BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Desa Sipogu
Desa Sipogu dulunya berasal dari penduduk Desa Aekbaning, yang oleh Ompu Raja Bintang Batubara, tokoh adat pada masa itu membuka daerah
kependudukannya menjadi di tiga desa yaitu Desa Sipogu, Lancat dan Hutapadang. Secara geogarafis Desa Sipogu berada di ketinggian 1600 meter diatas premukaan
laut, dan berbatasan dengan: 1.
Sebelah timur berbatasan dengan Hutan lindung 2.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Aek Simandoras 3.
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Saipar Dolok Hole 4.
Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Lancat
4.2. Kependudukan
Desa Sipogu dihuni 158 kepala keluarga, dengan jumlah laki-laki : 367 jiwa dan perempuan 315 jiwa, dengan total jumlah penduduk 682 jiwa. Pemerintahan desa
dipimpin seorang kepala desayakni Bapak Saut. P. Batubara, yang diangkat melalui pemilihan didesa Sipogu. Mata pencarian penduduk dominan bekerja sebagai petani,
dengan jenis produksi pertanian seperti padi, cabe, tomat, dan karet. Mayoritas penduduk Desa Sipogu menganut Agama Kristen Protestan, sisanya penduduk
Beragama Islam. Dari data identifikasi yang dikumpulkan peneliti dilapangan tentang kependudukan masyarakat Desa Sipogu lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Sipogu
No Jenis kelamin
Jumlah Jiwa Persentase
1. 2.
Laki-laki Perempuan
367 315
53,82 46,18
Jumlah total 682
100
Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011 Dari tabel 1 diatas dapat diketahui dominasi kaum laki-laki didesa Sipogu
lebih banyak dibandingkan kaum perempuan, meskipun perbedaan jumlahnya tidak terlalu mencolok hanya sekitar 52 jiwa saja. Hal seperti ini sebenarnya wajar terjadi
didesa maupun dikota, disebabkan jumlah distribusi penduduk antara pria dan wanita selalu dipengaruhi faktor dari dalam penduduk itu sendiri misalnya adanya perbedaan
angka kematian pria dan wanita, angka harapan hidup pria dan wanita, angka kelahiran pria dan wanita, perpindahan penduduk urbanisasi, mencari pekerjaan
masalah keamanan, peperangan dan sebagainya yang tidak bisa ditentukan.
Tabel 2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Di Desa Sipogu
No Agama Jumlah Jiwa
Persentase
1. 2.
Islam Kristen
134 548
19,65 80,35
Jumlah total 682
100
Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011 Kehidupan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa harus dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin dapat
Universitas Sumatera Utara
menghambat kemajuan bangsa, dan untuk itu agama mempunyai tempat yang amat penting di dalam kehidupan berbangsa dalam membangun karakter dan cara pandang
manusia itu sendiri. Dari tabel 2 digambarkan ada dua Agama yang menjadi keyakinan masyarakat didesa Sipogu yakni Agama Islam dan Kristen. Kehidupan
masyarakat yang berdampingan secara damai dan kebersamaan diberbagai kegiatan sosial antar komunitas masyarakat Muslim dan Kristen menjadikan perbedaan agama
bukan menjadi suatu penghalang kebersamaan, ditambah mereka lahir dan hidup di dalam kebudayaan batak yang mengagungkan adat sebagai simbol kekerabatan seperti
dalian natolu yang mengajarkan masyarakatnya untuk saling menghargai dan menghormati serta menjalin persaudaraan dimana dan kepada siapapun. Untuk lebih
jelasnya, kita dapat melihat distribusi penduduk desa Sipogu menurut suku pada tabel 3.
Tabel 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Di Desa Sipogu
No Suku Jumlah Jiwa
Persen
1. 2.
Batak Angkola Batak Toba
524 158
76,84 23,16
Jumlah total 682
100
Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011 Berdasarkan sumber data yang diperoleh peneliti dilapangan penduduk didesa
Sipogu mayoritas bersuku batak. Meskipun pada kenyataannya terkadang masyarakat lebih menerima kalau identitas kesukuan yang dimilikinya lebih spesifik dikatakan,
mengingat kesukuan ini adalah warisan turun menurun dari nenek moyang tiap suku- suku bangsa batak yang harus dilestarikan. Pada tabel 3 peneliti menggambarkan
penduduk Sipogu berdasarkan kesukuanya, didapatkan 2 dua suku batak yang
Universitas Sumatera Utara
dominan dimiliki masyarakat Sipogu, yakni Batak Angkola dan Batak Toba. Suku asli penduduk Desa Sipogu sebenarnya lebih condong kesuku Batak Angkola
dibandingkan suku Batak Toba, dikarenakan letak geografis dari Desa Sipogu sendiri berada di daerah Kabupaten Tapanuli bagian Selatan yang menjadi asal suku Batak
Angkola.
Tabel 4 Sarana di desa Sipogu
No Sarana
JumlahUnit
1 2.
3. 4.
5. Mesjid
Gereja Puskesmas
Sekolah Dasar Kantor Kepala Desa
2 3
1 1
1
Jumlah total 8
Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011 Sarana sebagai penunjang kesejahteraan bagi masyarakat sangat penting untuk
diperhatikan pemerintah. Sebagai salah satu faktor pendukung kesejahteraan, keberadaan dan keberlangsung sarana hendaklah bersifat konsisten dan berkelanjutan.
Dari tabel 4 dapat dilihat fasilitas sarana didesa Sipogu sudah cukup memenuhi kebutuhan sekitar 682 jiwa warga masyarakat Desa Sipogu, dengan kondisi populasi
yang tidak terlalu padat. Masalah yang terkadang terjadi didesa Sipogu adalah kurang perhatian dari pemerintah dalam mengintervensi pelaksanaan sarana yang telah ada.
Contoh yang peneliti dapatkan didesa Sipogu, dimana kantor kepala desa jarang beroperasi dan tidak berfungsi secara maksimal yang disebabkan persoalan gaji
kepala desa yang tidak dibayar selama 6 bulan berturut-turut oleh pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan pelayanan kepada masyarakat sering mengalami keterlambatan ataupun terbengkalai, yang kedua mengenai kebutuhan akan obat-obatan bagi keperluan bidan
desa yang bekerja disana.
4.3. Struktur Organisasi Desa
Dalam menjalankan roda pemerintahan Kepala Desa Sipogu dibantu sekretaris desa dan beberapa Kaur yang bekerja sesuai fungsi masing - masing. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada lembar berikutnya:
Gambar STRUKTUR ORGANISASI DESA SIPOGU
4.4. Profil Gapoktan Padang Panjang Desa Sipogu Kecamatan Arse
Implementasi program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP didesa Sipogu dimulai sejak tahun 2008 yang lalu. Didalam pelaksanaan program,
peran Gapoktan sebagai lembaga operasional penyaluran dana PUAP dan wadah bagi
Kepala Desa Saut.P.Batubara
Sekertaris Desa Baktiar Batubara
Kaur Umum Panusunan Hasibuan
Kaur Pemerintahan Swandi Batubara
Universitas Sumatera Utara
petani untuk mengevaluasi berbagai kesalahan dalam pelaksanaan program dan memberikan fasilitas dan informasi pengarahan serta petunjuk bagi petani dalam
mengelola lahan produksi pertanian. Oleh karena itu, dibentuklah Gapoktan Padang Panjang yang diketuai oleh Bang Rudi Hasibuandan dan bang Ibnu Hasan selaku
kordinator lapangan penyuluhan program Puap Kecamatan Arse, dengan 39 orang anggota tani yang dibagi kedalam 3 kelompok tani yakni: kelompok tani Batu
Nabontar dengan beranggotakan 9 orang yang diketuai bang Asnan, kelompok tani Dolok Hole beranggotakan 10 orang diketuai bang Aswin dan kelompok tani
Sejahtera 20 orang diketuai bang Sahat. Penggabungan 3 kelompok tani kedalam Gapoktan Padang Panjang dilakukan agar kelompoktani dapat lebih berdaya guna dan
berhasil guna dalam segala persiapan seperti sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha-usaha tani.
Pada waktu pemanfaatan modal bantuan, Gapoktan Padang Panjang menyepakati menggunakan dana bantuan untuk cocok tanam cabe dan tomat, ini
disebabkan jenis tanaman tersebut dinilai lebih subur dibandingkan tanaman jenis lainnya didesa Sipogu, didorong dengan harga jual komoditi cabe dan tomat juga
cukup tinggi dipasaran. Dalam melakukan pertemuan ataupun diskusi kelompok, Gapoktan Padang Panjang selalu memamfaatkan fasilitas rumah anggota sebagai
sarana tempat pertemuan. Sedangkan untuk jadwal dan waktu pertemuan tergantung dari informasi yang diperoleh dari Kordinator Penyuluhan Kecamatan Arse selaku
pembina Gapoktan Padang Panjang bang Ibnu Hasan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL ANALISIS DATA