Perbedaan lain dua sistim ini, terletak pada jumlah kekerabatan dimana patrilineal hanya memiliki satu bentuk keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sedangkan matrilineal lebih
luas, selain memiliki keluarga inti ayah, ibu dan anak--red juga punya keluarga kaum extended family dan keluarga batih nuclear family.
http:myquran.orgforumindex.php?topic=20615.20;wap2
2.5. Perubahan Sosial.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial
dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi disepanjang
masa dalam setiap masyarakat
. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia
sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya
komunikasi , cara dan
pola pikir masyarakat
, faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya
konflik atau
revolusi dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,
peperangan , dan pengaruh
kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain, perkembangan IPTEK
yang lambat, sifat masyarakat yang sangat tradisional
, ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat, prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru seperti rasa takut jika
terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan, hambatan ideologis
dan pengaruh adat
atau kebiasaan.
Universitas Sumatera Utara
Kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia didalam masyarakat. Perubahan-
perubahan sosial akan terus berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi antarmanusia dan antarmasyarakat. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-
unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam unsur - unsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan. Perubahan-perubahan tersebut
dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis. http:alfinnitihardjo.ohlog.com
2.6. Beberapa teori yang berkaitan dengan perubahan sosial
. 1. Teori Konflik Conflict Theory.
Dua tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.
Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara
materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial selalu melekat pada struktur masyarakat.
Teori ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau tetap adalah konflik sosial bukan perubahan sosial. Karena perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena konflik
berlangsung terus menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya http:alfinnitihardjo.ohlog.comteori-teori-perubahan-sosial.oh112689.html.
Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih menitik-beratkan pada hal berikut ini: a.
Setiap masyarakat terus-menerus berubah. b.
Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
c. Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik.
d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh
golongan yang lainnya.
2. Teori Fungsionalis Functionalist Theory . Teori ini diperkenalkan oleh Auguste Comte, Herbert Spencer dan Emile Durkheim.
Emile Durkheim 1858-1917 dalam seorang ahli sosiologi Perancis dalam Durkheim 1915,
1964 mengatakan bahwa konsep teori ini berkembang dari cultural lag kesenjangan budaya. Teori Fungsionalis menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak lepas dari hubungan antara
unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Menurut teori ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat. Sementara unsur yang lainnya tidak dapat mengikuti
kecepatan perubahan unsur tersebut. Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial atau
cultural lag .
http:alfinnitihardjo.ohlog.comteori-teori-perubahan-sosial.oh112689.htm. Para penganut Teori Fungsionalis lebih menerima perubahan sosial sebagai sesuatu yang
konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Perubahan dianggap sebagai suatu hal yang mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan ini berhenti pada saat perubahan itu
telah diintegrasikan dalam kebudayaan. Apabila perubahan itu ternyata bermanfaat, maka perubahan itu bersifat fungsional dan akhirnya diterima oleh masyarakat, tetapi apabila terbukti
disfungsional atau tidak bermanfaat, perubahan akan ditolak. Tokoh dari teori ini adalah William Ogburn
. Secara lebih ringkas, pandangan Teori Fungsionalis adalah sebagai berikut:
a. Setiap masyarakat relatif bersifat stabil. b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
c. Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi. d. Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama konsensus di kalangan
anggota kelompok masyarakat.
3. Teori Siklus Cyclical Theory Teori ini mencoba melihat bahwa suatu perubahan sosial itu tidak dapat dikendalikan
sepenuhnya oleh siapapun dan oleh apapun. Karena dalam setiap masyarakat terdapat perputaran atau siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu kebudayaan
atau kehidupan sosial merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari. Sementara itu, beberapa bentuk Teori Siklus adalah sebagai berikut.
a. Teori Oswald Spengler 1880-1936 Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat tahapan, yaitu anak-anak,
remaja, dewasa, dan tua. Setiap tahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk menjelaskan perkembangan masyarakat, bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran,
pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses siklus ini memakan waktu sekitar seribu tahun. b. Teori Pitirim A. Sorokin 1889-1968
Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini adalah kebudayaan
ideasional, idealistis, dan sensasi. 1
Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.
2 Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan dimana kepercayaan terhadap unsur adikodrati
supranatural dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal.
Universitas Sumatera Utara
3 Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan di mana sensasi merupakan tolok ukur dari kenyataan
dan tujuan hidup. c. Teori Arnold Toynbee 1889-1975
Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan akhirnya kematian. Beberapa peradaban besar menurut Toynbee telah mengalami
kepunahan kecuali peradaban Barat, yang dewasa ini beralih menuju ketahap kepunahannya. 4. Teori Diferensiasi.
Teori Emile Durkheim tentang Diferensiasi division of labor barangkali bisa juga dipakai sebagai bahan perbandingan. Durkheim berpendapat bahwa semakin majemuk suatu
masyarakat, semakin lebih memungkinkan terjadinya diferensiasi. Ia mencontohkan, jika keluarga misalnya mengambil segala macam pendidikan dan semua unit pekerjaan, padahal di lain pihak
masyarakat semakin sophisticated, maka dibutuhkan institusi lain yang mengambil porsi pekerjaan dalam keluarga itu. Kondisi semacam ini menimbulkan kesulitan dalam masyarakat yang sudah
terikat dengan norma, dan terjadilah anomic karena ikatan keluarga menjadi renggang, pendidikan harus dilakukan diluar. Sebab keluarga itu tidak bisa mendidik lagi, terjadilah proses diferensiasi
yang menekankan suatu perubahan. http:alfinnitihardjo.ohlog.comteori-teori-perubahan-sosial.oh112689.html.
2.7. Kajian Perubahan Sosial dalam Pembangunan