y, bekerjasama dengan KAP Purwantono, Suherman, Surja. d. KAP Deloitte Touche Tohmatsu Deloitte, bekerjasama dengan KAP Osman Bing Satrio Eny. Menurut Supriyati Yuliastri Rolinda 2007: 114 Kantor Akuntan Publik internasional atau yang di kenal dengan The Big Four dianggap dapat melaksanakan auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya. Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu. Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat Universitas Sumatera Utara meningkatkan reputasi kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya Ukuran Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan keuangan Ani Yulianti, 2011: 20.

2.1.3.3. Opini Auditor

Menurut IAI 2001: 1 dalam laporan Auditor Atas laporan Keuangan Auditan seksi 508 paragraf 4Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu asersi4, bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dikemukakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Ada 5 tipe opini auditor Arens dkk, 2003:70, yaitu: a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor dalam kondisi: 1. Semua laporan keuangan neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas telah lengkap, 2. Semua aspek dari ketiga stándar umum SPAP telah dipatuhi dalam penugasan audit tersebut, 3. Bukti audit yang cukup telah terkumpul dan auditor telah melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga stándar pekerjaan lapangan telah dipatuhi, 4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Hal tersebut berarti pula bahwa pengungkapan informatif yang cukup telah tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainya dari laporan keuangan tersebut. 5. Tidak ada situasi yang membuat auditor untuk merasa perlu menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit. b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan Unqualified Opinion with Explanations Language Pada situasi tertentu, auditor dapat menambahkan bahasa penjelasan pada pendapat wajar tanpa pengecualian pada laporan auditnya.Tujuan dari bahasa penjelasan adalah untuk memberi tahu pemakai laporan Universitas Sumatera Utara tentang satu atau lebih fakta material berkenaan dengan laporan keuangan yangtelah diaudit.Penyebab-penyebab utama ditambahkannya suatu bahasa penjelasan pada laporan audit. Bentuk baku adalah : 1. Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, 2. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup suatu perusahaan going concern, 3. Penekanan pada suatu hal oleh auditor, 4. Pendapat berdasarkan sebagian dari auditor lain dimana tidak ada pembatasan ruang lingkup dan ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku umum. c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian Qualified Opinion Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, kecuali untuk hal-hal tertentu yang telah diuraikan dalam laporan. Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan pada situasi: 1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap ruang lingkup audit, 2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. d. Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Auditor menyatakan pendapat ini jika dia yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan dapat menyesatkan. e. Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer of opinion menyatakan bahwa auditor tidak dapat menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.Pendapat ini juga diberikan apabila auditor dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien. Pernyataan Carslaw dan Kaplan 1991 dalam Dewi Lestari 2010: 28, menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara opini auditor dengan audit delay. Perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat wajar tanpa pengecualian akan menunjukkan audit delay lebih panjang dibanding perusahaan yang menerima opini wajar tanpapengecualian. Hal ini terjadi karena proses pemberian pendapat selain wajar tanpa pengecualian Universitas Sumatera Utara melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Selain itu, perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian dianggap sebagai bad news sehingga penyampaian laporan auditakan diperlambat.

2.1.3.4. Ukuran Perusahaan

Perusahaan besar lebih konsisten untuk tepatwaktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya.Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan makasemakin pendek audit delay dan sebaliknya. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004:13 menyatakan bahwa Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikanproses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan olehbeberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikaninsentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan- perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan Dyer dan Mc Hugh, 1975dalam Andi, 2011: 156. Universitas Sumatera Utara

2.1.3.5 Solvabilitas

Solvabilitas seringkali disebut leverage ratio. Leverage ratiomengukur tingkat aktiva perusahaan yangtelah dibiayai oleh penggunaan hutang. Dengan demikian solvabilitas merupakankemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangkapendek maupun jangka panjang.Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginyaresiko keuangan perusahaan.Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinanbahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupapokok maupun bunga.Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaanmengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akanmempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderungmenunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk Weston dan Copeland,1995 dalam Andi, 2011: 157 Menurut Moeljadi 2006:51, mendefininisikan tentang solvabilitas, yaitu: solvabilitas merupakan salah satu rasio keuangan perusahaan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar total hutangnya.Menurut Bambang Riyanto 2001:32, mendefinisikan tentang solvabilitas, yaitu: “solvabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiaban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan. Berdasarkan definisi diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa solvabilitas adalah ukuran seberapa besar kemampuandaya ungkit Universitas Sumatera Utara perusahaan untuk membayar semua kewajibannya pada saat keadaan operasi atau akan dilikuidasikan.Jumingan 2006:122, menyatakan bahwa tingkat solvabiltas solvency level dapat diukur dengan rasio total hutang dengan modal sendiri Debt to Equity Ratio, yaitu: “Debt to Equity Ratio yaitu rasio solvabilitas yang bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah total hutang yang dijamin dengan modal sendiri”. Debt to Equity Ratio DER dapat dihitung sebagai berikut : Oleh karena penjelasan diatas, maka penulis memilih rumus DER atau sering disebut dengan Debt to Equity Ratio sebagai alat ukur solvabilitas. Hal ini dikarenakan DER membandingkan seberapa besar total hutangnya yang akan dijamin oleh modal sendiri.

2.1.3.6. Profitabilitas

Profitabilitas.Tingkat profitabilitas diperkirakanmempengaruhi audit delay dan timeliness. Ketepatanwaktu dan keterlambatan pengumuman labatahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan.Jika pengumuman laba berisi berita baik makapihak manajemen akan cenderung melaporkantepat waktu dan jika pengumuman laba berisiberita buruk, maka pihak manajemen cenderungmelaporkan tidak tepat waktu. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Mereka juga DER = Total Hutang x 100 Modal Sendiri Universitas Sumatera Utara memberikan alasan bahwa auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan proses pengauditan Givoly Palmon, 1982 dalam Sistya, 2008: 3. Menurut Munawir 2004 : 16, “profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti jumlah aktiva perusahaan maupun penjualan investasi, sehingga dapat diketahui efektifitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan. Adapun salah satu rasio profitabilitas yang akan diteliti Return On Asset ROA Menurut Kasmir 2008, “rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan utang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Berikut ini salah satu rasio profitabilitas yaitu : ROA = Laba Bersih x 100 Total Aktiva Universitas Sumatera Utara

2.1.3.7. Internal Auditor

Internal auditor merupakan suatu fungsi penilai independen yang menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian akan kontrol, kinerja, resiko dan tata kelola governance perusahaan publik maupun privat untuk menyajikan pencapaian tujuanlangsung organisasi. Tugas internal auditor langsung berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah, independen terhadap terhadap aktivitas yang diaudit tetapi internal audit siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua lingkungan manajemenSalah satu tugas fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi kecukupan struktur pengendalian internal perusahaan secara periodik dan membuat rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Dalam proses pengauditan laporan keuangan tahunan oleh akuntan publik, auditor intern akan sangat dibutuhkan dalam hal melakukan penilaian kualitas struktur pengendalian internal yang terkait dengan lingkup proses pelaksanaan audit. Perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang kuat maka memerlukan waktu relatif singkat bagi auditor dalam melaksanakan pengujian ketaatan dan pengujian substantif, sehingga mempercepat proses pengauditan laporan keuangan Audit Delay dan meminimalisasi penundaan pengumuman laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik Carslaw Kaplan, 1991 dalam Sistya, 2008: 3. Universitas Sumatera Utara Sawyer 2005:32 menyebutkan bahwa internal auditor harus melakukan fungsi internal audit bagi manajemen sebagai berikut : 1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak. 2. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko. 3. Memvalidasi laporan ke manajer senior. 4. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. 5. Membantu proses pengambilan keputusan. 6. Menganalisis masa depan- bukan hanya untuk masa lalu. 7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.

2.1.3.8. Revenue

Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju- mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkannya.perusahaan keuangan dengan total revenue kategori tinggimemiliki audit delay paling cepat dibandingkan dengan perusahaan- perusahaan keuangan dengan total revenue rendah Prabandari, 2007 dalam Dewi Lestari, 2010: 79. Pengertian Revenue pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002;23.2, adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Sedangkan pendapatan menurut Kusnadi 2000 : 9. Pendapatan adalah suatu penambahan aktiva harta yang mengakibatkan bertambahnya modal Universitas Sumatera Utara tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain, karena pendapatan ini dapat dikatakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain. Jenis-jenis pendapatan adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan Operasi Pendapatan operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu : a. Penjualan Kotor Penjualan kotor adalah penjualan sebagaimana tercantum dalam faktur atau jumlah awal pembebanan sebelum dikurangi penjualan return dan potongan penjualan. b. Penjualan Bersih Penjualan bersih adalah penjualan yang diperoleh dari penjualan kotor dikurangi return penjualan ditambah dengan potongan penjualan lain- lain. 2. Pendapatan non Operasi Pendapatan non operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu : a. Pendapatan Bunga Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diterima perusahaan karena telah meminjamkan uangnya kepada pihak lain. b. Pendapatan sewa Pendapatan sewa adalah pendapatan yang diterima perusahaan karena telah menyewakan aktivanya untuk perusahaan lain. Universitas Sumatera Utara

2.1.3.9. Kompleksitas Operasi Perusahaan

Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit dan akuntansi. Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya cabang serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya Wulan, 2013 : 6. 2.1.4. Audit delay Menurut Rachmawati 2005: 5 , audit delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahun perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen, sedangkan menurut Raja Ahmad dan Kamarudin 2000: 6 , audit delay adalah jumlah hari antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan audit. Lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit disebut audit report lag atau audit delay. Menurut Dyer McHugh 1975 : 206 dalam Lidya dan Rangga 2012: 4 , “Auditors’ report lag is the open intervalof number of days from the year end to the date recorded as the Universitas Sumatera Utara opinion signature date in the auditors’ report”. Menurut Carslaw dan Kaplan 1991 dalam Andi 2011: 154, dalam artikelnya berjudulAn Examination of Audit Delay:Further Evidence from New Zealandmenyatakan factor yang mempengaruhi audit delay antara lain: ukuran perusahaan dan perusahaan melaporkan kerugian. Menurut Aston dan Elliot 1987 dalam Andi 2011: 154,dalam artikelnya berjudulAn Empirical Analysis of Audit Delaymenyatakan faktor yang mempengaruhi audit delay antara lain: Jenis industri, status perusahaan public atau non public, bulan penutupan tahun buku, kualitas system pengendalian internal, kompleksitas laporan keuangan dan EDP.Monirul dan Peter 1998: 16,dalam artikelnya berjudul An Examination of Audit Delay: Evidence from Pakistanmenyatakan faktor yang mempengaruhi audit delay antara lain:kantor cabang perusahaan multinasional dan auditor.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian – penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan dengan audit delay menunjukkan hasil yang berbeda. Menurut Monirul dan Peter 1998 dalam penelitiannya berjudulAn Examination of Audit Delay: Evidence from Pakistan, meneliti hubungan antara audit delay dengan beberapa karakteristik perusahaan di Negara berkembang seperti Pakistan. Variabel independen yang digunakan adalah Audit Delay sedangkan variabel dependen yaitu Ukuran Perusahaan, DER, Profitabilitas, Kantor Cabang, Ukuran KAP, biaya Audit dan Penjualan. Indikator penelitian ini adalah :Ukuran Perusahaan = Log Asset ; DER = Long Term DebtEquty; Universitas Sumatera Utara Profitabilitas = Jika laba bersih, maka nilai satu 1 atau rugi, maka nila nol 0; Kantor Cabang = cabang yang kepemilikan sahamnya 51 dari induk; Ukuran KAP = International Auditor 1 atau Non-internatioanl Auditor 0; Biaya Audit = Total Audit Fee; Penjualan = Total Sales. Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda.Dari hasil penelitian diperoleh audit delay hanya dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah kantor cabang. Namun enam atribut lainnya salah satunya adalah ukuran KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Elen dan Anggraeni 2012 dalam penelitiannya tentangPengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, meneliti beberapa karekteristik perusahaan antara lain laba rugi perusahaan dan ukuran KAP. Variabel independen yang digunakan adalah Audit Delay sedangkan variabel dependen yaitu ukuran perusahaan, solvabilitas, laba rugi perusahaan, dan ukuran KAP. Indikator penelitian ini adalah : Ukuran Perusahaan = Total asset; Tingkat solvabilitas = Total kewajiban dibagi total asset; Laba rugi = Total laba 1 atau Total rugi 0; ukuran KAP = Kelompok Big Four 1 atau Non-Big Four 0.Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda.Secara parsial menunjukkan bahwa variabel independen berupa ukuran perusahaan, solvabilitas, labarugi perusahaan, ukuran KAP, berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian Sistya 2009 tentangPengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timelines studi empiris pada Jakarta Stok Exchange. Variabel independen yang digunakan adala Audit Delay Universitas Sumatera Utara sedangkan variabel dependen yaitu Profitability, Internal auditor, Solvability, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik. Indikator penelitian ini adalah : Provitability = Laba bersihTotal asset; Internal auditor = memiliki internal auditor 1 atau tidak memiliki internal auditor 0; Solvability = Debt Total asset; Ukuran akuntan publik = Kelompok Big Four 1 atau Non-Big Four 0; .Teknik analisis yang di gunakanRegresi linier berganda. Dari penelitian tersebut dapat membantu profesi akuntan publik dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya Audit Delay dan Timelines. Rangga dan Lidia 2012 meneliti Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2008. Variabel independen yang digunakan adala Audit Delay sedangkan variabel dependen yaitu Besarnya aset, TDTA, ROA, Opini auditor, ukuran KAP.Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran KAP yang mengaudit perusahaan dan opini Auditor secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Indikator penelitian ini adalah : Besarnya asset = total aset; TDTA = DebtTotal asset; Opini auditor = unqualified opinion 1 atau qualified opinion 0; Ukuran KAP = kelompok Big Four 1 atau Non-Big Four 0. Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda.Dari penelitian tersebut Secara simultan Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Opini Auditor, dan Ukuran KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay. Secara parsial Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Opini Auditor, dan Ukuran KAP tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay. Universitas Sumatera Utara Andi 2011 juga telah meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay Pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen yang digunakan adalah Audit Delay sedangkan variabel dependen yaitu Ukuran perusahaan = Total asset; Operasi kerugian dan keuntungan = Total laba 1 atau total rugi 0; Solvabilitas = Total debTotal asset; Profitabilitas = Laba bersihTotal asset; Opini auditor = Unqualified opinion 1 atau qualified opinion 0; Reputasi auditor = Kelompok Big Four 1 atau Non-Big Four 0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa total aset, dan solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay.Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda. Di sisi lain, operasi kerugian dan keuntungan, profitabilitas, opini auditor, dan reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay Ikhtisar hasil penelitian–penelitian terdahulu tersebut tercantum dalam tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Tinjuan Penelitian Terdahulu No PenelitiTa hun Judul Variabel Indikator Hasil Penelitian 1 Monirul Alam Hossain dan Peter J. Taylor 1998 An Examinat ion of Audit Delay: Evidence from Pakistan Variabel Y :Audit Delay Variabel X : Ukuran Perusahaan , DER, Profitabilit as, Kantor Cabang, Ukuran KAP, biaya Audit dan Penjualan. • Ukuran Perusahaan : Log Asset • DER : Long Term DebtEquty • Profitabilitas : If Postive Net Profit 1, atau Other • Kantor Cabang : Subsidiares having more 51 shares of company • Ukuran KAP : International Auditor 1 atau Non-internatioanl Auditor 0 • Biaya Audit : Total Audit Fee • Penjualan : Total Sales Hasil analisis menunjukkan bahwa audit delay dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah kantor cabang. Enam variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay Universitas Sumatera Utara 2 Elen Puspitasari dan Anggraeni Nurmala Sari 2012 Pengaruh Karakteri stik Perusaha an Terhadap Lamanya Waktu Penyelesa ian Audit Audit Delay Pada Perusaha an Manufakt ur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Y : Audit Delay Variabel X : Ukuran Perusahaan , Solvabilitas , laba rugi perusahaan , dan Ukuran KAP • Ukuran Perusahaan : Total Aset • Tingkat Solvabilitas : Total Kewajiban dibagi Total Aset • Laba Rugi Perusahan : Total Laba 1 atau Total Rugi 0 • Ukuran KAP : Kelompok Big Four 1 atau Non- Big Four 0 Secara parsial menunjukkan bahwa variabel independen berupa ukuran perusahaan, solvabilitas, labarugi perusahaan, ukuran KAP, berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sistya Rachmawati 2008 Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusaha an Terhadap Audit Delay dan Timelines Variabel Y : Audit Delay, timeliness Variabel X : Profitabilit y, Internal auditor, Solvability, ukuran perusahaan , ukuran kantor akuntan publik • Profitability : Laba BersihTotal Aset • Internal auditor : Memiliki IA 1 atau Tidak Memiliki IA 0 • Solvability : Laba DebtTotal Aset • Ukuran perusahaan : Log Aset • Ukuran kantor akuntan publik : Kelompok Big Four 1 atau Non-Big Four Hasil dari penelitian ini dapat membantu profesi akuntan publik dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya Audit Delay dan Timelines. 4 Lidya Angga dan Rangga Faktor- faktor yang Variabel Y : Audit delay • Besarnya asset : total aset • TDTA : Laba Secara simultan Ukuran Perusahaan, Lanjutan Tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Reza Aldie 2012 berpengar uh terhadap audit delaystu di empiris pada perusahaa n manufakt ur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2008 Variabel X : Besarnya aset, TDTA, ROA, Opini auditor, ukuran KAP DebtTotal Aset • ROA : EBITTotal Aset • Opini auditor : unqualified opinin 1 atau qualified opinin • Ukuran KAP : Kelompok Big Four 1 atau Non-Big Four Solvabilitas, Profitabilitas, Opini Auditor, dan Ukuran KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay. Secara parsial Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Opini Auditor, dan Ukuran KAP tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay 5 Andi Kartika 2011 Faktor- faktor yang mempeng aruhi audit delay Pada perusahaa n manufakt ur yang terdaftar di BEI Variabel Y : Audit delay Variabel X : ukuran perusahaan , operasi kerugian dan keuntungan , solvabilitas , profitabilita s, opini auditor, reputasi auditor. • ukuran perusahaan : Total Aset • operasi kerugian dan keuntungan : Total Laba 1 atau Total Rugi • solvabilitas : Total DebtTotal Aset • profitabilitas : Laba BersihTotal Aset • opini auditor : unqualified opinin 1 atau qualified opinin • reputasi auditor : Kelompok Big Four 1 atau Hasil penelitian menunjukkan bahwa total aset, dan solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Di sisi lain, operasi kerugian dan keuntungan, profitabilitas, opini auditor, dan reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay Lanjutan Tabel 2.1. Lanjutan Tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Non-Big Four

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian