Usaha Ritel Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Pengertian Minat Berkunjung Sejarah Singkat Perpustakaan

c. Public utilities berupa listrik, gas, kebersihan. d. Perdagangan besar termasuk agen-agen dari produsen. e. Perdagangan eceran termasuk ke dalamnya berbagai bentuk pertokoan. f. Finansial, asuransi, perumahan berupa simpan pinjam, bursa efek, perusahaan investasi, usaha pembangunan perumahan. g. Jasa hotel h. Personal service i. Business service j. Jasa parkir k. Jasa bengkelreparasi l. Jasa bioskop hiburan dan rekreasi m. Jasa di bidang kesehatan n. Jasa di bidang hukum o. Jasa pendidikan p. Jasa sosialmasyarakat q. Jasa organisasi r. Jasa yang ditawarkan oleh pemerintah, perizinan, keamanan polisiTNI dan sebagainya.

C. Usaha Ritel

Kata ritel berasal dari bahasa Prancis ritellier yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Usaha Ritel atau eceran dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada Universitas Sumatera Utara kosumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perseorangan maupun keluarga.

D. Suasana Toko Store Atmosphere

Sebuah retailer harus mampu membangkitkan niat atau keinginan untuk berbelanja dalam benak konsumen di dalam penciptaan atmosfer toko yang baik. Seseorang yang punya prinsip hemat pun akan lebih menyukai atmosfer toko yang dapat merangsangnya untuk berbelanja. Atmofer toko adalah keseluruhan efek emosional yang diciptakan oleh atribut fisik toko. Pada umumnya, setiap orang akan lebih tertarik pada toko yang dapat menawarkan lingkungan yang aman dan nyaman. Atmosfer toko juga harus mampu memuaskan kedua belah pihak yang terkait, yaitu retailer itu sendiri dan para konsumennya. Sebuah retailer pasti akan berusaha mempengaruhi perasaan konsumen dengan menciptakan suatu atmosfer toko yang mendorong minat membeli. Atmosfer berbelanja yang menyenangkan adalah atmosfer dengan atribut yang dapat menarik kelima indera manusia, yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa.

1. Penciptaan Suasana

Penciptaan suasana atmospherics berarti desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk Universitas Sumatera Utara mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang Utami, 2006:238. Penciptaan suasana dapat dilakukan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, dan wangi-wangian.

2. Komunikasi Visual

Komunikasi visual yang terdiri atas grafik, papan tanda, efek panggung, baik di toko dan di jendela toko membantu meningkatkan penjualan dengan memberikan informasi tentang produk dan menyarankan pembeli barang.

3. Pencahayaan

Pencahayaan toko bukan merupakan hal yang sederhana. Pencahayaan digunakan untuk memberikan sorotan highlight pada barang dagangan. Pencahayaan toko yang baik akan mempengaruhi keinginan pelanggan untuk berbelanja.

4. Warna

Penggunaan warna yang kreatif bisa meningkatkan kesan ritel dan menciptakan suasana hati. Penelitian menunjukkan bahwa warna-warna hangat merah dan kuning menghasilkan efek psikologis dan fisiologis yang berlawanan dari warna-warna dingin biru dan hijau, yang berlawanan pada spektrum warna. Warna hijau dan biru adalah warna tenang, damai, dan menyenangkan. Warna-warna dingin paling efektif bagi ritel dalam menjual produk-produk dengan harga yang mahal atau jasa seperti yang ada pada ruangan dokter gigi. Universitas Sumatera Utara

5. Wangi-wangian

Banyak keputusan membeli yang didasarkan pada emosi, dan bau yang memiliki dampak yang besar pada emosi konsumen. Bau, lebih dari indera yang lainnya, adalah penentu perasaan gembira, kelaparan, jijik, dan nostalgia. Penelitian menunjukkan bahwa wangi-wangian memiliki dampak positif pada pembelian dan kepuasan pelanggan. Penelitian lain menyatakan bahwa meskipun ada tidaknya wangi-wangian mempengaruhi penilaian dan perilaku konsumen tentang toko, sifat wangi-wangian tersebut tidak menjadi hal yang penting. Toko-toko yang menggunakan wangi-wangian bisa meningkatkan pengalaman berbelanja subjektif pelanggan dengan membuat mereka merasa menghabiskan sedikit waktu untuk melihat barang atau menunggu tenaga penjualan atau antrean di kasir.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Cleland da Bruno dalam Simamora 2003:35 menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku individu dalam pengambilan keputusan pembelian di lingkungan eceran terdiri dari fasilitas yang meliputi faktor harga, produk, dan faktor non produk. Pemilik toko atau pramuniaga dalam menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan perilaku yang memungkinkan konsumen termotivasi untuk membeli, namun keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada konsumen. Misalnya barang-barang disusun dengan berbagai bentuk yang menarik konsumen, display barang disusun teratur yang memungkinkan menjadi pusat Universitas Sumatera Utara perhatian konsumen, produk ditampilkan dengan berbagai merek yang menarik. Mangkunegara, 2005:54

F. Pengertian Perpustakaan

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian perpustakaan mengalami perkembangan. Sebagian besar penulis bidang perpustakaan di Indonesia mengacu tulisan Sulistya Basuki dalam Lasa HS 2005:48 yang menyatakan bahwa perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Berdasarkan pengertian ini, perpustakaan diidentikkan dengan ruangan, koleksi, penyimpanan, dan pemanfaatan. Sebagai lembaga keilmuan, perpustakaan tidak disyaratkan tenaga pengelolanya yang semestinya dikelola oleh tenaga terdidik. Sesuai dengan perkembangan akhir-akhir ini perpustakaan perlu dipahami bukan sekadar sebagai lembaga yang mengelola buku dan terbitan lainnya, tetapi juga mengelola sumber informasi dengan memanfaatkan teknologi informasi. Oleh karena itu, diperlukan tenaga yang menguasai keahlian skill dan keterampilan dalam bidang tersebut. Lasa Hs 2005:48 menyatakan bahwa perpustakaan merupakan sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi. Informasi meliputi produk intelektual dan artistik manusia. Pelaksanaan aktivitas tersebut Universitas Sumatera Utara memerlukan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal atau nonformal di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.

1. Jenis Perpustakaan

Banyaknya tanggapan yang berbeda-beda terhadap berbagai faktor menyebabkan timbulnya berbagai jenis perpustakaan. Adapun jenis perpustakaan adalah sebagai berikut: a. Perpustakaan Internasional b. Perpustakaan Nasional c. Perpustakaan Umum d. Perpustakaan Pribadi e. Perpustakaan Khusus f. Perpustakaan Sekolah g. Perpustakaan Perguruan Tinggi

2. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya Departemen Pendidikan Nasional, 2004:3. Yang dimaksud dengan perguruan tinggi adalah universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat. Adapun tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan sistem administrasi dan organisasi yang berlaku bagi penyelenggaraan sebuah perpustakaan di perguruan tinggi. Sebagai unsur Universitas Sumatera Utara penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar megajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

b. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

c. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

d. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan. Universitas Sumatera Utara

e. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.

f. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

g. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

G. Pengertian Minat Berkunjung

Menurut KBBI 2005:744, minat diartikan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, atau keinginan yang kuat. Berkunjung diartikan pergi atau datang untuk menengok sesuatu KBBI, 2005:614. Jadi minat berkunjung itu sendiri adalah keinginan yang kuat untuk berkunjung membeli jasa yang ada, dalam hal ini jasa perpustakaan. Universitas Sumatera Utara 29 BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN

A. Sejarah Singkat Perpustakaan

Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970. Kemudian perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan bergabungnya sejumlah perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2 Nopember 1987 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bila ditelusur kembali sejarah USU, perpustakaan pertama didirikan di lingkungan USU adalah Perpustakaan Fakultas Kedokteran 1952 dan kemudian disusul oleh Perpustakaan Fakultas Hukum 1954. Ketika itu USU masih merupakan sebuah Yayasan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan sebagai Perguruan Tinggi Negeri ke tujuh di Indonesia pada tanggal 20 Nopember 1957. Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat dengan luas sekitar 6.090 meter persegi yang terletak di tengah-tengah kampus. Disamping itu, ada beberapa perpustakaan tingkat fakultas dan departemen yang terdapat di lokasi masing-masing. Gedung perpustakaan dikelilingi areal taman dan parkir seluas sekitar 4 Ha. Gedung perpustakaan dapat menampung sekitar 900 orang pembaca dalam waktu yang bersamaan dan pada masa kuliah Agustus s.d. Desember dan Februari s.d. Juni. Perpustakaan biasanya sangat ramai sehingga ada kalanya dalam memperoleh layanan tertentu mahasiswa harus antrian terutama pada jam-jam sibuk. Apabila dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya perpustakaan mengalami perkembangan pesat sejak lima belas tahun terakhir. Sejak tahun 1991, perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek Universitas Sumatera Utara pelayanannya dengan menerapkan manajemen baru untuk memberdayakan sivitas akademika USU. Perpustakaan benar-benar berorientasi pada kepentingan mahasiswa sebagai pelanggan utama USU. Prinsip kewirausahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan dijadikan sebagai filosofi penyelenggaraan pelayanan. Upaya tersebut menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan ditandai dengan meningkatnya penggunaan fasilitas perpustakaan oleh mahasiswa dengan pertumbuhan rata-rata antara 15 s.d. 25 setiap tahun dalam kurun waktu 1991 sampai dengan 2007. Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan USU sebagai pusat pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, pusat pendidikan yang mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja, penelitian yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi dunia usahaindustri. Berkaitan dengan itu, perpustakaan terus berupaya untuk menyelaraskan peranannya dalam mengikuti dinamika perkembangan USU.

B. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara