DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Desa Sipogu

Desa Sipogu dulunya berasal dari penduduk Desa Aekbaning, yang oleh Ompu Raja Bintang Batubara, tokoh adat pada masa itu membuka daerah kependudukannya menjadi di tiga desa yaitu Desa Sipogu, Lancat dan Hutapadang. Secara geogarafis Desa Sipogu berada di ketinggian 1600 meter diatas premukaan laut, dan berbatasan dengan: 1. Sebelah timur berbatasan dengan Hutan lindung 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Aek Simandoras 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Saipar Dolok Hole 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Lancat

4.2. Kependudukan

Desa Sipogu dihuni 158 kepala keluarga, dengan jumlah laki-laki : 367 jiwa dan perempuan 315 jiwa, dengan total jumlah penduduk 682 jiwa. Pemerintahan desa dipimpin seorang kepala desayakni Bapak Saut. P. Batubara, yang diangkat melalui pemilihan didesa Sipogu. Mata pencarian penduduk dominan bekerja sebagai petani, dengan jenis produksi pertanian seperti padi, cabe, tomat, dan karet. Mayoritas penduduk Desa Sipogu menganut Agama Kristen Protestan, sisanya penduduk Beragama Islam. Dari data identifikasi yang dikumpulkan peneliti dilapangan tentang kependudukan masyarakat Desa Sipogu lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Sipogu No Jenis kelamin Jumlah Jiwa Persentase 1. 2. Laki-laki Perempuan 367 315 53,82 46,18 Jumlah total 682 100 Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011 Dari tabel 1 diatas dapat diketahui dominasi kaum laki-laki didesa Sipogu lebih banyak dibandingkan kaum perempuan, meskipun perbedaan jumlahnya tidak terlalu mencolok hanya sekitar 52 jiwa saja. Hal seperti ini sebenarnya wajar terjadi didesa maupun dikota, disebabkan jumlah distribusi penduduk antara pria dan wanita selalu dipengaruhi faktor dari dalam penduduk itu sendiri misalnya adanya perbedaan angka kematian pria dan wanita, angka harapan hidup pria dan wanita, angka kelahiran pria dan wanita, perpindahan penduduk urbanisasi, mencari pekerjaan masalah keamanan, peperangan dan sebagainya yang tidak bisa ditentukan. Tabel 2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Di Desa Sipogu No Agama Jumlah Jiwa Persentase 1. 2. Islam Kristen 134 548 19,65 80,35 Jumlah total 682 100 Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011 Kehidupan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa harus dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin dapat Universitas Sumatera Utara menghambat kemajuan bangsa, dan untuk itu agama mempunyai tempat yang amat penting di dalam kehidupan berbangsa dalam membangun karakter dan cara pandang manusia itu sendiri. Dari tabel 2 digambarkan ada dua Agama yang menjadi keyakinan masyarakat didesa Sipogu yakni Agama Islam dan Kristen. Kehidupan masyarakat yang berdampingan secara damai dan kebersamaan diberbagai kegiatan sosial antar komunitas masyarakat Muslim dan Kristen menjadikan perbedaan agama bukan menjadi suatu penghalang kebersamaan, ditambah mereka lahir dan hidup di dalam kebudayaan batak yang mengagungkan adat sebagai simbol kekerabatan seperti dalian natolu yang mengajarkan masyarakatnya untuk saling menghargai dan menghormati serta menjalin persaudaraan dimana dan kepada siapapun. Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat distribusi penduduk desa Sipogu menurut suku pada tabel 3. Tabel 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Di Desa Sipogu No Suku Jumlah Jiwa Persen 1. 2. Batak Angkola Batak Toba 524 158 76,84 23,16 Jumlah total 682 100 Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011 Berdasarkan sumber data yang diperoleh peneliti dilapangan penduduk didesa Sipogu mayoritas bersuku batak. Meskipun pada kenyataannya terkadang masyarakat lebih menerima kalau identitas kesukuan yang dimilikinya lebih spesifik dikatakan, mengingat kesukuan ini adalah warisan turun menurun dari nenek moyang tiap suku- suku bangsa batak yang harus dilestarikan. Pada tabel 3 peneliti menggambarkan penduduk Sipogu berdasarkan kesukuanya, didapatkan 2 dua suku batak yang Universitas Sumatera Utara dominan dimiliki masyarakat Sipogu, yakni Batak Angkola dan Batak Toba. Suku asli penduduk Desa Sipogu sebenarnya lebih condong kesuku Batak Angkola dibandingkan suku Batak Toba, dikarenakan letak geografis dari Desa Sipogu sendiri berada di daerah Kabupaten Tapanuli bagian Selatan yang menjadi asal suku Batak Angkola. Tabel 4 Sarana di desa Sipogu No Sarana JumlahUnit 1 2. 3. 4. 5. Mesjid Gereja Puskesmas Sekolah Dasar Kantor Kepala Desa 2 3 1 1 1 Jumlah total 8 Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011 Sarana sebagai penunjang kesejahteraan bagi masyarakat sangat penting untuk diperhatikan pemerintah. Sebagai salah satu faktor pendukung kesejahteraan, keberadaan dan keberlangsung sarana hendaklah bersifat konsisten dan berkelanjutan. Dari tabel 4 dapat dilihat fasilitas sarana didesa Sipogu sudah cukup memenuhi kebutuhan sekitar 682 jiwa warga masyarakat Desa Sipogu, dengan kondisi populasi yang tidak terlalu padat. Masalah yang terkadang terjadi didesa Sipogu adalah kurang perhatian dari pemerintah dalam mengintervensi pelaksanaan sarana yang telah ada. Contoh yang peneliti dapatkan didesa Sipogu, dimana kantor kepala desa jarang beroperasi dan tidak berfungsi secara maksimal yang disebabkan persoalan gaji kepala desa yang tidak dibayar selama 6 bulan berturut-turut oleh pemerintah daerah. Universitas Sumatera Utara Hubungan pelayanan kepada masyarakat sering mengalami keterlambatan ataupun terbengkalai, yang kedua mengenai kebutuhan akan obat-obatan bagi keperluan bidan desa yang bekerja disana.

4.3. Struktur Organisasi Desa

Dalam menjalankan roda pemerintahan Kepala Desa Sipogu dibantu sekretaris desa dan beberapa Kaur yang bekerja sesuai fungsi masing - masing. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lembar berikutnya: Gambar STRUKTUR ORGANISASI DESA SIPOGU

4.4. Profil Gapoktan Padang Panjang Desa Sipogu Kecamatan Arse

Implementasi program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP didesa Sipogu dimulai sejak tahun 2008 yang lalu. Didalam pelaksanaan program, peran Gapoktan sebagai lembaga operasional penyaluran dana PUAP dan wadah bagi Kepala Desa Saut.P.Batubara Sekertaris Desa Baktiar Batubara Kaur Umum Panusunan Hasibuan Kaur Pemerintahan Swandi Batubara Universitas Sumatera Utara petani untuk mengevaluasi berbagai kesalahan dalam pelaksanaan program dan memberikan fasilitas dan informasi pengarahan serta petunjuk bagi petani dalam mengelola lahan produksi pertanian. Oleh karena itu, dibentuklah Gapoktan Padang Panjang yang diketuai oleh Bang Rudi Hasibuandan dan bang Ibnu Hasan selaku kordinator lapangan penyuluhan program Puap Kecamatan Arse, dengan 39 orang anggota tani yang dibagi kedalam 3 kelompok tani yakni: kelompok tani Batu Nabontar dengan beranggotakan 9 orang yang diketuai bang Asnan, kelompok tani Dolok Hole beranggotakan 10 orang diketuai bang Aswin dan kelompok tani Sejahtera 20 orang diketuai bang Sahat. Penggabungan 3 kelompok tani kedalam Gapoktan Padang Panjang dilakukan agar kelompoktani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam segala persiapan seperti sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha-usaha tani. Pada waktu pemanfaatan modal bantuan, Gapoktan Padang Panjang menyepakati menggunakan dana bantuan untuk cocok tanam cabe dan tomat, ini disebabkan jenis tanaman tersebut dinilai lebih subur dibandingkan tanaman jenis lainnya didesa Sipogu, didorong dengan harga jual komoditi cabe dan tomat juga cukup tinggi dipasaran. Dalam melakukan pertemuan ataupun diskusi kelompok, Gapoktan Padang Panjang selalu memamfaatkan fasilitas rumah anggota sebagai sarana tempat pertemuan. Sedangkan untuk jadwal dan waktu pertemuan tergantung dari informasi yang diperoleh dari Kordinator Penyuluhan Kecamatan Arse selaku pembina Gapoktan Padang Panjang bang Ibnu Hasan. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL ANALISIS DATA

Dokumen yang terkait

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN LAGUBOTI TOBA SAMOSIR

0 65 7

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Penerapan Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi Komunitas (PROSPEK) Lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Kelompok Amanah Kecamatan Medan Amplas

1 38 106

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 10

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 11

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan

0 2 43

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 3