16 membedakan narasi dari feature. Feature hanya memotret sebuah
kejadian atau kondisi, sedangkan jurnalisme sastrawi berupa video yang merekam secara runut dan detail.
7. Unsur kebaruan. Media lain mungkin telah menceritakan kondisi
atau data dari sebuah kejadian, untuk itu jurnalisme sastrawi harus memberikan apa yang pembaca belum tahu. Tentu saja apa yang
lebih dalam dari yang mereka dapatkan dari media lain.
I.6.2 Media Massa dan Konstruksi Sosial
Realitas sosial adalah hasil konstruksi sosial dalam proses komunikasi tertentu. Membahas teori konstruksi sosial social
construction, tentu tidak bisa terlepaskan dari bangunan teoritik yang telah dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann.
Berawal dari istilah konstruktivisme, konstruksi realitas sosial terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman
melalui bukunya yang berjudul The Social Construction of Reality: A Treatise in The Sociological of Knowledge tahun 1966. Menurut mereka,
realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang hampa,
namun sarat dengan kepentingan-kepentingan Bungin, 2008: 192.
Bagi kaum konstruktivisme, realitas berita itu hadir dalam keadaan subjektif. Realitas tercipta lewat konstruksi, sudut pandang dan
ideologi wartawan. Secara singkat, manusialah yang membentuk imaji dunia. Sebuah teks dalam sebuah berita tidak dapat disamakan sebagai
cerminan dari realitas, tetapi ia harus dipandang sebagai konstruksi atas realitas.
Universitas Sumatera Utara
17 Substansi teori konstruksi sosial media massa terletak pada
sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial tersebut berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang
terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung sinis Bungin, 2008: 203. Menurut perspektif
ini tahapan-tahapan dalam proses konstruksi sosial media massa itu terjadi melalui: tahap menyiapkan materi konstruksi; tahap sebaran kostruksi;
tahap pembentukan konstruksi; tahap konfirmasi Bungin, 2008: 188. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi: Ada tiga hal penting
dalam tahapan ini yakni: keberpihakan media massa kepada kapitalisme, keberpihakan semu kepada masyarakat,
keberpihakan kepada kepentingan umum. 2.
Tahap sebaran konstruksi: prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada
khalayak secara tepat berdasarkan agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media massa, menjadi penting pula
bagi pemirsa atau pembaca. 3.
Tahap pembentukan konstruksi realitas. Pembentukan konstruksi berlangsung melalui: 1 konstruksi realitas
pembenaran; 2 kedua kesediaan dikonstruksi oleh media massa; 3 sebagai pilihan konsumtif.
Universitas Sumatera Utara
18 4.
Tahap konfirmasi. Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun penonton memberi argumentasi dan
akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam pembentukan konstruksi.
Pada kenyataannya, realitas sosial itu berdiri sendiri tanpa kehadiran individu baik di dalam maupun di luar realitas tersebut. Realitas
sosial memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknai secara subyektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu
secara obyektif. Individu mengkostruksi realitas sosial dan merekonstruksinya dalam dunia realitas, memantapkan realitas itu
berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya. Melalui konstruksi sosial media, dapat dijelaskan bagaimana media massa
membuat gambaran tentang realitas. Konstruksi realitas terjadi ketika wartawan atau media melakukan
proses pembingkaian framing berita setelah nilai berita news values dan unsur kelayakan berita news worthy dipenuhi. Wartawan tidak
melakukan pembingkaian dalam keseluruhan teks berita. Hanya di beberapa bagian saja dalam struktur berita yang dibingkai dan selanjutnya
menentukan wacana yang dikonstruksi oleh wartawan. Ada empat teknik framing yang biasa dipakai wartawan untuk
membingkai ketiga bagian tersebut, yaitu: 1 Cognitive dissonance ketidaksesuaian sikap dan perilaku; 2 Empathy membentuk pribadi
khayal; 3 Packing daya tarik yang melahirkan ketidakberdayaan; dan
Universitas Sumatera Utara
19 4 Association menggabungkan kondisi, kebijakan dan objek yang
sedang aktual dengan fokus berita.
Universitas Sumatera Utara
20
I.6.3 Pendekatan Politik Ekonomi Media