Xiao Berbakti Beberapa Pandangan dan Gambaran tentang Budaya orang Tionghoa di Medan terhadap Orang Tua.

4.3. Beberapa Pandangan dan Gambaran tentang Budaya orang Tionghoa di Medan terhadap Orang Tua.

Akar kebudayaan orang Tionghoa sangat dipengaruhi oleh ajaran Tao dan Kongfusianisme. Kita ketahui bahwa China tadinya adalah Negara komunis yang tidak mengakui adanya Tuhan dan tidak mengizinkan adanya agama. Sehingga penduduknya mengacu kepada ajaran Lao Zi dan Kong Hu Cu. Observasi dan pengetahuan umum yang diketahui penulis yaitu bahwa banyak penduduk Indonesia keturunan Tionghoa yang tadinya sebenarnya beragama Kong Hu Cu dan Tao dan Tua Pe Kong, tetapi karena di masa Orde Baru, Indonesia tidak mengakui adanya agama tersebut, sehingga orang-orang Tionghoa di Indonesia yang beragama Kong Hu Cu maupun Tao dan Tua Pe Kong, mengakui dirinya beragama Buddha. Dari beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat diringkaskan bahwa budaya Tionghoa yang dikenal oleh sebagian besar orang Tionghoa Medan adalah antara lain :

4.3.1. Xiao Berbakti

Hasil beberapa wawancara peneliti dengan informan dapat ditarik pendapat bahwa, Berbakti Xiao dalam masyarakat tradisional Tionghoa berarti rasa terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan suatu kehidupan, bertugas dan berkewajiban untuk membayar orang tuanya karena telah melahirkan dan membesarkannya. Ini berarti menghormati cinta dan tanpa kompromi bagi orang tua seseorang dan ketaatan total kepada orang tua. Ini juga berarti menghormati orang tua setelah kematian mereka Dalam ajaran Kong Hu Chu, seseorang diwajibkan berbakti pada orang tua. Hal itu dilakukan dengan memberi sujud, terutama pada saat peristiwa-peristiwa istimewa seperti pada saat upacara perkawinan dan upacara keagamaan. Pada saat acara pernikahan, kedua mempelai diwajibkan bersujud kepada orang tua masing-masing sebagai tanda terima kasih atas jasa membesarkan mereka. Menurut Kong Hu Chu, terdapat harmoni yang alami antara tubuh dan Universitas Sumatera Utara pikiran. Jika sebuah gerakan diekspresikan oleh tubuh, maka gerakan tersebut akan ditransfer kepada pikiran. Pada saat bersujud, tubuh diletakkan ke posisi yang terendah, maka perasaan hormat dapat langsung diberikan sehingga berpengaruh terhadap pikiran. Gerakan itu disebut kowtow dalam bahasa hokkian. Hal itulah yang menyebabkan sikap memberi hormat dalam masyarakat Tionghoa dianggap sangat penting, sebab sikap hormat diperlukan untuk membentuk masyarakat yang baik, http:web.budaya-tionghoa.nethome964-pengetahuan-umum-tentang-tao. Ada pepatah Tionghoa yang mengatakan bahwa Zun lao ai you 尊老爱幼 www.chinese- names.netphrase尊老爱幼, artinya hormati yang tua, sayangi yang muda. Bakti kepada orang tua adalah bagian utama dari budaya Tionghoa, dan bukan dalam arti bakti seperti yang diajarkan agama Buddha, jika ajaran Kong Hu Cu bahwa berbakti kepada orang tua harus sepanjang masa, sedangkan ajaran agama Buddha lebih menekankan kesucian dan kesetiaan kepada seseorang Sang Pencipta, dimana seorang yang mau lebih mendalami agama Buddha sampai harus meninggalkan keluarganya untuk pergi bertapa. http:media.isnet.orgiptek100KongHuCu.html Tetapi sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup, maka budaya Tionghoa juga sedikit banyak mengalami perubahan, dimana dalam masa sekarang, penerapan cara berbakti bisa berubah sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Kong Hu-Cu seorang filosof besar Tionghoa. Da dialah orang pertama pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Tionghoa yang paling mendasar. Filosofinya menyangkut moralitas seseorang dan konsepsi suatu pemerintahan tentang cara-cara melayani rakyat dan memerintahnya lewat tingkah laku teladan telah mendarah daging dalam kehidupan dan kebudayaan orang Tionghoa selama lebih dari dua ribu tahun. Lebih dari itu juga berpengaruh terhadap sebahagian penduduk dunia lain. Universitas Sumatera Utara Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu juga: Kong Fu Tze atau Konfusius dalam bahasa mandarin, istilah aslinya adalah Rujiao 儒教 yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut http:media.isnet.orgiptek100KongHuCu.html. Kata kunci sebagai ajaran Kongfucu yang utama adalah kesatyaan, firman, harmoni dan kebajikan. Satya atau tiong menurut agama Konghucu berarti kesetiaan. Kesetiaan dalam arti memegang teguh dan melaksanakan segala ajaran Thian Tuhan yang disampaikan melalui firmanNya. Satya merupakan salah satu esensi ajaran tentang delapan kewajiban manusia. Firman Tuhan atau Thian ming adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh Thian untuk mencapai hidup yang harmonis. Harmoni atau hoo menurut agama Konghucu adalah hidup yang menyeimbangkan antara yin dan yang, dengan senantiasa berpegang teguh pada firman Thian. Setiap umat Konghucu harus melaksanakan dan memahami pat tik atau ajaran mengenai delapan kewajiban insani yaitu hao’berbakti’, tee ‘rendah hati’, tiong ‘satya’, lee ‘susila’, gie‘ menjunjung kebenaran’, lian ‘suci hati’, sien’dapat dipercaya’, thee ‘tahu malu atau mengenal harga diri’. Delapan kewajiban tersebut harus dipahami dan dilaksanakan untuk mengasah watak sejati pada setiap diri manusia. Watak sejati ini disebut juga yang. Dalam mengarungi kehidupan, manusia tidak lepas dari pengaruh-pengaruh buruk di lingkungan sekitarnya. Pengaruh buruk ini memunculkan sifat-sifat kebinatangan yakni emosi, nafsu, keinginan dan sebagainya. Sifat –sifat buruk ini disebut yin. Oleh sebab itu manusia harus mampu membina diri untuk mencapai hidup yang harmoni dengan menjaga keseimbangan yin dan yang. http:media.isnet.orgiptek100KongHuCu.html Universitas Sumatera Utara Kebajikan merupakan jalan seseorang yang disebut kuncu, yakni manusia yang mampu mengamalkan kebajikan dalam hidupnya selalu mengasihi sesama dan berusaha hidup dalam kebaikan. Berbakti kepada orang tua menurut ajaran Kong Hu Cu adalah : “Memiliki orang tua kedua orang tua, perhatikan apa kehendaknya, tidak memiliki orang tua, perhatikan apa yang telah diketahui.” http:media.isnet.orgiptek100KongHuCu.html Yang dimaksud dengan kehendaknya dan atau telah diketahui adalah mempertahankan kelangsungan hidup sesuai sejalan dengan proses hukum keseimbangan alam. Usaha mempertahankan kelangsungan hidup, sebaiknya hanya melakukan hal-hal yang mengundang penilaian lingkungan masyarakat tetangga teman, bahwa dirinya memiliki kasih sayang pada sesama manusia. “Kewajiban kedua orang tua hanya sekedar ingin mengingatkan, jadi jangan menafsirkan setiap nasehat ucapan dari kedua orang tuamu sebagai perintah yang harus diikuti sepenuhnya, tetapi harus dapat memahami apa yang tersirat dalam nasehat ucapan dari kedua orang tuamu, selalu menghargai nasehat ucapan dari kedua orang tuamu dan jangan sekali-kali memaksakan kehendakmu kepada kedua orang tuamu. Sebagai anak seharusnya sanggup bekerja keras tanpa mengeluarkan ucapan yang bernada keluhan. http:media.isnet.orgiptek100KongHuCu.html Pada saat kedua orang tuamu masih hidup, jangan bertindak seolah-olah mereka telah tiada, karena itu senantiasa wajib melakukan komunikasi dengan mereka. Janganlah kamu meminta orang tuamu berubah sekalipun dalam waktu 3 tahun, Boleh dikata kewajibanmu adalah memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang sampai akhir hayat mereka. Universitas Sumatera Utara ‘Telah bertahun-tahun tumbuh dan berkembang bersama kedua orang orang tuamu, tidak mungkin tidak memahami mereka pula, Dekatkanlah dirimu, maka kebahagiaan selalu bersamamu dan ingatlah, bahwa kedua orang tuamu adalah sosok untuk selalu ditakuti pula. http:erabaru.netcerita-budi-pekerti71-cerita-budi-pekerti1107-konghucu-mengenai-berbakti- kepada-orang-tua. Menurut pendapat Bapak Acek nama samaran bahwa berbakti kepada orang tua adalah sangat penting, tetapi jika keadaan tidak memungkinkan, maka beliau akan dengan senang hati menempati panti lansia, suatu tempat yang dikenalnya dengan baik. Apapun pandangan orang, yang terpenting adalah diri kita bisa menerima dan dengan senang hati melewatinya. Bapak Acek menurut penulis, adalah contoh orang tua yang lebih mementingkan kepentingan anak dibanding kepentingan pribadinya. Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa berbakti dalam uraian di atas adalah berbakti, hormat dan sayang kepada orang tua, bukan saja kepada orang tua sendiri, tetapi juga kepada orang yang lebih tua dari kita. Dan semua ajaran tentang berbakti kepada orang tua sendiri maupun kepada orang yang lebih tua dari kita, dengan bisa berusaha berbakti kepada yang lebih tua maupun kepada sesame, tentu kita akan lebih berbahagia.

4.3.2. Memuja Leluhur