kosumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan
penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perseorangan maupun keluarga.
D. Suasana Toko Store Atmosphere
Sebuah retailer harus mampu membangkitkan niat atau keinginan untuk berbelanja dalam benak konsumen di dalam penciptaan atmosfer toko yang baik.
Seseorang yang punya prinsip hemat pun akan lebih menyukai atmosfer toko yang dapat merangsangnya untuk berbelanja. Atmofer toko adalah keseluruhan efek
emosional yang diciptakan oleh atribut fisik toko. Pada umumnya, setiap orang akan lebih tertarik pada toko yang dapat menawarkan lingkungan yang aman dan
nyaman. Atmosfer toko juga harus mampu memuaskan kedua belah pihak yang terkait, yaitu retailer itu sendiri dan para konsumennya.
Sebuah retailer pasti akan berusaha mempengaruhi perasaan konsumen dengan menciptakan suatu atmosfer toko yang mendorong minat membeli. Atmosfer
berbelanja yang menyenangkan adalah atmosfer dengan atribut yang dapat menarik kelima indera manusia, yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman,
peraba, dan perasa.
1. Penciptaan Suasana
Penciptaan suasana atmospherics berarti desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk
merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang Utami, 2006:238. Penciptaan suasana dapat dilakukan melalui komunikasi visual,
pencahayaan, warna, dan wangi-wangian.
2. Komunikasi Visual
Komunikasi visual yang terdiri atas grafik, papan tanda, efek panggung, baik di toko dan di jendela toko membantu meningkatkan penjualan
dengan memberikan informasi tentang produk dan menyarankan pembeli barang.
3. Pencahayaan
Pencahayaan toko bukan merupakan hal yang sederhana. Pencahayaan digunakan untuk memberikan sorotan highlight pada barang dagangan.
Pencahayaan toko yang baik akan mempengaruhi keinginan pelanggan untuk berbelanja.
4. Warna
Penggunaan warna yang kreatif bisa meningkatkan kesan ritel dan menciptakan suasana hati. Penelitian menunjukkan bahwa warna-warna
hangat merah dan kuning menghasilkan efek psikologis dan fisiologis yang berlawanan dari warna-warna dingin biru dan hijau, yang
berlawanan pada spektrum warna. Warna hijau dan biru adalah warna tenang, damai, dan menyenangkan. Warna-warna dingin paling efektif
bagi ritel dalam menjual produk-produk dengan harga yang mahal atau jasa seperti yang ada pada ruangan dokter gigi.
Universitas Sumatera Utara
5. Wangi-wangian
Banyak keputusan membeli yang didasarkan pada emosi, dan bau yang memiliki dampak yang besar pada emosi konsumen. Bau, lebih dari indera
yang lainnya, adalah penentu perasaan gembira, kelaparan, jijik, dan nostalgia. Penelitian menunjukkan bahwa wangi-wangian memiliki
dampak positif pada pembelian dan kepuasan pelanggan. Penelitian lain menyatakan bahwa meskipun ada tidaknya wangi-wangian mempengaruhi
penilaian dan perilaku konsumen tentang toko, sifat wangi-wangian tersebut tidak menjadi hal yang penting. Toko-toko yang menggunakan
wangi-wangian bisa meningkatkan pengalaman berbelanja subjektif pelanggan dengan membuat mereka merasa menghabiskan sedikit waktu
untuk melihat barang atau menunggu tenaga penjualan atau antrean di kasir.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen