Granulasi Pembuatan Bahan Tablet Menggunakan Metode Granulasi Kering

dan nonkarbohidrat seperti polimer lignin. Karena itu dietary fiber pada umumnya merupakan karbohidrat atau polisakarida. Berbagai jenis makanan nabati pada umumnya banyak mengandung dietary fiber. Walaupun demikian serat kasar tidaklah identik dengan dietary fiber. Menurut Scala 1975 kira-kira hanya seperlima sampai setengah dari seluruh serat kasar yang benar-benar berfungsi sebagai dietary fiber Winarno,F.G., 1992.

2.8 Tablet

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa - cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa : 1. Bahan pengisi : ditambahkan untuk memperbesar volume tablet, biasanya digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, dan zat lain yang cocok. 2. Bahan pengikat : ditambahkan agar tablet tidak pecah atau retak dan dapat merekat, biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot. Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelicin dibuat granul butiran kasar, karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak. Cara membuat granul ada 2 macam, yaitu cara basah dan cara kering Anief, M., 1996.

2.8.1 Granulasi

Granulasi adalah proses pembesaran ukuran dimana partikel kecil bersama-sama menjadi besar, berupa agregat permanen dimana partikel asal masih dapat diidentifikasi. Granulasi digunakan terutama untuk produksi tablet atau kapsul. Sebagai produk antara digunakan granul dengan distribusi ukuran lebar. Granul dapat pula digunakan sebagai bentuk sediaan. Universitas Sumatera Utara Tujuan granulasi dalam manufaktur tablet : 1. Meningkatkan sifat aliran yang berarti uniformitas massa dari sediaandosis. 2. Mencegah pemisahan komponen campuran. 3. Meningkatkan karakteristik dari campuran.

2.8.2 Pembuatan Bahan Tablet Menggunakan Metode Granulasi Kering

Pada granulasi kering, partikel serbuk membentuk agregat karena tekanan tinggi. Semua partikel partikulat dapat membentuk agregasi jika dikempa pada tekanan tinggi. Tekanan tinggi berfungsi untuk meningkatkan daerah kontak antar permukaan dengan kekuatan secara menyeluruh. Dalam beberapa hal, ikatan cukup kuat tidak dapat terbentuk jika hanya tekanan saja, perlu ditambahkan bahan pengikat pada saat pencampuran serbuk. Pengikat polimer membentuk jembatan sangat kental antarpartikel dan berkontribusi pada kekuatan kompak. Granulasi kering tidak menggunakan panas atau air, dapat diaplikasikan terhadap bahan peka panas dan air. Dalam farmasi granulasi kering yang diaplikasikan adalah slugging dan roller compaction, yaitu: a. Slugging Slugging adalah kompresi serbuk kering menggunakan mesin tablet single atau rotary. Ukuran tablet slugging lebih besar dari tablet biasa. Slugging ini dipengaruhi oleh sifat bahan, seperti kohesivitas, bobot jenis, distribusi ukuran, dan karakteristik mesin cetak tablet, seperti tipe dan kapasitas mesin, diameter lumping DIE, ketinggian isi, kecepatan pencetakan, tekanan slugging. b. Roller Compaction Prinsip tekanan roller Dua silinder berputar menurut arah berlawanan, serbuk dimasukkan ke dalam ruang antara dari kedua roller yang berputar. Massa granul dikompresi menjadi lembaran atau potongan besar yang dinamakan “briquet”. Serbuk kering dimasukkan ke dalam ruangan antara roller secara gravitasi, atau juga dengan menggunakan “screw feeder”. Universitas Sumatera Utara Sifat serbuk kompresi dipengaruhi oleh bobot jenis bahan dan kecepatan pemberian pemasukan bahan. Untuk menjaga bobot jenis konstan, dilakukan deaserasi serbuk yang akan dikompresi. Dengan variabel kecepatan feed dan screw feeder diatur pemberian bahan ke dalam ruang antara roller Agoes,G.,2008.

2.8.3 Bahan Pengikat