seperti pada tahun 2010 yang mencapai 180577 Juta Rupiah. Pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan disalurkan kepada masyarakat melalui fasilitas-
fasilitas kesehatan milik negara pemerintah, seperti puskesmas dan rumah sakit umum. Berikut adalah tabel banyaknya fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh
pemerintah di Kota Medan :
Tabel 4.5 Fasilitas Kesehatan Pemerintah di Kota Medan
Tahun Puskesmas
Rumah Sakit 2006
39 8
2007 39
8 2008
39 10
2009 39
8 2010
39 9
Sumber: BPS Kota Medan
c. Transportasi
Pembangunan infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan bagian penting dari pembangunan di semua wilayah. Infrastruktur
dapat memicu pembangunan suatu kawasan. Disparitas kesejahteraan antar wilayah juga dapat dilihat dari kesenjangan infrastruktur yang terjadi diantaranya.
Penelitian ini membahas sektor infrastruktur dalam bidang transportasi. Transportasi merupakan pemenuhan dasar kebutuhan infrastruktur. Prasarana
jalan sebagai urat nadi kelancaran lalu lintas di darat. Lancarnya arus lalu lintas akan sangat menunjang perkembangan ekonomi suatu daerah. Besarnya
pengeluaran pemerintah pada sektor ini akan mendukung perkembangan ekonomi di wilayah tersebut. Berikut adalah tabel perkembangan pengeluaran belanja
publik pemerintah pada sektor transportasi :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.6 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Sektor Transportasi Kota Medan
Tahun 1993-2010
Tahun Pengeluaran Transportasi Milyar Rupiah
1993 27684000000
1994 19230000000
1995 21826000000
1996 23598000000
1997 25582000000
1998 21129000000
1999 28111000000
2000 27917000000
2001 42924000000
2002 67924000000
2003 85312601000
2004 90124091920
2005 94700167000
2006 91295875000
2007 91330185000
2008 96901490000
2009 224381208000
2010 244066024000
Sumber: BPS Kota Medan
Besarnya anggaran pemerintah ini akan menunjukkan bentuk kepedulian pemerintah terhadap kondisi sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat,
dimana sektor trasportasi dilihat sebagai salah satu penunjang aktivitas masyarakat sehari-hari. Pengeluaran pemerintah pada sektor transportasi terus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
meningkat karena sektor ini dianggap sebagai sektor pendorong kegiatan aktivitas ekonomi. Pengeluaran pemerintah sektor transportasi ini hanya menurun pada saat
krisis ekonomi tahun 1998. Tetapi kemudian pengeluaran pemerintah pada sektor ini terus bertambah seperti pada tahun 2010 yang sudah mencapai 244066 Juta
Rupiah.
4.2 Hasil Estimasi Penelitian
4.2.1 Interpretasi Model
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah dengan menggunakan program computer E.Views 5.1 dapat dilihat hasilnya dalam
tabel dibawah :
Tabel 4.7 Hasi Regresi
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
-0.687048 11.18524
-1.668192 0.1175
LPP 4.935519
3.641995 2.155169
0.1268 LPK
1.548276 3.118635
1.096459 0.5273
LPT 12.19993
7.818752 2.560342
0.0341 R-squared
0.619959 Mean dependent var 5.032222
Adjusted R-squared 0.040665 S.D. dependent var
5.999888 S.E. of regression
5.876630 Akaike info criterion 2.272974
Sum squared resid 483.4869 Schwarz criterion
6.770834 Log likelihood
-55.15676 F-statistic 12.40202
Durbin-Watson stat 2.059431 ProbF-statistic
0.000418
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari tabel diatas dapat dibuat sebuah interpretasi sebagai berikut:
Y = -0,687 + 4,935 Pp + 1,548 Pk + 12,199 Pt
1. Nilai konstanta c sebesar -0,687 dapat diartikan jika tidak ada variabel
pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan, kesehatan, dan transportasi maka pertumbuhan ekonomi Kota Medan adalah sebesar -
0,687. Ini menunjukkan bahwa ketiga sektor tersebut termasuk faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.
2. Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Pendidikan mempunyai hubungan
positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan. Koefisien regresi variabel Pengeluaran Sektor Pendidikan sebesar 4.935 menunjukan bahwa
dengan naiknya Pengeluaran Sektor Pendidikan sebesar 1 persen akan menaikkan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 4.935 persen. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan Pengeluaran Sektor Pendidikan akan menaikkan Pertumbuhan Ekonomi.
3. Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Kesehatan mempunyai hubungan
positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan. Koefisien regresi variabel Pengeluaran Sektor Kesehatan sebesar 1.548 menunjukan bahwa
dengan naiknya Pengeluaran Sektor Kesehatan sebesar 1 persen akan menaikkan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 1.548 persen. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan Pengeluaran Sektor Kesehatan akan menaikkan Pertumbuhan Ekonomi.
4. Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Transportasi mempunyai hubungan
positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan. Koefisien regresi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
variabel Pengeluaran Sektor Transportasi sebesar 12.199 menunjukan bahwa dengan naiknya Pengeluaran Sektor Transportasi sebesar 1 persen
akan menaikkan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 12.199 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan Pengeluaran Sektor
Transportasi akan menaikkan Pertumbuhan Ekonomi.
4.2.2 Test Of Goodness of Fit Uji Kesesuaian 4.2.2.1 Uji t-statistik Uji Parsial
Hipotesis dalam uji t adalah : Ho : β = b
Ha : β ≠ b,
dimana β adalah koefisien variabel independen nilai parameter hipotesis, nilai b dianggap nol. β=0 berarti tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Kriteria pengambilan keputusan: Ho : β = 0 Ho diterima t t-tabel, artinya variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan tertentu.
Ha : β ≠ 0, Ho ditolak tt tabel, artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan tertentu. Dengan n=18; k =3, maka df=n-k-1=18-3-1=14. Maka uji t statistik pada variabel
bebasnya sebagai berikut :
a. Sektor Pendidikan
Hasil Regresi menunjukkan pengaruh variabel Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat t-hitung
sebesar 2,155 lebih besar dari t- tabel pada α = 0.05 yaitu 2,145. Hal ini berarti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
variabel Pengeluaran Sektor Pendidikan signifikan pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan pada tingkat kepercayaan 95.
b. Sektor Kesehatan