variabel Pengeluaran Sektor Pendidikan signifikan pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan pada tingkat kepercayaan 95.
b. Sektor Kesehatan
Pengaruh variabel Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Kesehatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat t-hitung sebesar 1,09 lebih kecil dari
t- tabel pada α = 0,1 yaitu 1,761. Hal ini berarti variabel Pengeluaran Pemerintah
Sektor Kesehatan tidak signifikan pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan.
c. Sektor Transportasi
Pengaruh variabel Pengeluaran Pemerintah Sektor Transportasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat t-hitung sebesar 2,56 lebih besar dari t-tabel
pada α = 0.05 yaitu 2,145. Hal ini berarti variabel Pengeluaran Pemerintah sektor Transportasi signifikan pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota
Medan pada tingkat kepercayaan 95.
4.2.2.2 Uji F-statistik Kriteria dalam pengambilan keputusan dalam uji F adalah :
Ho diterima : jika F-hitung F-tabel artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat.
Ha diterima : jika F-hitung F-tabel artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat.
Dari hasil analisis regresi diketahui F-hitung sebesar dimana : α = 1 k = 3
df = n – k – 1 = 18 – 3 – 1 = 14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
maka F-tabel = 5,56 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh bahwa F-hitung F-tabel 12,40
5,56. Dengan demikian Ha diterima yang artinya bahwa variabel Pengeluaran Pemerintah pada sektor pendidikan, kesehatan dan transportasi secara bersama-
sama berpengaruh nyata terhadap Pertumbuhan ekonomi Kota Medan pada tingkat kepercayaan sebesar 99.
5,56 12,40
Gambar 4.1 Uji F-Statistik
4.2.2.3 Koefisien Determinasi Uji R
2
Dari hasil regresi di atas diperoleh koefisen determinasi R
2
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
adalah sebesar 0.619959 atau 61,99. Artinya bahwa variabel pengeluaran pemerintah
pada sektor pendidikan, kesehatan, dan transportasi dapat menjelaskan variabel pertumbuhan ekonomi sebesar 61,99. Sedangkan 38,01 dapat dijelaskan oleh
variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model.
4.2.3.1 Multikolinearitas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat korelasi variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini tidak terdapat
gejala multikolinearitas diantara variabel-variabel bebasnya. Hal ini dapat terlihat dari setiap koefisien masing-masing variabel sesuai dengan hipotesa yang sudah
ditentukan dari model analisis : Y= α + β1LogPp + β2LogPk + β3LogPt + μ .............1
R
2
Pertumbuhan ekonomi = f Pp,Pk,Pt. Kemudian dilakukan pengujian diantara masing-masing variabel bebas. Ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan
antara masing-masing variabel bebas sehingga diperoleh hasil analisis regresi variabel bebasnya sebagai berikut :
= 0.619959
a. Pengeluaran Pemerintah di sektor pendidikan Pp= fPk,Pt LogPp = α + β2LogPk + β3LogPt + μ ........................2
b. Pengeluaran Pemerintah di sektor kesehatan Pk= fPp,Pt LogPk = α + β2LogPp + β3LogPt + μ ........................3
c. Pengeluaran Pemerintah di sektor transportasi Pt= fPp,Pk
LogPp = α + β2LogPk + β3LogPt + μ ........................4 Selanjutnya pada hasil estimasi variabel-variabel bebas sebagaimana disajikan
pada tabel dibawah ini :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.8 Hasil Estimasi Uji R2 Hasil Regresi Antar Variabel Bebas
Variabel Nilai R
2
y= fLogPp, LogPk, LogPt 0.619
LogPp= LogPk, LogPt 0.508
LogPk= LogPt, LogPp 0.327
LogPt= LogPp, LogPk 0.552
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R
2
y= fLogPp, LogPk,LogPt = 0.619 lebih besar dibandingkan dengan nilai R
2
dalam regresi parsial, R
2
LogPp= LogPk, LogPt = 0.508 ; R
2
LogPk= LogPt, LogPp = 0.327 ; dan R
2
4.2.3.2 Autokorelasi
LogPt= LogPp, LogPk=0.552. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model y= fLogPp,
LogPk, LogPt tidak ditemukan adanya multikolinieritas.
Autokorelasi merupakan gangguan pada fungsi regresi berupa korelasi diantara faktor gangguan error term. Autokorelasi dapat diketahui melalui uji
Durbin-Watson D-W Test, yaitu pengujian yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi dalam model estimasi. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam uji DW adalah sebagai berikut :
1 Menentukan hipotesis yang akan diuji. 2 Penentuan level pengujian di mana α = 5
3 Penentuan statistik pengujian Durbin-Watson. 0 dw dl
: tidak ada autokorelasi positif dl
≤dw≤du : ragu-ragu inconclusive
dudw4-dl : ragu-ragu inconclusive
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4-dl ≤dw≤4
: tidak ada autokorelasi negatif du
≤dw≤4-du : tidak ada autokorelasi negatif maupun positif.
Uji Durbin-Watson Uji D-W Hipotesa :
H0 : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi Ha : ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi
k=3 ; n=18 ; α=5 ; maka dl = 0,9331 ; du = 1,6961. Keputusan:
Berdasarkan hasil regresi dapat diperoleh bahwa dw-hitung = 2,059431 berada pada posisi du DW 4-du 1,6961 2,059431 2,3039. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokolerasi negatif ataupun autokorelasi positif dalam pengujian dengan tingkat kepercayaan 95.
4.2.3 Analisis Data Primer
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan telah diperoleh komposisi dari responden berdasarkan umur adalah :
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur Tahun Jumlah Orang
0-15 -
16-25 8
26-35 14
45-55 6
55-65 2
65 dan seterusnya -
Jumlah 30
Sumber : Data Primer diolah, 2012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan pada tabel 4.10 dapat dilihat hasil penelitian lapangan yang diperoleh dari hasil tanggapan responden sebagai berikut :
1. Tanggapan responden mengenai kesesuaian anggaran pemerintah untuk
sektor publik dengan fasilitas publik yang didapatkan menjawab sesuai
36,67 dan tidak sesuai 63,33.
2. Tanggapan responden mengenai kesesuaian fasilitas publik dengan
harapan masyarakat menjawab sesuai 46,67 dan tidak sesuai 53,33.
3. Tanggapan responden mengenai perlunya tambahan anggaran pada sektor
publik untuk memperbaiki fasilitas publik menjawab perlu 70 dan tidak perlu 30.
4. Tanggapan responden mengenai kondisi fisik bangunan fasilitas publik
menjawab baik 56,67 dan menjawab kurang baik 43,33.
5. Tanggapan responden mengenai kebersihan lingkungan fasilitas publik
menjawab bersih 23,33 , menjawab kurang bersih 53,33, menjawab
tidak bersih 16,67 dan menjawab sangat tidak bersih 6,67.
6. Tanggapan responden mengenai ketersediaan fasilitas tambahan pada
barang publik menjawab lengkap 50 , menjawab kurang lengkap
33,33, dan menjawab tidak lengkap 16,67.
Maka dari hasil penelitian lapangan diatas diketahui :
a.
Menurut jawaban responden bahwa kesesuaian antara anggaran pemerintah pada sektor-sektor publik adalah masih tidak sesuai dengan
fasilitas publik yang didapatkan masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden
No. Keterangan
Jumlah orang
Persen
1. Kesesuaian anggaran dengan fasilitas publik
a. Sangat sesuai -
- b. Sesuai
c.Kurang sesuai d.Tidak sesuai
e. Sangat tidak sesuai 11
- 19
- 36,67
- 63,33
- 2.
Kondisi fasilitas sudah sesuai harapan masyarakat a. Sangat sesuai
- -
b. Sesuai c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai e. Sangat tidak sesuai
14 -
16 -
46,67 -
53,33 -
3. Tambahan alokasi anggaran sektor publik
a. Sangat Perlu -
- b.
Perlu c.
Kurang perlu d.
Tidak perlu e.
Sangat tidak perlu 21
- 9
- 70
- 30
- 4.
Kondisi fisik barang publik a. Sangat baik
- -
b. Baik 17
56,67 c. Kurang baik
13 43,33
d. Tidak baik -
- e. Sangat tidak baik
- -
5. Kebersihan lingkungan fasilitas publik
a. Sangat bersih -
- b. Bersih
7 23,33
c. Kurang bersih 16
53,33 d. Tidak bersih
5 16,67
e. Sangat tidak bersih 2
6,67 6.
Ketersediaan fasilitas tambahan a. Sangat lengkap
- -
b. Lengkap 15
50 c. Kurang lengkap
10 33,33
d. Tidak lengkap 5
16,67 e. Sangat tidak lengkap
- -
Sumber: Data Primer diolah, 2012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b.
Barang atau fasilitas publik yang digunakan masyarakat belum sesuai dengan harapan masyarakat.
c.
Bahwa diperlukan adanya tambahan anggaran pada sektor publik untuk memperbaiki fasilitas publik.
d.
Kondisi fisik bangunan fasilitas publik yang digunakan masyarakat adalah baik.
e.
Kebersihan lingkungan dari fasilitas publik yang digunakan masyarakat dalam kondisi kurang bersih.
f.
Dan lengkapnya ketersediaan fasilitas tambahan yang terdapat pada barang publik yang digunakan masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan atas hasil penelitian pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor publik terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan, maka
penulis menyimpulkan sebagai berikut : 1.
Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Pendidikan mempunyai hubungan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan. Koefisien regresi variabel
Pengeluaran Sektor Pendidikan sebesar 4.935 menunjukan bahwa dengan naiknya Pengeluaran Sektor Pendidikan sebesar 1 persen akan menaikkan
Pertumbuhan Ekonomi sebesar 4.935 persen, ceteris paribus. 2.
Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Kesehatan mempunyai pengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan. Koefisien regresi variabel
Pengeluaran Sektor Kesehatan sebesar 1.548 menunjukan bahwa dengan naiknya Pengeluaran Sektor Kesehatan sebesar 1 persen akan menaikkan
Pertumbuhan Ekonomi sebesar 1.548 persen, ceteris paribus. 3.
Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Transportasi mempunyai hubungan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan. Koefisien regresi
variabel Pengeluaran Sektor Transportasi sebesar 12.199 menunjukan bahwa dengan naiknya Pengeluaran Sektor Transportasi sebesar 1 persen akan
menaikkan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 12.199 persen, ceteris paribus. 4.
Dari hasil penelitian lapangan sesuai dengan jwaban responden dapat diketahui :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Masih tidak sesuainya antara alokasi anggaran pemerintah pada sektor-
sektor publik dengan fasilitas publik yang didapatkan masyarakat. b.
Barang atau fasilitas publik yang digunakan masyarakat belum sesuai dengan harapan masyarakat.
c. Diperlukan tambahan alokasi anggaran pada sektor publik untuk
memperbaiki atau menambah fasilitas publik. d.
Kondisi fisik bangunan fasilitas publik yang digunakan masyarakat adalah baik.
e. Kebersihan lingkungan dari fasilitas publik yang digunakan
masyarakat dalam kondisi kurang bersih. f.
Dan adanya ketersediaan fasilitas tambahan yang cukup lengkap yang terdapat padabarang publik yang digunakan masyarakat.
5.2 Saran